Thirty-Four

380 48 5
                                    

Dengan nafas yang terengah-engah Hyunwoo berlari mendekati tempat Kihyun terbaring tak sadarkan diri. Ia mendekat, kemudian membawa tubuh Kihyun ke dalam pelukannya. Tubuh mungil yang kini terasa dingin itu diam tak bergerak meski berkali-kali Hyunwoo memanggil namanya.

"Kihyun. Buka matamu. Aku di sini, love."

Hyunwoo mendekap tubuh Kihyun yang penuh dengan luka. Perlahan Hyunwoo melepas ikatan-ikatan pada tangan dan kaki Kihyun. Hatinya terasa hancur ketika kedua matanya menatap setiap luka yang terdapat pada wajah manis Kihyun.

Hyunwoo mencium kening Kihyun saat ia melihat pergerakan kecil berupa kerutan pada kening Kihyun yang mulai mengerjapkan mata dan membuka matanya perlahan. Hyunwoo kembali mendekap tubuh Kihyun.

"Love"

"Hyung..."

Hyunwoo mendekatkan wajahnya pada telinga Kihyun. "Aku di sini. Maafkan aku."

Tubuh Kihyun bergetar dalam pelukan Hyunwoo. Rasa sakit, cemas, dan ketakutan yang menghimpit dirinya kini terasa lebih ringan sesaat ketika ia merasakan kembali pelukan hangat Hyunwoo.

Kihyun meremas punggung Hyunwoo, air matanya terus mengalir membasahi wajahnya. "H-hyung..."

"Iya sayang."

Kihyun mengelus perutnya. Ia menatap Hyunwoo dengan raut wajah penuh dengan kekatukan. "A-aku tidak merasakan pergerakan baby."

Hyunwoo mengusap kedua pipi Kihyun dengan ibu jarinya. "Tenanglah, love. Baby pasti baik-baik saja, mereka hanya sedang istirahat."

Kihyun terus menangis dalam pelukan Hyunwoo. "Kepalaku... sakit sekali." Ujarnya seraya meremat kepalanya yang berdenyut kuat.

"Berhenti bicara. Tubuhmu penuh luka, kau mengeluarkan banyak darah... Hyungwon segera datang menolong kita." Ujar Hyunwoo yang kembali mendekap tubuh Kihyun.

Blam!

Hyunwoo mendorong Kihyun agar bersembunyi di balik tubuhnya saat ia mendengar suara bantingan pintu yang cukup kencang.

"Sayang. Kau datang?"

Hyunwoo mengernyitkan dahinya. Suara yang tak asing itu terdengar menggema di dalam ruangan. Terlihat seorang wanita berdiri di antara bayang hitam yang tak tersinari oleh lampu.

Kihyun meremas punggung Hyunwoo membuat si empunya harus memutar tubuh dan kembali memeluknya.

"Minhye. Apa maksud semua ini?" Ujar Hyunwoo. "Kenapa kau membawa Kihyun dan melukainya seperti ini?"

Terdengar kekehan kecil dari tempat wanita itu berdiri. "Sayang. Kembali padaku, kita akan menikah."

Hyunwoo menggeleng cepat. "Minhye. Semua sudah berakhir... aku tidak pernah mencintaimu."

Kihyun mengeratkan pelukannya saat terlihat Minhye berjalan mendekati mereka. "Hyung..."

Hyunwoo mengelus lengan Kihyun yang melingkar di pinggang nya. "Tenanglah."

Minhye berdiri tak jauh dari tempat Hyunwoo dan Kihyun. Dengan pakaian serba hitam dan senjata api di tangan kanannya. Minhye menatap Hyunwoo dengan pandangan bengisnya.

"Adegan apa yang ku lihat ini, hmm... menjijikan."

Hyunwoo melindungi Kihyun di balik tubuhnya. "Hentikan. Jangan lukai Kihyun, keadaannya sudah cukup parah."

Minhye tertawa cukup kencang setelah kendengar ucapan Hyunwoo. Seolah tak mengindahkan ucapan Hyunwoo, Minhye mengarahkan senjata api itu ke arah Hyunwoo dan Kihyun.

Happiness For You [Son Family]🌸Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang