8

7.3K 479 3
                                    

tidak terasa, sudah hampir setahun aku duduk di bangku taman kanak-kanak. aku mempunyai banyak teman dan aku sudah lebih pandai menulis, membaca, dan menghitung sekarang.

kini aku telah sampai di penghujung semester. sekolahku akan mengadakan sebuah acara seni yang menampilkan anak-anak asuhannya.

dengan semangat aku menggenggam sebuah selebaran pemberitahuan saat perjalanan pulang. itu merupakan undangan orangtua untuk pengambilan rapot sekaligus acara pentas dari sekolahku.

aku dan teman-teman akan menunjukkan berbagai bakat yang kami miliki. ada yang bernyanyi, memainkan alat musik, dan menari. semua kami lakukan untuk menghibur para orangtua yang datang.

aku sangat ingin menyampaikan undangan itu pada mama dan berharap mama akan menyempatkan diri untuk datang. namun jauh di dalam hatiku, aku ragu. aku juga takut kalau nantinya mama akan marah padaku saat aku memberinya selebaran ini.

langkahku pun berhenti ketika aku sampai tepat di depan pintu pagar rumah. aku memutuskan untuk segera masuk dan menemui mama.

sesaat baru saja melepas sepatu, tiba-tiba, mama keluar rumah sambil menenteng satu majalah.

senyumku terulas. aku mencoba untuk mendekatinya.

"ma," panggilku namun tidak digubris oleh mama.

"nanti sekolah gaby ada pentas. mama datang, ya?" lanjutku karena tidak mendapat respon di panggilan sebelumnya.

dan masih sama. tidak ada jawaban. mama asyik membolak-balik majalah yang sedang ia baca.

"mama datang, ya. nanti gaby tampil di sana," ulangku lagi dan kali ini aku melangkah lebih dekat.

lagi-lagi tak mendapat respon, aku langsung memberikan undangannya pada mama. lalu apa yang terjadi?

"saya nggak akan datang! sibuk."

mama membentakku dan entah kenapa ia merobek undangan yang aku beri. bila digambarkan, rasanya hatiku bernasib sama dengan lembaran yang disobek itu.

setelah puas merobeknya, mam langsung pergi dari hadapanku. aku tidak bisa apa-apa selain menangis. dengan sisa tenaga yang ada, aku menyusun kembali undangan yang telah sobek itu.

seketika aku langsung teringat pada eyang. meskipun mama tidak akan datang, setidaknya aku masih punya eyang.

dan masih ada satu hal yang aku masih tidak mengerti. apa yang salah dariku ini?

×

Mama, Can You Love Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang