Semua masalah akan selalu ada jalan keluarnya, meski jalan satu-satunya adalah berpisah.
-Asyilla Maharani Carolline.
Hari ini, Asyilla sedang melangsungkan pemotretan untuk salah satu iklan di sebuah majalah. Maka tak heran, jika gadis itu mempunyai paras yang cantik dan tubuh yang body goals. Berkat profesinya menjadi seorang model, Asyilla banyak di gemari oleh kalangan remaja.
Asyilla terus berlenggok di depan kamera dengan pose yang begitu memukau. Sang fotografer pun, merasa sangat puas dengan hasil kerja Asyilla. Tidak bisa di remehkan, Asyilla gadis yang penuh talenta dan berbakat.
“Pemotretan kali ini cukup!” pekik seorang fotografer tersebut.
Asyilla bernafas lega, dan mencoba menghampiri sang fotografer tersebut. “Cakep gak hasilnya?” Asyilla bertanya dengan senyuman yang percaya diri. “Pasti bagus ‘kan?”
“Widih ... jelas bagus dong. Kan modelnya gadis yang berbakat,” jawab sang fotografer tersebut. Asyilla terkekeh mendengarnya.
“Ya udah, gue cabut duluan, ya,” ucap Asyilla dan di angguki oleh sang fotografer itu.
Asyilla melenggang pergi dan mencoba mengganti pakaiannya dan menghapus make upnya terlebih dahulu. Setelah ini, Asyilla akan segera bergegas untuk menemui sahabat-sahabatnya yang sebelumnya sudah janjian terlebih dahulu.
Gadis itu langsung sesegera mungkin melajukan mobilnya setelah ia sudah bersiap dengan pakaian santainya, hingga Asyilla mengendarai kendaraannya cukup kencang karena mengejar waktu. Dan tidak membutuhkan waktu yang lama, gadis itu sampai di tempat tujuannya dan langsung memasuki kafe itu
“Sorry-sorry, gue telat.” Nafas Asyilla sedikit terengah, satu tangannya menarik salah satu kursi di sana dan ikut duduk bergabung bersama temannya. “Tadi ada pemotretan yang gak bisa gue tinggalin.”
“Iya tahu, model mah selalu kaya gitu. Selalu telat, dan tidak pernah menghargai waktu,” cibir Kayra membuat Asyilla memutar bola matanya ke atas. “Noh minum dulu kalau capek, gue udah pesenin minuman buat lo,” tambahnya.
“Aaaa ... makasih Kayra Sayang,” ucap Asyilla dan langsung meminum jus itu.
Andre melirik ke arah Asyilla, satu pertanyaan kini terjebak dengan rasa penasarannya yang menyita. “Denger-denger, kemarin lo nolak si Noval? Beneran apa Cuma gosip semata?” tanya Andre penasaran. Asyilla mengangguk dengan santai, dan membenarkan ucapan laki-laki itu.
“Wah ... parah lo, Sil. Lo coba cari mati sama dia. Lo tahu ‘kan, si Noval akan terus berusaha kejar apa yang belum ia wujudkan. Dan lo akan terus di hantui sama dia,” sahut Sandy yang hanya bisa menggeleng kepalanya tak habis pikir.
Asyilla sedikit berdecak. “Cari mati apaan bego? Kaya si Noval malaikat maut aja,” balas Asyilla enteng. Gadis itu sama sekali tidak memikirkan ucapan Sandy. Menurutnya, apa yang harus di khawatirkan?
“Lo tahu ambisinya si Noval ‘kan, Sisil?” geram Sandy.
Asyilla mengangguk kepalanya dan berpikir sejenak. “Nanti lo semua antari gue ke Bandung,” ucap Asyilla membuat teman-temannya menatap bingung.
“Lo ngapain ke Bandung, Sisil?” tanya Kayra heran. Asyilla menoleh, dan menyengir lucu pada sahabatnya itu.
“Gue mau beli odading nya mang Oleh. Biar kalau si Noval menghantui gue, gue bisa berubah jadi iron Men. Kan bagus tuh, setan lawan Iron Men?” Pertuturan Asyilla membuat mereka menepuk jidatnya masing-masing.
Asyilla memang gadis yang paling bobrok yang mereka kenal. Bukan hanya itu, Asyilla selalu menganggap semua masalah itu menjadi kecil. Gadis itu tidak pernah menghiraukan setiap perkara yang selalu ia terima.
Semua teman-temannya yang geram, mereka langsung menoyor kepala Asyilla dengan kencang. Bukannya merasa sakit, Asyilla malah tertawa terpingkal-pingkal. Hingga semua pengunjung kafe yang ada di sana menatap ke arah meja mereka.
“Bujuk buset ... lo kalau mau ketawa jangan kenceng-kenceng, Kunti!” tukas Andre. Tangannya langsung ia layangkan, dan memukul bahu Asyilla begitu saja. “Lo itu bisanya malu-maluin. Katanya model, tapi gak bisa jaga image.”
Asyilla masih tertawa, ia langsung berujar di sela-sala tertawanya. “Hahaha ... bodo amat, emang gue peduli!” ucapnya sangat enteng.
“Lo kenapa nolak si Novall sih? Dia 'kan ganteng,” ucap Kayra sedikit bertanya. Menurutnya, apa yang kurang dari laki-laki itu? Dia ganteng, memiliki popularitas yang tinggi di SMA Angkasa. Aish, kurang apa lagi coba?
“Percuma ganteng, kalau tukang selingkuh mah. Iya gak, San?” ucap Asyilla mengangkat dagunya menunjuk ke arah Sandy.
Sandy menyahut, membenarkan ucapan Asyilla. “Yoi, mamen!” jawab Sandy menyetujui. “Lagian, gue sendiri yang mergoki dia selingkuh,” lanjutnya.
“Wah ... iya, kah? Kok gue gak tahu ya.” Andre sedikit terkejut, ia sedikit tidak percaya dengan apa yang di ucapkan oleh Sandy. Setahunya, Noval adalah laki-laki setia yang sangat mencintai Asyilla.
“Makanya jangan kudet!” cletuk Asyilla sebal.
Entahlah, semenjak Novall bermain belakang dari dirinya. Rasanya, Asyilla sangat muak terhadap laki-laki itu. Asyilla sangat benci sebuah pengkhianatan. Bagi Asyilla, pengkhianatan itu sangat menjijikkan dari hal apa pun.
“Kok bisa ya, si Noval selingkuhin lo, Sil? Lo kan populer di sekolah, modeling, dan juga cantik. Tapi apa yang kurang dari lo, sehingga si Noval mencari kebahagiaan dari orang lain?” Kayra masih bertanya dengan sedikit heran. Karena bagi pandangannya, Asyilla adalah gadis yang menurutnya sempurna.
Asyilla memejamkan matanya dan tersenyum manis. “Karena gue terlalu baik untuk laki-laki bajingan seperti dia.”
“Anjir ... damagenya gak ngotak!” pekik Sandy dan memberikan dua jempol pada Asyilla.
Semua masalah tidak perlu di ambil ribet, menurut Asyilla. Tak jarang, semua masalah akan selalu dapat di selesaikan meskipun satu-satunya jalan adalah berpisah.
******
Sementara di sebuah sudut kota, seorang gadis cantik tengah memohon ampun pada seseorang. Gadis itu adalah Ananta Senia Willsen. Lagi-lagi, Ata harus disiksa oleh tante dan sepupunya. Ia tidak berani melawan, dirinya selalu merasakan sangat kecil. Penindasan, kekerasan, selalu ia dapatkan dalam hidupnya.
Berbanding jauh sekali kehidupan Asyilla yang tampak sempurna, Ata sama sekali tidak pernah bisa merasakan seperti apa sebuah kebahagiaan yang sesungguhnya. Setiap hari, Ata selalu di siksa oleh tante dan sepupunya. Bukan tidak mampu untuk melawan, namun dirinya tidak mempunyai penopang untuk dirinya berdiri dan membalas rasa sakitnya. Sekarang, dirinya sama sekali tidak mempunyai kekuatan apa pun untuk melawan kekejian itu.
“Kenapa lo gak mati aja sekalian, ikut nyokap dan bokap lo ke neraka!” sentak Aurel, sepupu yang seumuran dengan Atta. Gadis itu sangat membenci Atta, hingga ia lupa bahwa keduanya adalah sepupu.
“Dasar anak gak guna! Gara-gara kamu, saya jadi tidak bisa menikmati semua warisan mas Willsen! Harusnya kamu ikut mati bersama mereka, agar semua warisan itu jatuh kepada saya!” Perempuan paruh baya itu terus menjambak rambut Atta, hingga gadis itu tersungkur ke lantai dengan air mata yang sudah membanjiri wajahnya.
“Ja-jangan siksa Atta tante.” Gadis itu terbata-bata, bibirnya bergetar, tubuhnya sangat lemah sekarang.
Plak!!!
Satu tamparan mendarat di pipi mulus gadis itu. Atta terhuyung, tubuhnya jatuh ke lantai. Gadis itu merasakan pipi yang memanas akibat tamparan yang cukup keras itu.
“Kamu berani menyahut omongan saya, hah? Dasar anak gak guna!” Siska terus menampar ponakannya itu, hingga membuat pipi gadis itu memerah seketika.
Atta hanya bisa menangis, dirinya tidak berani lagi menjawab perkataan tantenya. Jika ia melawan, bisa-bisa Atta akan mendapatkan siksaan lebih dari ini.
“Sekarang pergi ke dapur! Dan cuci semua piring-piring yang kotor!” titah Siska. Atta mengangguk patuh, ia menyeka air matanya dan segera beranjak pergi ke dapur.
“Kenapa dia gak mati aja sih, mah?” tanya Aurel kesal. Kedua tangannya ia lipatkan di bawah dadanya. “Aurel itu malas harus seatap dengan gadis cupu kaya dia!”
“Sabar sayang, jangan terburu-buru,” balas Siska dengan senyuman miringnya. “Cepat atau lambat, semua warisan dia akan jatuh ke tangan kita,” ucap Siska lagi dengan sangat percaya diri.
Siska harus sesegera mungkin menyingkirkan Atta. Agar semua warisannya jatuh ke tangan dirinya. Siska akan melakukan apa pun itu demi harta. Termasuk menghabisi Atta sekali pun.
Sesuai perintah Siska tadi, Atta langsung membersihkan piring-piring kotor yang berada di dapur. Dirinya terus menahan isaknya. Sakit, itulah yang di rasakan gadis itu. Bukan hanya sakit fisik, tapi juga sakit hati yang ia dapat.
“Ayah, bunda, Atta udah gak kuat,” lirihnya. Gadis itu terus menangis tanpa henti. Penderitaan yang di alaminya cukup membuat dirinya sangat sakit.
“Kenapa ayah sama bunda ninggalin Atta sendiri.” Dengan isak tangisnya, gadis itu terus bermonolog sendiri.
Namun, Isaknya semakin kencang. Rasa sakitnya semakin menghujani hatinya. Sampai kapan dirinya akan terjebak dalam penderitaan seperti ini? Ia juga ingin merasakan bahagia seperti orang lain. Bukan hanya penindasan yang selalu ia dapatkan dari orang-orang.
Dunia seakan kejam pada dirinya. Dunia seakan tidak mengizinkan dirinya untuk merasakan bahagia, meski hanya sedikit saja. Dunia malah mencampakkan dirinya, hingga semua orang hanya memandang jijik padanya.Thanks for reading!!!
Jangan lupa taburkan bintang:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Switched Souls - Asyilla & Atta (Tamat)
Teen Fiction-Cerita ini di tulis oleh tangan yang tak pernah kau genggam- [5 part di private. Silakan follow akun ini terlebih dahulu] Asyilla Maharani Carolline, dan Ananta Senia Willsen. Keduanya harus terjebak dalam situasi yang sangat membingungkan, bahkan...