Dentingan sendok terdengar begitu nyaring, makanan di atas meja dengan masing masing piring yang terisi menu daripada yang telah di tata rapi. Gelas menggembung nampak cantik dengan jejeran mangkuk dan piring kecil berisi makanan menutup.
Tiga orang dengan gender sama, namun berbeda usia itu kini masih sibuk mencerna dengan lidah yang bekerja sebagai pengecap. Selang beberapa menit kegiatan menyantap hidangan di atas meja tersisa setengah. Ketiganya kini berkumpul di ruang keluarga, saling mengabaikan keheningan dengan pemikiran masing masing.
"Ayah kecewa" ucapnya tiba tiba, menatap kedua pemuda yang Sama sekali tak berani mengangkat kepala hanya untuk menatap sang ayah.
Tangan saling bertautan, meja kecil di ruangan itu menjadi pembatas antara ayah dan kedua puteranya. Menghela nafas, sejenak pria berumur itu mengintimidasi keduanya dengan tatapan membunuh. Namun kelembutan kembali saat melihat si bungsu nampak memamerkan wajah pucat nya.
"Maaf ayah, Tae yang bersalah atas kejadian. Dan untuk kedepannya tolong, jangan libatkan Jungkook kedalam masalah yang Tae buat" ucapnya.
Jungkook menatap kakaknya sebentar, pancaran teduh membuatnya semakin bersalah.
"Baiklah, sekarang Ayah ingin kau menjaga jarak dari Jungkook. Mengerti!" Setelah berseru demikian, ayah dari keduanya meninggalkan ruangan. hening terjadi, namun genggaman yang melonggar menyadarkan nya dari lamunan rasa bersalah terhadap sang adik.
"Maaf" itulah yang mampu di dengarnya, ia menoleh, menemukan mata berembun adik manisnya.
Kembali menggenggam dengan penuh kelembutan, dibawa kedalam dekapannya, Jungkook merintih pilu. Mencengkeram erat Jas Taehyung, Jungkook kembali menangis setelah keterdiaman nya selama 45 jam?
"Hiks, Hyung disalahkan lagi hiks" menggeleng kuat, ia tak bisa melihat tatapan tak suka ayahnya kepada sang kakak.
Taehyung menggeleng membalas pelukan Simanis dengan hangat, hendak memberi kecupan sebelum pintu terbuka, menampilkan seorang perempuan setengah abad tersenyum padanya hangat. membuatnya mengurungkan niat lalu membingkai wajah Jungkook dengan senyuman di paras nya. Mengusap pipi tembam adiknya dengan senyum tipis terpatri apik.
"Hyung menyayangi Jungkookie, jangan menangis. karena di sini masih ada Hyung yang setia membuka tangan untuk memeluk adik manis ini hm" mengusap halus pipi adiknya, kecupan hangat di pucuk hidung mengakhiri perjumpaan sore ini.
Berjalan meninggalkan adiknya di ruangan itu, Jungkook mendesis Kala tak sengaja melihat luka dibalil daun telinga kakaknya. Ketika pintu tertutup Jungkook menghela nafas, hatinya merasa risau.
...
Meringis lagi, pemuda berumur 22 tahun itu kini sukses mendapat luka baru. ujung bibir lebam, lengan ber garis merah dengan cairan kental yang menimbulkan bau anyir juga besi, ujung mata, pipi, dan punggung mendapat say at an dari silet yang kini tergeletak di atas Baki berwarna silver.
"Sudah Ayah peringatkan, kenapa kau tak mengerti Taehyung!" Menggeram, tangannya meraih segelas air dingin lalu menuangkan nya tepat pada wajah pemuda tan.
Mendesis perih, luka yang baru di terimanya 10 menit lalu kini terkena air dingin yang cukup mengagetkan jaringan tubuhnya. ia menunduk dengan rahang yang mengeras.
"Jauhi adikmu, apa kau mendengar Ayah?" Ucapnya membelakangi dengan tangan yang saling mengait seolah membentuk postur hendak menggendong dari belakang.
Taehyung mengangkat kepala, menatap ayahnya dengan pandangan dingin. Berdiri susah payah karena jujur, perihnya luka setelah terkena air juga angin malam membuatnya berjengit ngilu. Menata tepat pada sosok yang masih setia menatap foto besar pada figura besar berisi kan 2 orang dewasa dan seorang anak yang terlihat begitu manis di antara orang tua yang berdiri di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
cofounder [TK]-// ⚠•🔞//
Fantasiadeskripsi gak bisa ngejelasin isi cerita. baca kalo minat ┐( ̄ヮ ̄)┌ °°°°°°°°°°°°°°°°°° BL TK Shipper Yaoi NC 🔞 °°°°°°°°° BTS smut slut -WARNING- REPORT DIKIT GUE BACOK:)