Dira 02

1.4K 73 0
                                    

Happy Reading

••••••

Keesokan harinya wanita tua itu sudah tiba di rumah sakit, dimana gadis yang kemarin malam ia bawa. Entah ada dorongan apa tangan nya tergerak mengelus tangan yang memiliki luka lebam di sekitar tubuh. Dokter yang menangani mengatakan ada nya luka lebam di sekujur tubuh dan kondisi yang sangat parah. Dielus nya tangan pucat dan sedikit bergerak.

Dengan spontan ia langsung menekan tombol untuk memanggil dokter agar segera datang.

"Alhamdulillah ibu pasien sudah sadar" dokter tersenyum bahagia ikut merasakan kebahagiaan.

"Terima kasih dokter"

"Sama-sama bu, namun sepertinya akan ada sedikit gangguan di otak pasien yang menyebabkan pasien amnesia"

"Begitu ya dok! Sayang sekali"

Setelah nya dokter dan perawat keluar, mata gadis di depan nya akhirnya terbuka. Setelah menunggu beberapa lama, suara gadis itu mulai terdengar. Lirihan dan erangan kesakitan terdengar rasanya sangat sakit. Bahkan untuk sekedar mengucapkan kalimat saja sangat sulit. Dengan sedikit berusaha berbicara suara nya terdengar jelas.

"Aku dimana?"

"Kamu di rumah sakit nak. Siapa nama kamu nak?"jawab nenek yang langsung memberikan pertanyaan kepada gadis tersebut.

"Nama?"guman gadis itu dengan bigung, kepala nya terasa sakit dan ia meringis kesakitan sambil memegang kepala nya.

"Aku tidak tau" jawab nya.

Terjadi keheningan, mata gadis itu terpejam meresapi kejadian yang menimpanya. Namun tak ada satupun hal yang terlintas di dalam ingatan nya, ia menarik nafas panjang.

"Nak bagaimana kalau kamu tinggal dengan nenek. Nenek cuma tinggal sendiri "nenek ingin merawat gadis ini seperti cucu nya sendiri, sepertinya ia tidak akan kesepian lagi mulai sekarang.

"Apakah tidak merepotkan nek"tanya gadis itu.

"Tentu saja tidak, malahan nenek senang kamu tinggal sama nenek dan nenek tidak sendirian lagi" ucap ada nada kesedihan di sana, namun tak bisa dilihat dengan jelas.

"Memangnya keluarga nenek kemana?" Tanya gadis itu penasaran.

"Mereka sudah tiada" jantung gadis itu merasa akan berhenti karena pertanyaan nya ia kembali membuka luka hati perempuan tua di hadapan nya ini.

"Maaf aku tidak bermaksud membuat nenek sedih" ia merasa bersalah karena sudah menanyakan hal itu.

"Tidak apa-apa nak ini semua sudah kehendak Allah. Kamu mau kan tinggal dengan nenek?" Tanya nya memastikan.

"Iya. Aku mau nek, terima kasih banyak nek"gadis itu benar- bersyukur karena telah di pertemukan dengan orang sebaik nenek.

"Iya sama-sama"balas nenek dengan tersenyum ke arah gadis tersebut yang akhirnya menjadi cucunya, mulai sekarang.

Setelah 1 minggu berada di rumah sakit akhirnya gadis itu di perbolehkan untuk pulang oleh pihak rumah sakit.
Setelah semua siap dia dan sang nenek pulang ke rumah. Dalam mobil keheningan terjadi.

Dira Elviora Althair, nama yang sudah melekat di dirinya sekarang. Namanya indah namun apakah akan seperti dirinya. Wanita baya yang di sebelahnya adalah Dewi Althair, seorang pebisnis yang masih aktif di usia yang sudah tua itu.

Dua bulan kemudian

Selama itu juga hubungan Dewi dan Dira menjadi erat dan dekat sudah seperti memiliki hubungan darah.
Dira yang baik hati, lemah lembut, dan juga santun membuat Dewi tidak kesepian lagi.

"Dira apakah kamu mau sekolah?"tanya nenek melihat Dira yang duduk bersama di sofa ruang keluarga. Dira hanya mengangguk kan kepala tidak tau harus di ucapkan.

"Besok nenek akan mengantarkan kamu ke sekolah, karena nenek kemarin sudah memasukkan kamu ke sekolah. Nenek harap kamu bisa belajar dengan giat dan juga tekun!"ucap nenek Dewi sambil mengelus kepala Dira yang terbalut hijab instan berwarna hitam itu.

"Benarkah nek?"ucap Dira dengan mata berbinar. Setiap hari Dira akan selalu kesepian saat sang nenek pergi ke kantor, tak banyak yang bisa dilakukan nya kecuali dirumah 24 jam.
Apalagi dokter menyarankan untuk melakukan perawat rutin mengenai luka dan kondisi tubuh yang kapan saja bisa memburuk.

Dewi hanya tersenyum, Dira langsung memeluk erat sang nenek dengan perasaan yang bahagia sekaligus senang.

"Pasti nek!"lalu Dira melepaskan pelukan nya. Lalu pelayan memberikan perlengkapan Dira untuk besok ke sekolah, ia sudah sangat bersemangat dengan barang-barang yang sudah tertata rapi di hadapan nya itu. Mulai dari buku, ponsel, tas, seragam, sepatu dan perlengkapan lain.

"Ya udah sekarang kamu tidur jangan lupa gosok gigi dan ambil wudhu ya sayang" ucap nenek sambil mematikan tv.

"Siappp bosss, eh tapi nek kita tidur bareng okee"hormat Dira dan di balas kekehan oleh sang nenek.

"Good night nek"ucap Dira.
"Good night too sayang, tidur ya nyenyak ya"ucap nenek lalu mencium kening sang cucu tersayang nya itu.

Bagi Dira, entah kenapa ia merasa pelukan Dewi adalah pelukan yang sudah lama ia rindukan.
Thanks you and vote comment

DIRA  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang