ILWD | 2. Permintaan

23 4 2
                                    

Happy reading

***

Sesuai dengan janjinya tadi, Kanaya berniat membwa Cecil menuju sebuah toko eskrim. Ia akan membelikan Cecil es krim sesuai dengan apa yang telah ia janjikan pada gadis manis itu jika Cecil mau mencebut giginya yang goyang itu.

“Mom, ayo kita beli es krim,” rengek Cecil sambil menarik menarik tangan Kanaya menuju ke parkiran,”Eh... iya, iya,”

“Ayo, biar saya antar,” ucap Virgo yang mengajak Kanaya dan Cecil menuju mobilnya.

“Tidak, tidak perlu pak. Saya jadi merepotkan bapak saja,” Kanaya berusaha sesopan mungkin untuk menolak permintaan Virgo itu,”Sama sekali tak merepotkan saya,”

“Baiklah, jika bapak tak meresa direpotakan,”

“jangan panggil saya, bapak. Panggil saja Virgo,” pinta Virgo yang merasa tak nyaman atas panggilan ‘bapak’ dari Kanaya,”Eum, saya merasa tak enak. Bagaimana jika saya panggil Pak Virgo saja,”

Virgo hanya menggidikkan bahunya acuh kemudian, masuk ke dalam mobil mewahnya itu.

Cecil dengan penuh semangat masuk kedalam mobil namun, dibagian belakang.

“Cecil duduk di belakang dan Mommy duduk di depan sama Daddy ya,”pinta Cecil yang mampu membuat Kanaya terbelalak,”Tapi...”

“Ayolah, demi Cecil” bisik Virgo dengan begitu santai dan mampu membuat Kanaya menggeram kesal namun, dirinya tetap bersabar dan terus menahan emosinya.

“Iya, iya,” Kanaya mendudukkan bokongnya pada kursi penumpang yang berada disamping kursi pengemudi, dengan wajah kesal yang berusaha ia tutup tutupi. Terbalik dengan Kanaya yang mulai merasa kesal, Virgo malah tersenyum bahagia saat melihat kepasrahan Kanaya atas perintah Cecil.

“Maafkan Cecil, ya,” ucap Virgo dengan wajah yang dibuat buat sedih.

“Ah, tidak masalah. Lagipula aku telah berjanji pada Cecil, tidak mungkinkan jika aku mengingkari janjiku pada gadis manis itu,” ucap Kanaya sambil menghela nafas berat, ia
bukan tipe orang yang suka berjanji lalu dengan mudah mengingkari janjinya itu.

“Baiklah, teriama kasih banyak atas pengertiannya,” ucap Virgo dengan nada datarnya.

“Eum. Ngomong ngomong, apakah istrimu tidak cemburu jika Cecil memanggilku mommy?” tanya Kanaya hati hati, tak ingin menyinggung perasaan Virgo dengan pertanyaannya ini.

“Kami telah bercerai lima tahun yang lalu,” jawab Virgo dingin, bahkan Kanaya dapat merasakan hawa bingin yang begitu terasa dari Virgo.

“Maaf, aku tak bermaksud,” gumam Kanaya dengan perasaan bersalah,”Tak masalah,”

“Bolehkah aku mengurus Cecil. Aku lihat, dia seperti kekurangan kasih sayang,” ucap Kanaya yang manatap intens kerah Cecil yang sibuk memainkan ipadnya,”Tentu, lagipula

aku sedang mencari pengasuh untuk Cecil. Aku akan memberikanmu uang bulanan untuk merawat Cecil,”

“Kau pikir aku ingin mengurus anakmu demi uang? Gajiku sebagai seorang dokter sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhanku sehari hari!” ucap Kanaya yang sedikit

membentak karena dirinya yang merasa tersinggung dengan ucapan Virgo barusan, memang ia pikir, Kanaya itu wanita seperti apa?

‘Wanita yang berbeda, semakin membuatku tertarik,’ batin Virgo.

“Lalu apa yang kau inginkan?” Tanya Virgo dengan begitu lembut dan mampu membuat Kanaya tersipu kemudian, Kanaya berucap santai,” Aku ingin minggu depan kau mengajak Cecil pergi ke kebun binatang,”

Citttt.

Virgo langsung menginjak rem dalam dalam karena terkejut atas penuturan Kanaya yang cukup santai, hingga tubuh mereka sedikit terdorong kedepan tapi, untungnya mereka menggunakan sabuk pengaman yang membuat mereka terhindar dari benturan.

“Ih! Daddy kenapa ngerem mendadak sih? Ipad Cecilkan jatuh jadinya,” Cecil menggerutu atas aksi bodoh Virgo kemudian, mengambil ipadnya yang terjatuh karena Virgo yang tiba tiba mengerem.

