gaby's mommy's side
aku terbangun tepat di sisi ranjang putriku yang sedang kritis. kini napasku terengah-engah begitu mengingat mimpi yang baru saja aku alami.
aku bermimpi gaby masuk ke sebuah cahaya putih yang bersinar. di dalamnya ia telah ditunggu oleh papanya. kemudian—
tiiiiittt!!!
tiba-tiba saja, elektrokardiograf yang mendeteksi jantung gaby telah membentuk garis panjang lurus dan mengeluarkan suara yang mencekat telinga sebelum aku selesai menceritakan mimpi yang barusan aku alami.
gaby!!!
"gaby, bangun ...,"
aku menangis, menggoyang-goyangkan tubuh gaby yang rapuh. "gaby jangan tinggalin mama ...,"
tangisku mengalir sangat deras. "dokter! dokter!"
sang dokter pun masuk ke ruangan gaby, kemudian ia memeriksa seluruh kondisi tubuh gaby. sedangkan aku hanya meratap iba putri kecilku.
"maaf, bu. kami sudah berusaha, tapi tuhan berkehendak lain. putri ibu sudah bertemu dengan penguasa alam disana."
mendengar itu, hatiku sakit. sakit sekali. rasanya baru kemarin aku bisa kembali mengokohkan hatiku, namun sekarang, hatiku kembali menjadi kepingan.
aku menangis, menyesali apa yang telah aku lakukan terhadapnya selama ini. aku selalu bersikap cuek terhadapnya. aku tidak pernah menganggapnya ada.
namun, gaby ... ia tetap menganggapku sebagai orangtuanya. terlebih, pada penampilan biola perdananya kemarin.
ia membawakan lagu cinta untuk mama yang didedikasikan untukku. aku menangis, terharu.
kenapa?
kenapa saat aku ingin memulainya, gaby justru pergi meninggalkan aku?
ketika putriku pergi, barulah tuhan membuka mata hatiku. kenapa baru sekarang, tuhan?
aku masih menangis. kemudian mencium kening gaby yang sudah mulai dingin. "gaby, mama sayang sama kamu."
tiba-tiba aku teringat mimpiku. gaby memberikan flowercrown-nya, agar aku tidak sedih atas kepergiannya. aku pun mengambil flowercrown yang masih bersarang di rambutnya.
"gaby, ama akan selalu ingat gaby. mama akan selalu menyimpan flowercrown ini, seperti yang gaby bilang sesaat sebelum gaby pergi."
aku mengusap airmataku. mataku sudah sangat sembab. dari kemarin, aku terus menangis. tetapi, menangis pun tidak akan bisa merubah keadaan, 'kan?
"gaby, mama minta maaf. maaf karena mama selalu cuek padamu. mama sangat menyesal. harusnya, dari dulu, mama mengasuhmu, merawatmu dan melihatmu berkembang dengan kasih sayang mama."
setelah cukup lama, akhirnya tubuh gaby ditutupi oleh kain putih nan bersih dari ujung kaki sampai ke ujung kepala.
tidak ada lagi gaby.
tidak ada lagi keceriaan yang ia taburkan di hari-hariku.
tidak ada lagi rontaan-rontaan saat ia menatapku.
tidak ada lagi alunan biola yang tanpa sadar membuat letihku menghilang.
itu semua tidak akan terjadi lagi. takdir sudah berjalan sesuai dengan arahnya.
selamat jalan, gabriella.
mama akan terus menyayangimu.
×
KAMU SEDANG MEMBACA
Mama, Can You Love Me?
Short Story"maafkan aku, ma, bila ternyata kehadiranku justru menambah beban mama. aku janji aku tidak akan mengganggu ketenangan hidup mama lagi setelah ini. tapi jangan khawatir, aku akan selalu sayang sama mama. sering-sering lihat aku di langit, ya, ma." *...