"Hufft" Azzam baru saja selesai menangani pasien. Sekarang ia berada diruangan pribadinya. Azzam memejamkan matanya sambil menyenderkan kepala dikursi kerjanya guna menghilangkan penat.
Drrt drrtt drttt..
Azzam membuka matanya dan melihat ada panggilan masuk di handphone nya
"Mamanya Leta?" Tanya Azzam pada dirinya sendiri. Ia langsung mengangkat telepon dari Mala tersebut."Halo, dokter?" Terdengar suara Mala disebrang sana.
"Halo, iya ada apa?"
"Ada yang bisa saya bantu?" Sambung Azzam bertanya.
"Saya cuma mau kasi tau kalo Leta pingsan lagi dok, saya bingung gak tau harus ngapain. Emang dari tadi pagi dia udah lemes. Tapi dia maksa buat skolah, saya khawatir sama kondisi leta dok" Jelas Mala panjang lebar dengan suara yang terdengar seperti orang khawatir.
Saat Leta diskolah ia terus merasakan pusing dikepalanya, ia hanya berkata bahwa ini sakit kepala biasa pada teman-temannya, agar mereka tidak merasa khawatir dengan kondisinya. ia harus menahan rasa sakit itu, ketika berada di sekitar orang-orang yang ia sayang. Ia tidak ingin terlihat lemah meskipun ia tahu itu sangat menyakitkan.
"Sekarang dia sudah sadar?"
"Alhamdulillah sudah, tapi dia masih lemes. Saya perlu dokter buat periksa kondisi nya Leta, saya takut terjadi sesuatu sama dia" Mohon Mala agar Azzam menuruti permintaannya.
"Sekarang saya kesana, ibu kirim alamatnya ke saya" ucap Azzam sambil bergegas keluar ruangannya.
Tin tin tinnn...
"Kayaknya itu Azzam" ucap Mala yang mendengar suara klakson di halaman rumahnya.
"Azzam?" Tanya Leta heran saat Mala menyebut nama Azzam.
"Iya, mama nyuruh dia datang kerumah buat periksain kamu" jawab Mala.
"Mah, ngapain si pake nyuruh tuh dokter kesini" ucap Leta melas.
"Yaudah sih Leta, lagian orangnya udah ada disini"
"Kan gak mungkin disuruh pulang lagi" sambungnya.
Tok tok tok...
"Assalamualaikum" ucap Azzam memberi salam.
"Waalaikumsalam" jawab mala setalah membukakan Azzam pintu.
"Silahkan masuk " ucap Mala tersenyum sambil memiringkan badannya untuk mempersilahkan Azzam masuk kedalam rumah. Azzam pun menyambutnya dengan anggukan dan senyum manis. Bahkan sangat manis.
"Kamar Leta diatas" ucap Mala pada Azzam sambil berjalan ke lantai dua yaitu letak kamar Leta.
Ceklek
Mala memasuki kamar Leta diikuti Azzam dibelakangnya. Mala duduk disamping kasur Leta sambil mengecup kening putrinya itu.
"Leta" ucap Mala sambil mengelus rambut leta dengan lembut.
"Hai" sapa Azzam pada Leta dengan senyum manis.
Entah apa yang terjadi pada dirinya. Ini pertama kalinya Azzam menyapa seorang perempuan dengan senyum manis seperti itu. Mungkin dia sudah terhipnotis dengan Leta.
"Ish" Leta hanya memalingkan wajahnya.
"Gak boleh gitu dong sayang" ucap Mala mengingatkan Leta.
"Mah,aku tuh udah sehat, ngapain pake dipriksa segala" ujarnya.
"Muka pucat gitu dibilang sehat. Kalo udah sehat emang kamu udah bisa loncat?" tanya Azzam bercanda. Bahkan ini pertama kalinya Azzam membuka obrolan dengan candaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LetAzam Love Story
General Fiction"Lo pernah mikir gak sih?! Kalo ternyata cewek yang lo sakitin itu. Hatinya udah pernah hancur karna ayahnya?!" Ia mengucapkan kalimat itu dengan emosi yang menggebu-gebu. Setelah pertemuan Leta dan Azzam, entah kenapa, ia merasa nyaman ketika berad...