“kau ingin bunuh diri?” tanya Kanaya yang masih tak percaya atas apa yang terjadi tadi, sedangkan Virgo hany memandang bertanya,”Hah!?”

“Ck, mengapa kau menghentikan mobilnya tiba tiba? Itu hal yang berbahaya, untung saja jalanan sedang sepi,”omel Kanaya namun dengan wajah santainya, bukannya menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Kanaya tadi, Virgo malah baik bertanya,”Untuk apa mengajak Cecil ke kebun binatang?”

Virgo kembali menjalankan mobilnya yang tadi sempat ia hentikan secara tiba tiba. Kanaya kembali menatap intens Cecil sebelum ia menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Virgo tadi.

“Cecil terlalu banyak bermain gagetnya dan itu tidak baik, apalagi untuk matanya. Lebih baik

kau ajak saja dia bermain ke kebun binatang sambil mengenalkannya dengan berbagai macam binatang”saran Kanaya membuat Adrian terperanggah namun, dengan cepat
mengubah ekspresinya itu menjadi datar seperti biasanya.

“Kau benar benar ingin menjadi ibunya Cecil?” tanya Virgo yang menyeletuk asal membuat

Kanaya terbelalak, apakah pria disampingnya ini sudah tidak waras? Tak bisakah dirinya menyaring ucapannya terebih dahulu, asal celetuk saja.

“Kau gila! Aku hanya ingin Cecil tak bergantung pada teknologi. Diumurnya yang sekecil ini

Cecil masih belum mampu untuk membedakan mana yang baik dan mana yang kurang baik, aku memang selalu perduli dengan semua orang, apalagi generasi ppenerus bangsa,”jelas
Kanaya panjang lebar, Ekspresi Virgo yang sebelumnya berbinar binar seketika meredup saat mendengar ucapan Kanaya yang mengatakan jika wanita itu memeng perduli dengan semua orang. Berarti dirinya salah jika merasa jika anaknya itu dispesialkan oleh Kanaya.

“Oke. Tapi, apakah Cecil mau?” ucap Virgo dengan dinginnya sambil memandang sekilas kearah Cecil yang masis sibuk memainkan Ipadnya.

“Cecil,”

“Ya, Mom?” sahut Cecil yang langsung mematikan Ipadnya itu dan menatap kearah Kanaya.

“Apakah Cecil mau Mom ajak Ke kebun binatang?” Tanya Kanaya yang memandang penuh

harap kearah Cecil yang masih belum menujukkan ekspresi apapun, hingga akhirnya Cecil terpekik girang,”Serius, Mom?”

“Tentu,”

“Ah! Aku senang sekali, Mom. Lagipula aku bosan dikurung dirumah bersama Ipad yang Daddy berikan padaku,” ucap Cecil girang namun, mampu membuat Kanaya menghela nafas

berat dan menatap penuh tanya kearah Virgo, sedangkan yang ditatap hanya mampu menujukkan wajah penuh cengirannya.

“Sudah sampai,”

Setelah mobil yang mereka tumpangi itu berhenti didepan sebuah kafe, dengan cepat Cecil

turun dari dalam mobil dan menarik narik tangan Kanaya agar buru buru turun dari mobil Daddynya itu,”Eh... pelan pelan, nanti jatuh,”

“Mom, Cecil mau es krim rasa coklat yang besar sama permen kapas yang gede banget itu!”

pinta Cecil sambil menujuk nunjuk seorang gadis seusianya yang memegang permen kapas berbentuk mickey mouse dengan ukuran yang hampir sama dengan tubuhnya.

“Jangan banyak banyak...”belum sempat Kanaya menyelesaikan ucapannya, Cecil sudah lebih dulu memotong ucapannnya,”Terserah Cecil! Mommy kan udah janji sama Cecil,”

Kanaya hanya menganggukkan kepalanya pasrah saat Cecil mulai meluapkan kekesalannya

dengan menghentak hentakkan kakinya. Cecil terpekik girang dan mendakati pelayang untuk membuatkan pesanannya,”Cecil mau es krim cokelat jumbonya satu sama permen kapas yang besar kayak punya orang itu!”

Sang pelayan hanya menganggukkan kepalannya mengiyakan permintaan Cecil kemudian, dengan girang, Cecil mmenjatuhkan bokongnya diatas pangkuan Kanaya dan dengan senang hati Kanaya menerimanya.

“Cecil baru tau kalau punya Mommy itu asik, coba aja Cecil punya Mommy dari dulu. Pasti

Cecil gak akan diejek sama teman teman Cecil disekolah, mereka selalu bilang kalau Cecil itu gak punya ibu,” dengan sendu, Cecil menceritakan apa yang ia alami sehari hari
disekolah. Kanaya dapat melihat kesakitan yang begitu dalam di mata Cecil, Kanaya tak pernah mengetaahui jika yang dialami gadis manis ini begitu menyedihkan.

