Selamat membaca✨Fran menggigit dada Em dengan keras hingga membuat gadis itu menjerit nikmat.
"Ahhhhkk..."
"Ssstt jangan di gigithh..." desis Em lemah.
Fran tidak memperdulikan desisan Em, cowok itu semakin semangat meremas gundukan Em . Satu tangannya yang tadi mengusap paha Em kembali naik ke atas dan beralih bermain dengan puting Em.
Mulut Fran sudah berpindah pada leher Em yang begitu halus. Fran mencium, menggigit, dan menghisap leher gadisnya hingga membuat tanda merah ke unguan disana.
"Ssshhh.."
Ciuman Fran turun hingga wajahnya tepat berada di depan salah satu gundukan indah milik gadisnya. Tak ingin berbasa-basi lagi Fran kembali memasukkan itu ke dalam mulutnya. Mengemut, menghisap dan menggigit kecil hingga menimbulkan sedikit warna kemerahan disana.
Tangan Fran juga tidak berhenti bermain di dada kiri Em, cowok itu memilin lembut puting Em dengan lembut. Mengabaikan desahan gelisah dari Em.
Setelah cukup lama bermain disana. Ciuman Fran semakin turun hingga tepat di depan perut rata Em yang begitu putih dan halus.
"Eughh Kak Fran stophh."
Mengabaikan Em, Fran malah memberikan kecepun-kecupan ringan disana, hingga sampai di pusar Em. Fran menjulurkan lidahnya, lalu bermain dengan pusar gadisnya.
Satu tangannya turun ke bawah dan tangan kirinya di biarkan bermain di dada padat dan kenyal itu. Tangan kanan Fran yang sudah turun kebawah, mengusap paha Em dengan lembut.
Fran semakin berani menyusupkan tangannya di balik celana pendek Em saat melihat gadis itu juga sedang menikmati kegiatannya.
"Sshhh" Em melenguh saat merasakan jari-jari panjang Fran yang mengusap kewanitaannya dari luar celana dalam. Em mencekram erat sprei di bawahnya.
Fran semakin menurunkan ciumannya hingga tepat berada di depan selangkangan Em. Dengan gerakan cepat Fran langsung menarik celana Em hingga terlepas dan melemparkan asal ke sembarang arah.
Sekarang yang tersisa pada tubuh Em hanyalah kain tipis yang berbentuk segitiga di sana. Fran langsung mendekatkan wajahnya. Lalu mengecup-ngecup di sekitaran paha Em yang begitu halus dengan kecupan kecil.
Em bergerak gelisah, bagaimana tidak. Tubunya tidak terbalut apapun selain celana dalam yang masih melekat di tubuhnya.
"Aahhs Kak." Desah Em saat merasakan kecupan kecil pada bagian kewanitaannya.
Fran mengusap lembut kewanitaan Em yang sudah mulai basah.
"Kamu basah, baby." Ucap Fran menyeringai.
Em tidak menjawab, gadis itu menggigit bibirnya seraya memejamkan mata, menahan desahan nikmat yang Fran berikan padanya.
Em sudah ingin memberontak karena Fran sudah berani melewati batas, tapi ia tidak bisa. Tubuhnya seakan menolak dengan apa yang ia rasakan sekarang. Gadis itu menangis dalam diam. Disaat seperti ini dia tidak bisa berbuat apa-apa.
Fran semakin aktif menarikan jarinya di sekitaran kewanitaan Em, sesekali menciumnya dengan lembut.
"Kak Fran.." panggil Em lemah.
Fran yang ingin membuka celana dalam Em, langsung menghentikan pergerakannya. Dengan linglung Fran menatap Em yang sedang menatapnya dengan sendu. Dan..
oh shit, gadisnya menangis.
Fran masih termengu, matanya melihat ke arah dada Em, lalu turun ke perut hingga sampai di paha Em yang sudah di penuhi oleh tanda merah keunguan. Dan tiba-tiba..