Airin sudah pindah ke rumah mertuanya. Dia tidak lagi tinggal di rumah kontrakannya. Wajahnya tampak berbinar-binar setelah masa libur yang diberikan kepala sekolah atas pernikahannya berakhir.
"Duh, pengantin baru auranya beda sekali" goda Aira.
"Ish, apaan sih, Ra. Kayak kamu nggak pernah mengalaminya saja" ujar Airin sewot. Aira hanya tersenyum geli melihat sahabatnya itu tersipu malu.
"Ra, kamu minta izin dengan Azzam. Pulang bareng aku aja, aku bawa mobil lho, jadi kita bisa makan-makan di luar. Aku lagi kepingin makan sop buntut" ujar Airin.
"Eh, jangan-jangan kamu sedang ngidam ini" seru Aira senang.
"Kayaknya, sih. Tapi aku belum periksa, Ra" ucap Airin.
"Buruan beli test pack aja, Rin" saran Aira.
"Iya ... Nanti kamu temani aku, ya" ujar Airin tersenyum. Semoga saja dia memang positif hamil. Ammar pasti bahagia sekali.
Aira pun meminta izin kepada Azzam untuk pulang bersama Airin.
"Sayang, kalian memangnya mau ke mana?" tanya Azzam di seberang sana.
"Mas, Airin lagi kepingin makan sop buntut. Ngidam kayaknya" jawab Aira.
"Ya, udah. Hati-hati. Langsung pulang, jangan mampir ke mana-mana lagi" warning Azzam.
"Iya, Mas. Makasih, ya" ucap Aira tersenyum bahagia setelah menutup panggilan telponnya.
"Gimana? Azzam kasih izin?" tanya Airin menanti jawaban Aira.
"Iya, itu karena kamu membawa mobil. Kalau pake motor dia nggak kasih izin, takut aku jatuh gitu" jawab Aira.
"Mas Ammar juga sebenarnya nggak kasih izin aku untuk membawa mobil. Tapi karena dia sedang nggak bisa mengantar-jemput, ya, dengan terpaksa dia suruh aku bawa mobil, deh" cerita Airin.
"Sejak kapan kamu bisa bawa mobil, Rin?" tanya Aira curiga.
"Udah lama lagi, Ra" jawab Airin tersenyum.
Mereka berdua menanti bel pulang sekolah berbunyi. Airin sudah tidak sabar lagi untuk makan sop buntut.
***
Aira dan Airin pun mampir ke rumah makan yang menjual sop buntut. Benar-benar ngidam nih, Airin.
"Disini katanya paling enak, Ra" ujar Airin semangat 45 menikmati sop buntut pesanannya.
"Aku sukanya soto babat, Rin. Kemarin aku beli di Bagio" cerita Aira.
"Emm, emang enak soto babat Bagio, aku juga pernah makan di sana" timpal Airin sambil menghirup kuah sop.
"Ya, Allah. Melihat kamu makan kok enak banget, ya" seru Aira. Airin hanya mesem-mesem.
Sambil menikmati menu pilihan masing-masing, Aira pun mengedarkan pandangannya di dalam rumah makan itu. Matanya berhenti pada satu meja yang ditempati oleh seorang wanita berjilbab seperti dirinya.
"Kok, kayak si Ning, ya" gumam Aira sambil menatap ke arah meja wanita itu.
"Siapa, Ra?" tanya Airin sambil matanya melihat ke tempat yang sama dengan yang Aira lihat.
"Itu, lho. Wanita yang memakai jilbab marun itu bukannya Ningrum" jawab Aira.
"Eh, iya benar itu Ningrum teman SMA kita dulu kan" timpal Airin menyakinkan bahwa apa yang mereka lihat tidaklah salah.
"Kita panggil, yuk" tawar Aira. Airin mengangguk setuju.
"Ning ... Ningrum!" panggil Airin ke arah meja wanita tersebut. Wanita berjilbab marun itu pun menoleh ke arah sumber suara yang memanggilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh di Masa Lalu √{Complete}√
RomanceBagaimana rasanya bertemu lagi dengan laki-laki yang sangat kamu benci sewaktu kuliah? Meskipun laki-laki itu tampan dan terkenal di kampusnya. Humaira Salsabila harus mengalaminya. Dia bertemu kembali dengan laki-laki yang sangat dia benci sewaktu...