“Tapi, sekarang Cecil udah punya Mommy,”ucap Kanaya berusaha menyemangati gadis

manis yang berada di pangkuannya ini. Mendengar ucapan Kanaya itu, mata Cecil langsung berbinar binar,”Mommy beneran pengen jadi Mommynya Cecil?”

Kanaya hanya mampu menggaruk tengkuknya yang sama sekali tak gatal, dirinya bingung akan menjawab apa pada Cecil. Kanaya berkata dengan ragu,”Iya, Mommy pengen jadi Mommynya Cecil,”

“Yey, yey! Akhirnya Cecil punya mommy, nanti Cecil bakal kasih tau keteman teman Cecil kalau Cecil itu panya Mommy,” ucap Cecil penuh semangat membuat Kanaya tak mampu

menyembunyikan senyumannya. Entah mengapa dirinya juga ikut bahagia saat melihat Cecil bahagia, hatinya menghangat saat melihat senyum lebar yang tercetap pada bibir manis Cecil.

“Permisi, ini pesanannya,” Cecil langsung mengambil alih satu cup jumbo es krim rasa cokelat dan permen kapas berbentuk Mickey Mouse itu dari tangan sang pelayan membuat Kanaya menggumamkan kata maaf pada sang pelayan.

“Semuanya jadi, delapan puluh enam ribu lima ratus,” Kanaya langsung merogoh sling bagnya kemudian, menyodorkan selembar uang seratus ribu.

Kanaya mengambil kembalian yang diberikan oleh si pelayan dan membawa Cecil menuju parkiran, dimana Virgo telah menunggu mereka berdua cukup lama.

Kanaya merasa tak enak saat melihat Virgo yang sedang tertidur pulas didalam mobil dengan keadaan duduk,”Pak Virgo,”

Kanaya berusaha membangunkan Virgo dari luar mobil namun, hasilnya nihil. Virgo sama sekali tak terganggu, sedangkan Cecil dengan mudah masuk kedalam mobil. Kanaya pikir jika mobil milik Virgo ini terkunci, Kanaya langsung saja masuk kedalam mobil sport berwarna hitam itu dan menjatuhkan bokongnya pada kursi penumpang di samping Virgo.

“Pak Virgo,” panggil Kanaya yang sama sekali tak menyentuhnya karena Kanaya pikir itu bukanlah hal yang sopan, Kanaya yang merasa tak ditanggapi tatap berusaha memanggil manggil nama Virgo dengan lembut. Sangat tidak sopan jika Kanay berteriak pada orang yang baru saja ia kenal.

“Eh. Maafkan aku, aku tertidur” gumam Virgo yang terbangun karena panggilan lembut Kanaya.

“Wah! Mommy hebat, bisa bangunin Daddy. Cecil aja kalau teriak teriak, Daddy gak mau bangun. Ini, Mommy cuma bisik bisik gitu bisa bangunin Daddy,” celetuk Cecil yang mampu

membuat kedua orang dewasa berbeda jenis kelamin itu tersipu dengan muka memerah layaknya kepiting rebus.

“Mom, Cecil mau kasih tau syarat yang Cecil bilang di rumah saki tadi,” Kanaya hanya mengangguk anggukkan kepalanya.

“Cecil pengen Mommy sama Daddy pacaran,” pinta Cecil membuat kedua orang dewasa itu tersedak saliva mereka sendiri atas permintaan Cecil yang kurang masuk akal untuk anak anak seumuran dirinya.

“Uhuk... uhuk,”

“Gak!” pekik Kanaya reflek, bagaimana anak seumuran Cecil dapat mengerti tentang hal hal seperti ‘pacaran’? menurut Kanaya belum waktunya Cecil untuk tau hal hal yang seperti itu.

Jika Kanaya nampak tidak terima dengan permintaan Cecil, berbeda dengan Virgo yang tersenyum senang namun dengan cepat dirinya mempu mengembalikan ekspresinya menjadi datar seperti sebelumnya. Kanaya memang penyabar dan begitu ramah namun, dirinya tidak menyukai orang yang memintanya untuk melakukan hal yang menurutnya kurang masuk akal. Bagaimana tidak masuk akal jika dirinya diminta menjadi kekasih dari seorang duda yang baru saja ia kenal beberapa jam yang lalu, kalu saja Kanaya tak mengingat jika Cecil itu


seorang anak kecil maka ia tak akan segan untuk mengumpat dengan suara yang keras dan yang paling membuat Kanaya kesal adalah Virgo sama sekali tak bereaksi dengan ucapan anaknya itu.

