Kambe Daisuke dan Katou Haru yang pergi ke Inggris dengan Kanbe Suzue dan Saeki Mahoro pun menaiki pesawat resmi dan milik keluarga Kambe. Mereka sudah berpakaian bagus dan elegan untuk bersiap menghadiri pameran proyek unggul disana. Setelah memberitahukan rencana mereka terakhir pada rekan-rekan di kepolisian.
Daisuke menoleh saat Haru mengeryit merasa tidak nyaman memakai ASV Suit-nya. "Ada apa, Haru?"
"Tidak...ada yang aneh saja dengan pakaianmu ini..."
Daisuke yang hendak membantu melihat Suzue bangkit. "Biar kita serahkan pada ahlinya. Saya membawa seseorang. Mari, Haru-san."
"Huh? A-ah...sebentar, Daisuke."
Daisuke mengangguk dan membiarkan Haru pergi dengan Suzue sebentar. Saeki pun duduk di kursi Haru kini menemani lelaki bersurai hitam itu.
"Apa tidak masalah, saya disini?"
Daisuke mengerjap sebelum mengangguk. "Ah. Aku tertolong."
Saeki hanya tersenyum sebelum kembali berbicara. Dia membicarakan banyak hal dan membuat Daisuke hanya fokus padanya dan tidak mengkhawatirkan apapun untuk sementara waktu.
Suzue menemani Haru yang kini dibantu oleh spesialis alat itu yang dibawa oleh Suzue sebagai bantuan agar pakaian itu tidak merusak tubuh Daisuke dan Haru. Mereka melihatnya mengeryit.
"Anda harusnya memakainya setelah anda memakai pakaian resmi ini. Warnanya bisa saya sesuaikan dengan warna pakaian yang ini, jadi bisakah anda lepas semua sebelum memakai ASV Suit lagi?"
"Ah, baik." Haru pun beranjak ke kamar mandi untuk mengganti pakaiannya. Kali ini, Haru memakai pakaian resminya lebih dulu sebelum ASV Suit. "Saya sudah menggantinya."
Lelaki itu mengangguk dan mulai memakaikannya untuk Haru. Suzue memperhatikan lelaki itu yang merupakan spesialis alat itu kini memasangkannya pada Haru. Surai coklat itu kini terlihat lebih nyaman dan lebih baik dibandingkan sebelumnya.
"Nah, ini baru benar."
"Be-begitu ya...maafkan aku." Suzue hanya tertawa kecil saat lelaki spesialis itu tersenyum.
"Karena biasanya tuan muda Kambe yang memakainya, anda harus terbiasa sepertinya. Lain kali, gunakan alat ini diluar pakaian anda dan bukan di dalam langsung di tubuh anda. Dia bisa merusak kulit." Haru mengangguk sambil menelan ludah gugup. "Alat itu akan berjalan dan mengubah penampilan anda bila anda memencet tombol di jam tangan itu. Anda juga bisa mengubah daya tempurnya yang luar biasa menjadi daya tempur anda sebagai pemakainya."
Haru mengangguk. "Iya, saya sudah mengetahuinya dari Daisuke perihal itu."
"Bagus. Toh ini hanya alat pendukung sekaligus alat pelindung, tapi bukan berarti dia tidak punya batas walau se-luar biasa apapun daya tempurnya." Haru mengangguk diikuti oleh Suzue. "Sekarang kembalilah, saya yakin sebentar lagi sampai."
"Terima kasih banyak." Suzue membungkuk dan Haru mengikutinya.
Saat keduanya kembali, Daisuke sedang menikmati cemilan dengan Saeki. Seperti biasa, perempuan mungil dan penuh ceria itu berhasil membuat Daisuke yang tanpa ekspresi pun jadi mengubah ekspresinya. Haru mengerjap.
"Syukurlah, bila kau baik-baik saja dengan Saeki-san."
"Ng! Aku membagikan beberapa permen baru. Dia langsung menyukainya."
Haru pun duduk di seberang lelaki itu. "Bagus deh."
"Haru juga mau?"
"Tidak, aku nanti saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Reason to be a Hero Once Again - Fugou Keiji
RomansaKatou Haru yang kehilangan orang tuanya kini menjadi sebatang kara. Walaupun keluarganya merupakan keluarga yang disayangi dan dikenal baik oleh banyak keluarga. Termasuk keluarga besar Kambe. Namun itu tidak mengubah kenyataan Haru tidak memiliki s...