Misteri gunung Lawu-Part 6 (End)

112 7 0
                                    

Lalu aku meminta A'ang untuk mengabaikannya dan terus berjalan sambil dalam hati mengucap permisi.
Sambil berjalan sesekali A'ang menoleh kanan kirinya, dan orang-orang itu juga melihat kearah mereka berdua tapi oramg-orsmg itu wajahnya terlihat pucat.
A'ang berusaha mengabaikannya dan tetap berjalan hingga sampai di pos 5, sesampai di pos 5 A'ang menoleh kebelakang tapi sekumpulan orang yang tadi dilihatnya sudah tidak ada, yang ada hanya rumput alang-alang.

Singkat cerita, sampailah kami di Gupakan Menjangan tepat hari mulai gelap, sesampai di situ aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan, aku dan A'ang hanya bisa berdiam diri tenda hingga larut malam, aku mempersilahkan A'ang untuk tidur dulu karena kasihan. Tidak lama kemudian aku juga tertidur (ya karena waktu itu aku sangat kelelahan).

Malam semakin larut, tiba-tiba aku terbangun karena mendengar ada suara raungan harimau tepat di sebelah tendaku, mendengar itu aku keluar tenda, ketika sudah di luar tenda ternyata di depan tendaku sudah ada 4 ekor macan putih yang sedang menungguku, macan itu seperti memberi isyarat kepadaku untuk mengajak berjalan, kuambil kerisku dan kubawa berjalan mengikuti macan itu.

Selama aku berjalan mengikuti macan putih itu aku melihat banyak sekali bayangan putih yang melintas disampingku, tapi aku mengabaikannya dan terus fokus berjalan mengikuti macan putih dan sesekali macan itu meraung.
Macan itu ternyata menuntunku ke pasar Dieng.

Aku melihat ada yang berbeda di Pasar Dieng, dulu aku melihat tempat ini sangat ramai bagaikan pasar tapi sekarang kebalikannya, tempat itu sangat sepi dan Hening.

Lalu tiba-tiba ada menepuk pundakku dari belakang, spontan akupun menoleh kebelakang, ternyata yang menepuk pundakku itu adalah kakek penjual keris.
Melihat itu aku langsung menundukkan kepalaku dan kekek itu berkata,

"Aku sudah menunggumu, aku ingin melihat keris yang dulu aku titpkan"

Aku mengeluarkan kerisnya dan akan kuberikan kepada kakek itu, tapi kakek itu tidak menerima kerisnya dan berkata,

"Kamu sudah merawat keris ini dengan baik, sekarang keris milikmu dan tidak lagi kutitipkan".

Mendengar kata-kata dari kakek itu aku tidak yakin, kemudian bertanya,

"Kenapa kakek memberikan tanggung jawab ini kepadaku?"

Kakek itu memberi tahu kepadaku suatu hal yang sebelumnya belum pernah aku ketahui.

"Ayahmu dulu adalah pemilik keris ini, dan menitipkannya kepadaku sebelum dia meninggal, kamu adalah pewaris keris ini", ucap kakek itu kepadaku.
" Terima kasih, aku akan menjaga keris ini", jawabku kepada kakek itu.

Lalu kakek itu memberiku uang 500 logam yang dulu pernah kuberikan kepadanya, dan berkata sambil menunjuk kearah belakangku,

"4 macan itu adalah Khodam dari keris ini, dan akan selalu bersamamu"

Kemudian aku menoleh ke arah yang ditunjuk kakek itu, dan di situ ada 4 ekor macan yang sedang duduk.
Aku menoleh kembali ke arah kakek itu tiba-tiba kakek itu sudah tidak ada dan menghilang dari hadapanku.
Lalu aku berjalan kembali ke tenda dan beristirahat.

Ketika sedang di dalam tenda aku merenung se'akan tidak percaya.
Dan aku juga baru tahu kalau ayahku bukan orang sembarangan karena pernah menjadi pemilik keris ini.

Pagi pun tiba, kami berdua summit ke puncak Hargo Dumilah, dan tidak lupa singgah di Hargo Dalem untuk sowan.
Ketika kami sedang berada di Hargo Dalem, disitu kami melihat banyak sekali pendaki spiritual.
Dan ketika kami sedang berjalan di area Hargo Dalem, semua orang yang ada disitu matanya tertuju ke arah kami berdua, dan A'ang merasakan ada aura yang memancar di tubuhku.

Aku dan A'ang mengucap permisi pada orang yang ada disitu.
Setelah itu kami mampir di sebuah warung untuk makan, ketika sedang berada di warung, ada 1 pendaki spiritual yang bertanya kepadaku.

"Sampean asalnya dari mana le?", (kamu asli mana nak?)
"Dari jawa barat pak", jawabku kepada pendaki spiritual itu dan orang itu hanya tersenyum.

Tidak lama kemudian kami turun ke bascamp Cetho dan langsung balik pulang.
Selama perjalanan turun gunung dan pulang kami tidak mengalami gangguan apapun dan lancar.

(Kalau dulu banyak sekali orang yang ingin menyerang Mamed, tapi sekarang sudah tidak lagi, karena siapa yang berani mengusik keris itu dan pemiliknya, maka dia harus berhadapan dengan khodam dari keris itu yang berupa 4 macan putih)

... End ...

Kumpulan Cerita Horor NyataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang