XNet
"Guys! Karin udah pulang dan sehat!" teriak Olin.
Firdi, Ajo dan Alin mendekat untuk membaca pesan Karin di ponsel Olin. Mereka masih menjalankan bisnis XNet yang tidak terdampak oleh kasus RedBiz.
Mereka sangat senang. Tiba-tiba ponsel Olin bergetar. Olin membaca pesan Karin yang berikutnya.
"Besok, dia sama Al, mau jemput Sarah di bandara. Katanya pada mau ikutan, enggak?" tanya Olin.
*****
Save Money Resto
Sandi sedang membereskan meja-meja di restoran milik dia dan Pipit.
"Tumben, kamu sendiri yang ngeberesin meja, anak-anak buah pada kemana? tanya Pipit.
"Udah aku suruh pulang. Mulai malam ini, mereka udah enggak boleh lagi pulang malem-malem, jam segini kan angkot udah enggak ada. Masak kamu enggak kasian?" tanya Sandi.
"Oh, gitu. Baik banget deh kamu," puji Pipit.
"Abis mau gimana lagi? Tiap kemaleman, kamu pasti minta aku nganterin mereka. Harga bensin baru naik lho, kasian kan aku," ujar Sandi.
"Ya, ampun, Sandi! Kirain kasihan sama mereka."
"Eh, bukannya karena pelit, ya. Ini namanya corporate culture. Biar inline sama nama cafe kita, 'Save Money'."
"Itukan maksudnya, makan di sini bisa lebih hemat, bukan kamunya yang jadi irit, Sandi!"
"Oh, berarti kamu salah nangkep maksudku. Waktu ngusulin nama itu, sebenernya itu 'quote' untuk kita. Aku jelasin ya, di era bisnis modern, konsumen itu udah bukan raja, mereka adalah donatur."
Pipit tertawa. "Kalo bukan raja, artinya enggak perlu dilayanin dong?"
"Betul! Nanti konsumen malah manja. Anak kecil aja kalo dimanjain, gedenya jadi enggak mandiri, itukan enggak bagus."
Pipit tertawa. "Ada-ada aja,"
"Ini konsep bisnis modern. Di Mekdi, pengunjung kan mesen sendiri, bawa makanan ke meja sendiri. Nah, kita harus lebih canggih! Yang mau cuci tangan di wastafel harus bawa air dan sabun sendiri."
"Repot dong?"
"Tenang. Bisnis modern itu harus bisa menciptakan kebutuhan, setelah itu kita hadir sebagai pemberi solusi. Ali Tanjung aja sih belum nyampe ilmunya.
"Terus?"
"Karena konsumen males repot, kita jual air kemasan sama sabun di deket wastafel, hehe."
Pipit tertawa. "Eh, San, gara-gara kamu nyebut nama Al, aku jadi inget. Karin ngajak kita jemput Sarah. Kita ikut jemput, yuk! Tenang, bensin mobil biar aku yang isi."
"Oh jangan! Bensin biar aku aja."
"Tumben."
"Nah, tolnya gimana? Ke bandara itu gerbang tolnya banyak."
"Sandi!"
*****
Rumah Dheng Dwara, Lembang, Bandung 2042
"Salma mana?" tanya Dini pada Dheng. Dini adalah istri Fahri.
"Kalo sama pasangan Dheng-Salma, jangan cuma tanya mana, tapi ke tahun berapa?" ujar Fahri
Dheng tertawa.
"Portal waktu di rumah Dheng, cuma jadi kayak pintu biasa untuk pindah ruang. Mereka sering bolak-balik dari rumah Dheng di tahun kita, ke rumah Dheng di tahun apa aja" tambah Fahri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Al Kahfi Land 3 - Delusi
RomanceKisah perjuangan hidup Ali, pemuda miskin dari kawasan kumuh yang jatuh bangun menggapai cita-cita memiliki perusahaan raksasa. Ali bersahabat dengan Angga dan Sarah. Angga, sang juara kelas, pemikirannya sering tidak sejalan sehingga selalu menjad...