.
.
.
Sekolah sudah memasuki jam pelajaran pertama. Seperti biasa, mata pelajaran di jam pertama kelas Chenle adalah sejarah yang sudah pasti diajari oleh Na Ssaem.
Sambil mengajar, sesekali Jaemin memperhatikan Chenle yang juga tengah memperhatikannya -memperhatikan pelajarannya-. Lalu Jaemin menghela napasnya pelan setelah beberapa kali memperhatikan Chenle.
Bayangan Renjun dalam dirinya benar-benar sudah tidak ada.
Pelajaran pun berakhir dan digantikan dengan jam istirahat. Jaemin duduk dengan lesu.
Injun benar-benar sudah tidak ada, ya?
Chenle pun hendak keluar kelas untuk makan di kelas Jisung, melewati meja mengajar Jaemin.
"Injun-ah." Panggil Jaemin tepat saat Chenle berada di depannya.
Chenle menengok ke arah Jaemin dengan tatapan bingung. "Injun? Saya Zhong Chenle, Ssaem."
"Ah, iya. Maaf." Jawab Jaemin lesu sambil berdiri dan keluar kelas meninggalkan Chenle yang menatapnya prihatin.
"Haechan-ie, kamu tidak melihat Renjun Hyung?" Tanya Chenle di tengah kegiatan makan mereka di kelas Jisung.
Haechan menggeleng sebagai jawaban karena mulutnya tengah sibuk mengunyah makanan.
Chenle menghela napasnya ringan. "Apa dia sudah pergi ke Surga, ya? Padahal aku ingin mengobrol dengannya." Gumam Chenle yang terdengar di telinga Jisung dan Haechan.
"Kamu merindukannya?" Tanya Jisung.
Chenle mengangguk.
"Setelah apa yang dilakukannya padamu?"
"Tentu saja. Lagi pula dia tidak melakukan sesuatu yang merugikan ku seperti mencuri, merampok, membunuh, ataupun melecehkan seseorang."
"Tapi dia sudah mencuri tubuhmu."
Chenle menatap Jisung dengan raut wajah yang sulit ditebak. "Jisung-ie, ada apa denganmu? Kenapa kamu seperti marah sekali dengan Renjun Hyung?" Tanya Chenle.
"Tentu saja aku marah. Dia sudah mengambil kehidupanmu." Jawab Jisung.
Chenle menghela napas. Apa yang dikatakan Jisung memang tidak salah.
"Tapi Jisung-ie, dia melakukan itu karena dia tidak mau meninggalkan kekasihnya, cinta pertamanya. Bukankah semua orang akan melakukan itu? Aku juga kalau jadi Renjun Hyung yang melihat peluang itu sebagai harapan akan melakukan hal yang sama. Apalagi kematiannya bukan karena kecerobohannya" Ucap Chenle.
"Tidak Chenle, itu tetap salah."
Chenle menggeleng pelan, lalu menatap Jisung dengan raut wajah serius.
"Kamu mengatakan itu karena kamu tidak berada di lokasi saat kejadian delapan tahun yang lalu, Jisung."
"Apa maksudmu?"
"Renjun Hyung kehilangan nyawanya karena ditabrak mobil yang dibawa Appaku."
Jisung membolakan matanya karena terkejut, benar-benar tidak menyangka dengan apa yang dikatakan Chenle. Bahkan Haechan yang mendengar itu pun menghentikan acara makannya.
"Saat itu aku merengek keras dan aku yakin tindakan ku itu membuat konsentrasi Appaku terpecah belah hingga tidak fokus pada jalan dan tidak melihat lampu lalu lintas yang menyebabkan mobil yang dikendarai Appaku menabrak Renjun Hyung."
"Bagaimana kamu bisa tahu?"
"Saat aku kembali ke tubuhku kemarin dan hendak tidur, tiba-tiba ingatanku sebelum delapan tahun lalu berputar seperti film sampai-sampai membuatku bangun kesiangan hari ini. Karena itulah aku mulai mengerti dan memaklumi tindakan Renjun Hyung."
Fakta yang keluar dari mulut Chenle membuat dua orang di depannya tertegun, terutama Jisung yang ditambah perasaan bersalah karena membenci dan menyalahkan Renjun Hyung tanpa mencari tahu penyebab sebenarnya.
Bel berbunyi menandakan kelas akan kembali dimulai.
"Aku harus pergi, sampai jumpa pulang sekolah nanti." Ucap Chenle sambil melangkahkan kakinya keluar dari kelas Jisung menuju kelasnya sendiri.
.
.
.
~♡~
KAMU SEDANG MEMBACA
Back To First Love || 잼런 • 지천 [✓]
FanfictionTidak apa berbohong. Aku tidak mau kembali lagi kalau Nana tahu aku mencuri tubuh orang lain. Tidak untuk saat ini. "Kamu percaya reinkarnasi?" _____ Status: Completed [Prolog + 37 part + Bonus (5 part) + From author (3 part)] Rating: PG +15 Main pa...