Pernikahan yang telah tui siapkan akhirnya berlangsung, meski banyak pro dan kontra di antara keluarga bua menolak dengan pernikahan ini, tapi karena itu keinginan tui bahkan menyangkut kebahagiaan anak mereka bua, dengan terpaksa orang tua bua menyetujui meski sanggat berat karena anak mereka harus menjalani rumah tangga seperti itu.
acara pernikahan berjalan lancar pete dan bua berjalan berdampingan di altar ditemani tui di antara mereka berdua.
bua mengenakan gaun pengantin cantik sedangkan pete mengenakan jas senada berwarna putih sama seperti bua, sedangkan Perth menunggu di altar bersama seorang pendeta dengan senyuman nya, semua terlihat sangat membahagiakan tapi tidak dengan hati pete ia sadar senyuman itu hanya sekedar menutupi agar mereka terlihat baik-baik saja padahal yang sesungguhnya tidak.Tamu yang datang hanya beberapa orang tidak banyak, bua dan Perth sengaja tidak mau pernikahan aneh mereka di ketahui halayak publik .
akhirnya ucap janji ...semua berjalan lancar tidak ada kendala yang berarti sampai pada acara saling tukar cincin, Perth mengenakan dua cincin yang ia bawa, cincin pertama ia kenakan pada bua terlebih dahulu dan cincin ke dua ia kenakan pada pete, setelahnya pete mengeluarkan kotak cincin yang tui berikan padanya sebelum mereka memasuki altar gereja ,lalu pete dan bua sama-sama mengenakan cincin itu pada jari Perth secara bersamaan tanda resepsi selesai.
Memang terlihat sangat bahagia tapi di hati bua ini sangat memuakkan.Pete tidak ingin berlama-lama di sana, bahkan acara lempar bunga ia tidak mengikuti, pete memilih turun dari pentas dan duduk di samping tui meski awalnya tui melarang tapi pete tetap menolak, hingga acara resepsi yang sesungguhnya ,pete juga tidak mau bersanding di pelaminan bersama pria berusia 25 tahun itu karena ia tidak mau di pandang aneh, pete memilih datang hanya sebagai undangan biasa meski sesungguhnya tui marah besar karena sikap pete tapi lagi-lagi wanita baik itu tidak bisa berbuat banyak saat pete menolak dengan halus.
Semua berjalan lancar malam itu juga Perth bua maupun pete langsung pindah kerumah yang sengaja tui hadiahkan untuk mereka,tapi tetap pete berbeda kamar memang itu keinginan nya tanpa sepengetahuan tui tentunya.
Hari-hari berjalan lancar hingga berubah menjadi Minggu minggu berlalu tidak ada kendala berarti meski pertengkaran kecil terjadi saat bua kesal pada pete,tapi itu tidak berlangsung lama karena Perth selalu mencoba menenangkan salah satu istrinya,seperti awal mereka berada di sana sebab bua selalu memarahi pete dengan berbagai macam alasan yang menurutnya salah, tapi kini keadaan berubah kondusif karena bua menghabiskan waktu hanya di dalam kamar bersama Perth saat di rumah, karena hanya itu caranya agar bua tidak berfikiran buruk terus-menerus pada remaja belia itu,Perth sempat pusing menghadapi keegoisan bua yang terus-terusan membenci pete, sedangkan pete mulai menyibukkan dirinya dengan kuliah yang sempat cuti beberapa minggu sebab meninggal nya sang ibu dan kini semua urusan telah selesai ia kembali melanjutkan pendidikan nya dan mulai magang di sebuah mini market dekat dengan kampus.
Seperti biasa pagi-pagi pete selalu bangun lebih awal, ia menyiapkan sarapan untuk Perth lalu menyiapkan keperluannya sendiri, meski pete dalam status yang sama dengan bua tapi tidak dengan perhatian, mereka di bedakan sangatjauh, bisa di lihat dengan mata telanjang karena Perth hanya menghabiskan waktu bersama bua .
Pernah sekali kejadian dua minggu setelah pernikahan, pete pulang dari kampus saat hujan lebat saat itu ia tidak mendapatkan taksi, dengan terpaksa pete hanya naik bus lalu berhenti di halte, hujan turun deras hingga akhirnya pete tidak bisa menunggu lama dengan berlari pete menerobos hujan menuju rumah karena jaraknya lumayan dekat hanya beberapa ratus meter tapi cukup membuat tubuh pete basah kuyup setelah ia sampai di depan rumah pemandangan yang pete saksikan sungguh manis tapi menyayat hatinya, di mana status dirinya sama dengan bua tapi perhatian untuk mereka berdua sangat di bedakan, karena saat pete beberapa meter mencapai teras bua lebih dulu keluar dari taksi yang barusan melaluinya di depan gerbang pagar rumah mereka, bua di sambut oleh kekhawatiran Perth dengan handuk kering yang ia siapkan lalu memeluk bua penuh cinta.
Di sana rasa sakit hati pete seakan-akan di hempas berkali-kali lipat hingga air mata nya tidak mampu tertahan bersama deras nya air hujan yang mengguyur nya,pete meremas baju basah yang melekat di dadanya karena terasa sesak menyaksikan keadaan itu serta di perlakuan tidak adil seperti ini.
pete tau saat itu Perth menyadari kehadirannya di sana tapi lagi-lagi cinta begitu besar pada bua membuatnya pura-pura buta seakan-akan tidak melihat adanya pete di sana hingga tanpa berdosa ia berlalu masuk tanpa peduli dan itu semua membuat pete sadar ia memang tidak memiliki arti apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
3 love (End)
RomanceBagi yang sv ff gw di daftar perpustakaan pribadi jangan lupa follow dulu sebelum membaca yee😁🙏