Selamat Ulang Tahun, Naomi

1K 168 1
                                    

Malam menunjukkan pukul 11.45. Naomi sengaja tidak tidur malam itu. Dia menunggu waktu pukul 12.01. Naomi ingin mengucapkan ulang tahun kepada dirinya sendiri. Sambil menunggu, dia asyik memainkan ponsel sekadar membaca berita-berita terkini yang sedang hits dan trending.

Sudah lama dia tidak mengecek akun medsosnya. Tetiba dia tergerak membuka notif IGnya yang sudah bertumpuk.

Senyum Naomi mengembang. Ternyata ada beberapa yang mengetag akunnya.

Teng. 12.01

"Happy Birthday to me...," ucapnya tersenyum. Ini tahun kedua dia mengucapkan ulang tahunnya sendirian.

Hei..., online nih. Tumben. Happy birthday, Semok.

Sial. Riko mengirim pesan.

           Makasih. Ngapain lu.

Habis grepe-grepe bini gue. Elu?

Emoticon nyengir dari Naomi. Riko nggak berubah. Masih tetap konyol.

Ngapain. Omi? Habis grepe-grepe guling? Hahay.

          Sial lu, Rik. Udah minggir lu. gue mau lewat.

Silakan, Semok. Haha.

Dan Naomi menutup ponselnya. Lalu senyumnya melebar. Habis grepe-grepe bini gue. Duh kata-kata dari Riko sungguh membuat Naomi senang sekaligus iri. Senang karena Kak Nat pasti sedang berbahagia dengan Riko. Iri karena dia masih sendirian sekarang. Ditambah lagi dengan masalah aneh yang sedang dihadapi. Naomi galau lagi.

Setelah menyanyikan lagu happy birthday buat dirinya sendiri, Naomi pun tertidur.

***

Pagi itu ketika bersiap-siap hendak bekerja, Naomi tersenyum mengingat kejadian semalam. Riko adalah orang yang pertama kali mengucapkan selamat ulang tahun padanya. Orang itu memang sangat menyebalkan sekaligus menyenangkan. Tidak bisa dielak, Riko adalah orang yang turut andil menyebabkan suasana hatinya berubah, bahkan pola pikir terhadap hidupnya pun turut berubah. Yang dulunya ingin kuliah, kerja, jalan-jalan ke luar negeri. Begitu keinginan sederhana Naomi. Tidak lebih dari itu. Dan keinginan itu pernah dia utarakan ke Riko.

"Luar negeri? Ke mana?,"

"Paris, Budapest, hm..., Jerman, yah... Eropa kan negaranya deket-deket gitu,"

"Sama gue dong ya?,"

"Iya. Emang sama siapa lagi?,"

"Ya gue tau, di hati lu cuma ada Riko. You bucinnya Riko,"

It was long long long time ago. Masih pacaran. Waktu itu Naomi kelas 10, Riko kelas 11. Memang terlalu banyak kenangan indah bersama Riko.

Dan ucapan selamat ultah dari Riko semalam lumayan membuat Naomi kembali bergairah berangkat bekerja. Setidaknya masih ada yang mengingat hari lahirnya. Meski dari mantan pacar yang jadi kakak iparnya.

Naomi pun seperti biasa, bekerja dengan cekatan. Dari ruang Pak Poer, Bu Sinta, dan ruang-ruang staff Pak Poer, semuanya sudah sangat rapi dan bersih. Tidak lupa makanan kecil dan minuman juga sudah dia letakkan di atas meja-meja para pekerja.

"Mbak Omi, aku kemarin bersiin toiletnya Pak Poer. Eh dimarahin sama beliau," Dini, rekan kerja sekaligus bawahan Naomi, mengeluh.

"Katanya aku nggak boleh bersiin toiletnya selain Mbak Omi," lanjutnya.

"Idih. Toilet kan bukan tugasku lagi lo, Din. Kebayang aku juga letakin makan dan minum habis dari toilet. Bisa mules-mules mereka ngebayanginnya,"

Namaku NaomiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang