Setelah lari pagi bersama dan makan bubur dengan perasaan malu karena diiringi debat tim diaduk ataupun tim tidak diaduk, Macaronia pulang ke rumahnya. Tidak lupa, lawan debatnya dari kubu tim bubur tidak diaduk ikut ke rumahnya, katanya mau mampir, ia pun tidak melarangnya. Mereka masih saja menertawakan kebodohan satu sama lain saat mendapat omelan dari salah satu pengunjung di warung bubur dekat taman tadi.
"Lo keliatan bloon banget pas ditegur sama mas-mas tadi, komuknya nggak nahan, hahaha!" sindir Macaronia yang masih saja terpingkal karena teringat kejadian tadi, Shandy pun ikut tertawa bersamanya, karena teringat bagaimana wajah kaget gadis di sampingnya itu beraksi saat salah seorang menimpali debat yang sedang berlangsung sengit karena cara makan bubur yang berbeda.
"Lo juga, muka lo merah banget. Lo nahan malu sama nahan tawa barengan ya? Asli, ngakak banget dah liatnya!"
"Aduh, gue capek banget ketawa mulu!"
Shandy dan Macaronia sudah masuk ke ruang tengah rumah keluarga Razaro, wangi kaldu sup sudah tercium semenjak mereka melangkahkan kaki di pintu rumah ini. Macaronia mengajak Shandy untuk ke ruang makannya, ingin memperkenalkan Shandy kepada mamanya, Auxilia, begitu pun sebaliknya.
Auxilia baru saja selesai memasak banyak menu makanan dan melepas apron yang dikenakannya, sedikit meregangkan badan. Ia menoleh saat mendapati gadis cantiknya membawa pemuda tampan ke rumahnya.
"Oni! Pulang ke rumah bawa cowok ganteng beneran? Wah super sekali kamu duhai anakku!" ucap Auxilia hiperbola, Macaronia hanya memutar bola matanya sebal, mamanya tidak tahu waktu sekali kapan harusnya dia membicarakan itu.
Shandy terlihat kikuk dan tersipu malu, oh beda sekali sifatnya ternyata jika di hadapan orang tua seperti ini. Sok jaim sekali.
"Mama nggak usah ngaco, dia ini temennya Fenly."
Mulut Auxilia membentuk huruf 'O' dan memasang wajah mengejek di depan putrinya itu, lalu menatap kembali laki-laki yang ada di samping Macaronia. Shandy langsung memperkenalkan diri dengan malu-malu.
"Halo, tante. Nama aku Shandy, temen barunya Oni." Dapat dilihat, Shandy terlihat grogi ketika memperkenalkan diri di hadapan mamanya Macaronia, biasanya juga urat malunya sudah putus karena keseringan melawak.
Auxilia tersenyum. "Oh, salam kenal Nak Shandy, saya mamanya Oni, emang sih mamanya Oni ini mama terkece di seluruh belahan bumi."
Aduh, mama! Mama yang kenalan tapi aku yang malu! Macaronia membatin dan menutupi mukanya dengan satu telapak tangan karena malu.
"Oh, ya pasti tante. Aku suka gaya tante!"
Tidak disangka, ternyata Shandy satu server dengan Auxilia. Mereka sangat nyambung padahal baru pertama kali kenal seperti ini. Macaronia ingin segera menenggelamkan kepalanya di tanah saja, mengapa orang-orang aneh selalu bertemu seperti ini dan mereka nyambung, ya?
Tak mau ambil pusing, Macaronia duduk di salah satu kursi meja makan, dan menuangkan air mineral di gelas lalu meminumnya dengan satu kali tegukan. Rasanya cairan tubuhnya hilang ketika melihat keanehan-keanehan tadi.
Shandy ikut duduk di kursi sebelah Macaronia. "Haus apa doyan? Sekali telen banget!"
Auxilia sudah menyusun piring dan mangkuk, tidak lupa mengambil beberapa sendok dan garpu yang terletak di laci pantry. "Nak Shandy mau ikut makan? Ini tante baru aja bikin sup jagung terenak sejagat raya. Mau cobain?"
Makanan sudah tertata rapi di meja makan. Ada sup jagung, tumis bakso, dan jangan lupa gorengan beserta cabai rawit yang mengundang selera.
"Sebenernya Shandy tadi udah makan bubur sama Oni, tante, di taman, tapi kayaknya sup jagung buatan tante menggoda banget, ya udah deh boleh cobain."
KAMU SEDANG MEMBACA
Carita de Macaronia || UN1TY [SELESAI]
Fanfiction[58/58] - romansa; angst; drama MEMPLAGIAT = MENYONTEK MENYONTEK = DOSA Tolong hargai tulisan orang lain dengan tidak menjiplak bagian-bagian cerita baik banyak maupun sedikit. Terima kasih. ❝Berawal dari masa lalu, kisah kita ternyata berlanjut hin...