Misteri gunung Lawu-Part 2

103 10 0
                                    

Setelah aku jauh berjalan meninggalkan tenda untuk mengejar bayangan putih itu tiba-tiba aku mendengar ada suara keramaian, tapi aku tidak menghiraukan suara itu dan terus mengejar bayangan putih tadi, tapi bayangan putih itu malah menuntunku ke arah suara keramaian itu,.
Sesampai di tempat keramaian itu aku benar-benar terkejut karena melihat banyak orang yang sedang bertransaksi jual-beli layaknya di sebuah pasar.
Mellihat itu aku semakin penasaran dalam hati aku berkata,

"Kok ada ya pacar di atas gunung?",

Kemudian aku berjalan mengelilingi orang yang sedang berjualan di situ, aku juga mencoba berinteraksi dengan salah satu orang yang ada di situ, aku sempat bertanya sama satu orang pembeli,

"Pak ini pasar ya"
"Iya ini pasar kamu orang baru ya Disini", jawab bapak itu.
"Iya saya baru datang tadi sore, tapi kok bisa ada ya pasar di atas gunung", tabyaku lagi kepada bapak itu.

Tapi bapak itu malah pergi dan tidak menjawab pertanya'anku.
Karena tidak ada jawaban dari bapak itu aku mencoba bertanya pada pembeli yang lain, anehnya semua orang yang kutanyai tidak ada yang menjawab dan pergi meninggalkanku.

Karena tidak menemukan jawaban aku menganggap ini memang bener-bener pasar, aku lanjut berjalan sambil melihat-lihat, di tengah perjalanan aku melihat ada seorang kakek-kakek, dan kakek itu mirip dengan kakek-kakek yang kulihat di Bulak peperangan tadi. Aku mencoba mendekatinya, ternyata kakek itu juga sedang berjualan tapi yang dijual kakek itu beda dari yang lain, kakek itu sedang jualan berbagai macam benda pusaka, disitu ada berbagai jenis benda pusaka, salah satunya adalah keris, dan diantara keris-keris itu ada satu jenis keris yang selama ini kucari.
Spontan aku langsung bertanya sama penjualnya,

"Kek keris-keris ini dijual enggak"
"Iya mau beli yang mana", jawab kakek penjual keris.
Lalu aku memegang keris yang kuinginkan itu sambil bertanya,

"Yang ini dimahar berapa kek?"
"Ini sebenarnya tidak kakek jual, tapi kalau kamu menginginkannya kamu bisa membawanya", jawab penjual keris itu dengan muka tertunduk.
"Iya kek saya mau, maharnya berapa?", Tanyaku lagi kepada kakek penjual keris.
"Cukup dengan satu uang logam saja", jawab kakek itu dengan singkat.

Aku tidak begitu mengerti, lalu aku bertanya lagi,

"Maksudnya uang logam?"
"Uang logam yang kamu punya itu sebagai maharnya", jawab kakek penjual keris itu.

Lalu aku mengeluarkan dompet dan melihat ada satu uang logam 500 Rupiah dan aku bilang sama jakek itu,

"Uang logam begini kek?",

Kakek itu hanya menganggukkan kepalanya sambil menenadahkan tangannya, aku memberikan uang 500 perak pada kakek itu, dan pamit sambil membawa kerisnya.

Baru beberapa langkah aku berjalan meninggalkan kakek itu, tiba-tiba aku dipanggil oleh kakek penjual keris itu.

"Nak tunggu dulu".

Mendengar itu aku berjalan kembali ke tempat kakek itu dan menjawab,

"Ada apa kek?"
"Nak kakek pesan sesuatu, tolong jaga benda ini baik-baik dan jika tiba saatnya bulan suro nanti datanglah kemari dan bawa keris ini"

Aku hanya bisa mengiyakan kata-kata kakek itu.
Lalu aku berjalan meninggalkan kakek itu, belum jauh aku berjalan ternyata aku lupa arah dan tidak tahu kemana, aku tidak tahu jalan keluar dari pasar ini.
Kemudian aku kembali lagi kepada kakek penjual keris untuk bertanya.
Belum sampai aku bertanya kakek itu tiba-tiba memberi petunjuk jalan ke padaku, se'akan dia tau kalau aku akan bertanya.

"Ikuti saja jalan ini", ucap kakek penjual keris itu.

Lalu aku berjalan mengikuti jalan yang ditunjukkan kakek itu hingga tiba kembali di tempatku ngecamp.

Sesampai tenpat camp aku duduk di depan tenda sambil melihat-lihat keris yang tadi aku beli, aku benar-benar merasa sangat senang karena selain bisa menginjakkan kaki di Gn. Lawu aku juga bisa mendapatkan benda pusaka yang selama ini kucari.
Kemudian aku bergegas masuk tenda untuk tidur dan tidak lupa menghabiskan kopi yang tadi belum habis.

Next part 3 ...

Kumpulan Cerita Horor NyataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang