Cinta merupakan satu kata yang indah yang memberikan kenyamanan terhadap seseorang. Ketika cinta itu hadir, maka akan mempengaruhi sikap dan kebiasaan seseorang. Cinta kepada sesuatu terkadang membuat diri ini melakukan apapun. Segala hal yang terbaik di atas segalanya senantiasa dijalankan untuk memperjuangkan apa yang dicintainya. Betapa mudahnya cinta menggerogoti hati dan pikiran manusia.
Berbicara tentang cinta tentunya bukan dilihat dari satu sisi saja. Berbicara tentang cinta bukan hanya membicarakan rasa suka dengan lawan jenis. Tetapi cinta itu banyak makna dan objek yang dicintai pun beragam. Ada cinta kepada orang tua, cinta kepada saudara, cinta kepada sahabat, cinta kepada lingkungan, dan lainnya. Bahkan jika sudah terlalu menyenangi sesuatu tentunya akan melahirkan cinta. Katakanlah senang pada mata kuliah manajemen keuangan, tentunya ketika mengikuti mata kuliahnya maka akan dijalani dengan penuh cinta.
Cinta jika ditempatkan pada tempatnya maka akan membuahkan hasil yang maksimal. Jadi jangan labuhkan cintamu dalam hal yang salah ya. Jangan juga terlalu larut dalam mencintai karena nanti akan berujung sakit.
Dalam tulisan ini, aku ingin bercerita tentang cinta. Ya... Cinta yang kudapat di bangku kuliah. Jika membandingkan makna cinta sebelum aku kuliah dan di saat kuliah ternyata banyak perbedaan. Cinta yang dulunya selalu kuperjuangkan ternyata adalah cinta yang salah. Tetapi, satu saat aku dipertemukan dengan banyak orang yang mengajarkanku cinta yang sesungguhnya. Syukurlah karena Allah selalu memberi jalan agar tidak terlalu larut dalam cinta yang salah itu.
Awalnya memang sulit beradaptasi dan berdamai dengan perasaan ini, kecondongan antara yang salah dan benar jika dipersentasekan 80 persen dan 20 persen. Tetapi tentunya harus dilewati, tidak semua bisa di jalani dengan instan. Ada banyak kerikil-kerikil tajam yang harus dilalui.
Hingga saatnya aku dipertemukan dengan yang namanya "Jalan Dakwah". Yaah... Di jalan dakwah ini aku menemukan Cinta. Cinta yang sesungguhnya.
Di jalan dakwah ini, aku mulai belajar banyak hal. Banyak kisah yang terukir selama menjadi aktivis dakwah. Perjuangan, kerja keras, tanggung jawab, air mata, kebahagiaan, kebersamaan, canda tawa, cinta, bahkan terkadang baper. Yah, itulah beragam rasa yang hadir.
Aku menuliskan satu kalimat dalam buku "Aktivis Dakwah, Bukan Sekedar Nama" bahwa seseorang tidak akan bisa bercerita tentang dakwah, jika orang itu tidak pernah terlibat di dalamnya. Apa kemudian maksud dari kalimat tersebut? Seseorang boleh saja menilai sesuatu dari pandangan pertama, tetapi dari persepsi aku sendiri, kebenaran dari pandangan pertama itu sangat jauh ketika betul-betul kita menekuni sesuatu. Seseorang tidak boleh menilai bahwa orang yang bergelut dalam lembaga dakwah adalah orang-orang yang hanya numpang nama di lembaga tersebut karena lembaga dakwah itu orang-orangnya santai dan tak ada tujuan yang jelas. Ini sudah terbantahkan dari kalimat di atas.
Seseorang pernah bertanya kepadaku "Dek, mau tahu apa yang membuat kita senang berada dalam jalan dakwah?" Langsung saja kujawab dengan spontan "Banyak saudari yang mengajak dalam kebaikan kak".
Beliau menjawab dengan senyuman dan berkata "Masya Allah, salah satunya itu. Hal lain yang membuat kita bertahan adalah karena Cinta".
"Cinta kak?" Ucapku.
"Ya, cinta. Karena dengan hadirnya rasa cinta di jalan dakwah ini, maka kita ingin melakukan yang terbaik untuk dakwah ini". Kata beliau.
Ku balas dengan senyuman yang manis. Yaa, betul atas dasar cinta. Dengan modal cinta, kita bisa memperjuangkan dakwah ini. Dengan banyaknya ujian, dengan banyaknya bisikan-bisikan yang membuat hati terasa sesak tak akan menggoyahkan hati ini untuk berpaling dari jalan dakwah.
Cinta dalam dakwah bisa hadir karena tentunya lebih dahulu kita mencintai sang pemilik dakwah ini. Berdakwah merupakan pekerjaan Rasullullah shalallahu 'alaihi wa sallam. Masya Allah, pekerjaan mulia dari manusia yang paling mulia. Tidakkah jika dikerjakan maka apa yang ada di dalamnya juga ikut mulia?.
Ada cita-cita yang besar yang ingin kita dapatkan dari jalan dakwah ini yaitu Jannah Allah subhanahu wa ta'ala. Ketika tujuan baik, maka Allah insya Allah akan mudahkan kita menjalankan dakwah ini. Banyak ujian tetapi seberapa besar Cintamu kepada Allah, seberapa besar Cintamu untuk dakwah ini?
Tentunya kadar kecintaan kita tidak tergambarkan dari perkataan "Aku berada di Jalan dakwah ini karena aku mencintai Allah". Tetapi, upaya kita dalam menjalankan ibadah kita. Ketika ibadah kuat, maka hubungan kita dengan Allah baik. Ketika hubungan kepada Allah baik, maka pertolongan Allah jauh lebih baik.
Labuhkan cinta kita kepada yang sesungguhnya yaitu kepada sang penguasa langit dan bumi. Cukuplah ibadah kita menjadi rahasia antara kita dan Allah.
Atas dasar cinta, keistiqamahan dalam dakwah ini hadir dalam diri para pejuang dakwah. Atas dasar cinta, kata lelah bukanlah hal yang selalu menggerogoti diri para pejuang dakwah. Atas dasar Cinta, maka para pejuang menjalankan dakwah ini dengan amanah. Dan atas dasar cinta, tanpa dakwah maka diri ini tak berdaya.
Cinta kepada Allah tidak akan ada kekecewaan. Maka perjuangkanlah.
Jika lelah dengan dakwah ini, kembalikan semua kepada Allah. Allah memiliki rencana yang terbaik atas setiap hambaNya.
Semoga Allah memberikan keistiqamahan untukmu, untukku dan untuk kita semua yang senantiasa memperjuangkan agama ini.
Wallahu a'lam
KAMU SEDANG MEMBACA
Semua Atas Dasar Cinta
Short StorySebuah kisah singkat yang menceritakan bagaimana melabuhkan cinta yang tepat. Banyak kekurangan dalam tulisan ini, kami berharap ada masukan yang bisa dijadikan perbaikan untuk tulisan berikutnya. Segala kebaikan dalam tulisan ini datangnya dari All...