“Hiks...hhiks, Kenapa Mommy tak ingin menjadi kekasih Daddy? Hiks...hiksss, Cecil prihatin melihat Daddy dari dulu jomblo terus. Cecil kasian kalau lihat Daddy ngenes mulu,”

isak Cecil membuat Kanaya yang sebelumnya kesal sekarang, malah tak dapat menahan tawanya saat mendengar penuturan polos yang keluar dari mulut Cecil. Apakah gadis kecil itu sedang melawak sambil terisak atau, sedang menyindir ayahnya itu.

“Hahaha... aku tadi sangat marah tapi Cecil malah melawak, aku tak akan bisa marah jika seperti ini,” Kanaya masih terbahak dengan ucapan polos Cecil itu sedangkan, Virgo hanya

mampu menutup wahanya menggunakan kedua telapak tangannya. Tawa Kanaya makin kencang saat melihat wajah Virgo yang telah memerah sempurna bahkan, kedua telingannya juga ikut memerah.

“Sebegitu ngenesnya kah aku dimata putriku itu,”gumam Virgo yang masih menyembunyikan wajah merahnya dibalik kedua telapak tangannya.

“Jadi, Mommy mau jadi pacarnya Daddy?” tanya Cecil dengan wajah berbinarnya yang membuat tawa Kanaya seketika berhenti, wajah Kanaya yang sebelumnya cerah langsung meredup saat mendengar pertanyaan Cecil.

“Maaf ya Cecil,Mommy sama Daddy baru saja bertemu. Tidak mungkin kami bisa berpacaran,”tolak Kanaya selembut mungkin agar Cecil dapat mengerti maksudnya itu

dengan baik, Cecil terdiam sebentar membuat Kanaya mendesah lega namun, tanpa disangka Cecil malah menangis kencang,”Hiks.. hiks, apa si yang kurang dari daddynya Cecil? Daddy
Cecil itu tampan, kaya, dan badannya juga bagus kayak oppa oppa korea yang ada di

laptopnya tante Dilla, hiks...hiks. Coba aja kalau Cecil bukan anaknya Daddy pasti Cecil mau jadi pacarnya Daddy,”

Astaga, ini bocah kenapa bisa kayak gini. Siapa sih yang ngajarin? Astaga tobat tobat deh Kanaya, kok bisa ketemu sama bocah modelan Cecil. Kanaya hanya mampu membatin atas tingkah ajaib Cecil yang benar benar tak seperti bocah pada umumnya. Bagaimana dengan Virgo? Pria itu hanya mampu melebarkan matanya dengan mulut yang menganga. Bahkan Virgo yang merawat Cecil dari bayi tak menyangka jika anaknya bisa bersikap seperti orang dewasa dan apa kata Cecil tadi, laptop tante Dilla? Dasar adiknya itu, bisa bisanya mengajari hal hal aneh pada putri manisnya itu.

“Tapi...”

“Huaaa! Kalau Mommy gak mau jadi pacarnya Daddy, Cecil bakal tusuk cutter ini ke

dadanya Cecil. Cecil bakalan bunuh diri kayak film yang yang Cecil tonton sama Tante Dilla,” ancam Cecil menodongkon sebuah cutter yang tak tau didapatnya dari mana, apa yang

dilakukan Cecil saat ini mampu membuat dua orang dewasa itu memandang khawatir kerah Cecil.

“DILLA!” geram Virgo yang tanpa sadar menggebrak keras dashboard hingga membuat Kanaya terlonjak kaget dan takut secara bersamaan.

“CECIL! LEPASKAN BENDA SIALAN ITU!” Teriak Virgo dengan suara yang begitu menggelegar karena sekarang dirinya benar benar kalut. Teriakkan Virgo berhasil membuat Cecil terisak takut dan perlahan menurunkan cutter yang ia pegang tadi.

“Pak Virgo! Dia masih kecil” bentak Kanaya yang merasa tak suka dengan sikap Virgo yang terlalu keras pada Cecil.

“Baiklah, Mommy akan menjadi kekasih Daddymu,”ucap Kanaya dengan berat hati, Virgo dapat mengetahuinya dari raut muka dan helaan nafas Kanaya. Tak mungkinKanaya terus terusan menolak, apalagi jika itu membahayakan nyawa orang lain. Kanaya tak mungkin mampu.

“Beneran? Mommy gak terpaksa kan?” ucap Cecil polos yang mampu membuat Kanaya menarik nafas dalam berusaha untuk terus bersabar menghadapi gadis kecil ini.















Rabu, 7 Oktober 2020

Tbc

In Love with DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang