hrj.Mendung menutupi sang surya. Memberikan isyarat pada makhluk bumi bahwa rintik hujan siap turun kapan saja. Para mahasiswa pun memilih untuk berteduh di dalam gedung fakultas. Bersenda gurau, mengerjakan tugas, dan ada juga yang tidur.
Aku duduk di bangku kantin yang kian memadat sembari membaca novel dalam genggaman –fokus pada tiap kata yang terpatri di setiap lembarnya. Udara dingin serasa menusuk kulit walau sudah ada jaket yang bertengger di pundak. Memangnya aku peduli? Tak ada yang dapat mengalihkan perhatianku sejauh ini.
Fokus membaca hingga tercium bau parfum manly di sekitar.
Jujur, aku tak terlalu suka dengan bau parfum, namun yang satu ini benar-benar berbeda.
Aku pun menoleh dan mendapati seorang mahasiswa tengah berbicara padaku.
"Permisi boleh aku duduk disini?"
Oh tuhan... visualnya yang menawan, aroma parfumnya yang memabukkan. Pesonanya benar-benar membuatku jatuh hati.
Aku mengangguk, mengiyakan. Kemudian bergeser sedikit.Pun ketika ia duduk dan bermain ponsel, aku masih bisa merasakan karismanya. Sungguh sempurna.
"Kau ikut seminar hari ini?"
Diriku menoleh. Mendapatinya tengah menatapku dengan tatapan menunggu.
"Ya, aku ikut"
Ia ber-oh sebelum akhirnya hening lagi beberapa detik.
"Mm... aku Jaehyun ngomong-ngomong" pria itu mengulurkan tangannya.
"Renjun"
"Nama yang cantik"
Aku tersenyum dengan pipi yang sedikit memerah.
"Terima kasih"
Jaehyun menabrakkan punggungnya dengan sandaran kursi. Menatap lurus ke depan tak peduli akan bisik-bisik anak yang terdengar sayup. "Mau duduk bersamaku selama seminar?"
Eh?
Dia menanyakan hal itu?
Apa yang–
"Tak apa jika kau tidak mau"
Arghh, Huang Renjun ini kesempatan emas untukmu. Kapan lagi PDKT dengan pria setampan Jaehyun?
Kejadian seperti ini hanya datang sekali seumur hidup. Cobalah untuk mengalahkan rasa malumu...
"Em– aku mau kok. Lagipula temanku hari ini tidak datang"
Jaehyun ber-oh ria. "Eung... kalau boleh, apa kau ingin memberikan nomormu padaku?"
Aaaakkk Huang Renjun. Tenang-tenang. Jangan percaya diri dulu. Mungkin saja dia–
"Agar kita bisa saling mengenal satu sama lain"
Oh tuhan kumohon bawa aku dari dunia ini.
"Akan kuberikan nomor ponsel adikku. Ponselku sedang rusak"
Aku mengeluarkan pulpen dari dalam saku. Menuliskan nomor di kertas sobekan kecil dan memberikannya pada Jaehyun.
"Benarkah?"
Ia tersenyum. Menatapku penuh perhatian sembari meletakkan tangannya dibelakang punggungku.
Ey, jangan membuat salting kumohon
"Mmm, terima kasih"
Pipiku memerah. Lagi.
"Kau juga imut. Sangat imut." Jaehyun tersenyum lebar. Menunjukkan dimple yang membuatnya semakin menawan.
Sebenarnya kalau dipikir-pikir, dengan senyum itu Jaehyun nampak manis. Juga tampan pastinya.
"Oh– hujan ya?" Ia menoleh ke jendela dengan titik-titik air menempel di bagian luar. "Kalau begitu lebih baik kita masuk sekarang"
Pemuda itu menggenggam tanganku. Sensasi aneh –yang belum pernah kurasakan sebelumnya– menjalar hingga ke ulu. Dari sana aku menyadari bahwa Jaehyun telah membuatku jatuh pada pesonanya.
Ia telah mengetuk pintu hatiku.
Dan mungkin setelah ini dia bisa membukanya. Suatu saat nanti.
Wah. Ternyata Haechan tidak masuk, ada gunanya juga. Kupikir menjadikan beruang itu sebagai sahabat akan menyusahkanku. Nyatanya tidak.
Terima kasih Lee Haechan dengan pacar Kanadanya.
c o m p l e t e d
( 473 words )[ Untuk kali ini agak pendek
dulu ya 😐👍🏽 ]
KAMU SEDANG MEMBACA
KAK
De TodoSedikit cerita tentang Jung Jaehyun dan Huang Renjun yang berbagi masa mudanya bersama. ❝ Hanya ada Kamu, Aku. Kita ❞ 🗂 a Ficlet book 𝘽 𝙭 𝘽 : 𝙅𝙖𝙚𝙝𝙮𝙪𝙣, 𝙍𝙚𝙣𝙟𝙪𝙣 Copyright © 2O2O xxrenmyn