Kedelapan: Bebas

316 52 7
                                    

Cr pics: pinterest

Ruangan itu kembali dipenuhi oleh pancaran sirene merah, Jaehyun dan Eunwoo yang masih berada di ruangan yang sama, terkejut. Apa ini artinya, Jeno sudah sampai pada tujuannya? Dia akan segera membuka pintu?

Akan tetapi, pintu tidak segera terbuka. Jaehyun menatap khawatir ke arah Eunwoo. Pikirannya sudah bercabang ke mana-mana, Jeno, adiknya itu, apa akan berhasil keluar atau tidak? Belum juga Eunwoo dapat menenangkan Jaehyun dengan ucapannya, beberapa bodyguard yang memakai jas dan kacamata hitam memasuki ruangan tempat Jaehyun dan Eunwoo berada. Dari balik mereka, muncul Kim Doyoung, dia sudah sangat marah karena subjeknya hampir berhasil untuk kabur. Para bodyguard sudah menutupi pintu keluar mereka, sekarang tersisa Jeno yang entah sekarang sudah berada di ruang panel kontrol atau malah sudah meninggal berkat hawa panas di ventilasi.

"Lihat siapa di sini? Dua sejoli." ucap Doyoung dengan nada mengejeknya. "Kalian pikir, bisa dengan mudah kabur, hanya dengan adikmu, Jung Jaehyun, mengkhianati kami dan membantu kalian melarikan diri?"

Doyoung melipat tangannya di dada, "Kalian ini sangat tidak berterima kasih ya, aku sudah merawat kalian dari sandang, pangan, dan papan, inikah balasan kalian? Pekerjaan kalian hanya satu, berdiam menunggu kloning kalian terbentuk, daripada yang lainnya harus bekerja berat untuk mendapatkan sesuap nasi. Kalian sama sekali tidak bersyukur karena itu?"

Dengan tegas Eunwoo melangkahkan kakinya maju, "Ini bukan kerja! Lebih baik kerja berat di luar sana, daripada bekerja sebagai budak seorang yang melakukan penjualan manusia secara ilegal! Kau bukan manusia! Tapi, kau satu kaum dengan para iblis di neraka!"

"Kau pikir dengan membalasku begitu bisa membantumu keluar, tidak." balas Doyoung yang kemudian melayangkan perintah kepada pria-pria berjas  untuk menangkap mereka kembali.

Tapi, sepertinya kali ini adalah hari keberuntungan bagi Jaehyun dan Eunwoo.

Suara ledakan besar terdengar dari arah belakang gedung, otomatis ini membuat seluruh pintu terbuka dan mengeluarkan suara sirene. Melihat ada kesempatan, Jaehyun menggenggam tangan Eunwoo lalu berlari menerobos para bodyguard melewati pintu. Keduanya berlari menjauhi gedung itu, dari kejauhan terdengar Doyoung memerintahkan bodyguardnya untuk menembakkan pistol. Belum sempat mereka menembakkan peluru, gedung meledak seluruhnya.

Peristiwa itu mengejutkan Eunwoo, apalagi Jaehyun. Adiknya masih di dalam sana....

"Jeno..."

Jaehyun melihat itu tidak terima akan apa yang sudah menjadi kenyataannya.

"Tidak, tidak, jangan...!" Jaehyun melihat ke arah Eunwoo. "Aku akan kembali ke sana dan mencari Jeno...!"

"Tidak!"

Tanpa memikirkan apapun lagi, Eunwoo menahan kuat lengan Jaehyun dari berlari kembali menuju kobaran api yang begitu besar nyalanya. Tangannya gemetar menggenggam tangan Jaehyun, suaranya bergetar dan matanya berair.

"Tolong, jangan!" Eunwoo memukul bahu Jaehyun dengan pelan beberapa kali, "Tolong! Aku tidak mau.... berpisah lagi. Kenapa kau tidak paham?! Maaf aku memang egois! Kau seharusnya mementingkan adikmu, tapi.... aku,..."

Eunwoo terbata-bata dalam mengucapkan kalimat itu, padahal sudah ada di ujung lidah.

"Yang penting jangan ke sana lagi!" teriak Eunwoo lagi. "Yang penting sekarang kita lari. Ayo!"

Kesedihan Jaehyun dikesampingkan, ia bersama Eunwoo kini berjalan meninggalkan gedung laboratorium besar itu menggunakan kereta subway. Penampilan mereka membuat perhatian seluruh penumpang subway mengarah pada mereka. Bagaimana tidak? Mereka masih menggunakan pakaian layaknya pasien rumah sakit dan sekarang berada di dalam sebuah transportasi umum.

☑️ 2398 [ 𝙅𝙖𝙚𝙝𝙮𝙪𝙣 X 𝙀𝙪𝙣𝙬𝙤𝙤 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang