-24-

470 65 2
                                    

Angin di kota itu berhembus dengan cukup kencang, bahkan dipagi hari. Matahari sudah berada di atas, menerangi seluruh kota itu dengan sinar yang cukup hangat di tengah musim yang hendak berpindah ke musim dingin. Sinar matahari juga ikut masuk, melewati celah-celah jendela yang ada di "villa" Sinb dan Sowon.

Sekarang Sinb sedang duduk di sofa ruang tamu sambil menonton TV. Dipegang nya sebuah permen lolipop kecil dan ia nikmati sambil bersantai di ruang tamu itu. Di meja ada sekotak permen susu dengan rasa dan bentuk yang bermacam-macam, sejak tadi sudah beberapa permen Sinb nikmati.

Sowon yang baru selesai membersihkan diri, keluar dari kamar menggunakan celana panjang dan kaos polos oversize nya. Ia mendekati Sinb ke arah sofa dan melihat beberapa sampah bekas permen yang di tumpuk Sinb di meja. Sowon pun inisiatif mengambil sampah bekas permen-permen tersebut dan membuang nya di tempat sampah.

"Sinb kau makan banyak sekali permen, dari mana kau mendapat ini?" Tanya Sowon.

"Aku membelinya kemarin, 1 kotak penuh aku borong" Ucap Sinb masih fokus ke acara TV nya.

"1 kotak?! Untuk apa kau membeli sebanyak itu? Kau mau diabetes?" Ucap Sowon mengomel.

"Biarin aja kek, orang yang makan juga aku" Ucap Sinb santai.

"Sinb kau sudah makan banyak, yang itu terakhir" Ucap Sowon sambil menunjuk permen yang dipegang Sinb.

Pas setelah Sowon mengatakan itu, permen yang dipegang Sinb habis. Sinb pun menatap Sowon dengan wajah memelas.

"TIDAK BOLEH"

"Ah ayolah eonnie, satu lagi terakhir" Ucap Sinb mencoba membujuk Sowon.

Sowon menggeleng.

Sinb pun hanya bisa cemberut. tak lama kemudian ia melihat ke arah kotak permennya dan menunjukkan wajah tengilnya.

"Sinb-ya~ Tidak boleh" Ucap Sowon.

Sinb pun tersenyum nakal dan hendak mengambil 1 buah permen lagi. Hampir saja meraih permen tersebut, namun tangan Sinb dipukul dan kotak permen tersebut langsung diambil oleh Sowon.

"Ah eonnie! Kenapa mukul sih? Itu kan permennya punyaku, boleh dong aku makan!" Protes Sinb.

"Kau sudah makan banyak!"

"Oh iya itu kompor udah dimatiin belum ya?!" Ucap Sinb panik.

Sowon pun refleks melihat ke arah dapur, dan saat itu juga, Sinb mengambil 1 permen dari kotak yang di pegang Sowon.

"Sinb!!" Teriak Sowon.

Sinb pun berlari menjauh dan menjulurkan lidahnya meledek Sowon.

"Coba saja kau makan!" Ucap Sowon sambil memelototi Sinb dan melipat tangannya di dada.

Sinb tetap menjulurkan lidahnya dan tidak mendengarkan Sowon.

Tiba-tiba Sowon meletakkan kotak permen itu di meja dengan cukup keras.

"Yasudah makan saja sepuas mu sampai diabetes, aku tidak perduli!" Ucap Sowon lalu berbalik hendak meninggalkan ruang tamu tersebut.

Sinb pun panik dengan respon Sowon, ia pikir Sowon tidak akan marah, maka dari itu dia sengaja memanas-manasi Sowon. Sinb pun langsung segera menahan tangan Sowon. Sowon berbalik dan menatap Sinb dengan tatapan sinis dan menghempaskan tangan Sinb. Sinb pun segera memeluk Sowon dari belakang dengan sangat erat.

"Sowonie kenapa kau begini?? Kita bicarakan baik-baik ya, masa kau marah hanya karena permen" Ucap Sinb masih memeluk Sowon dengan erat.

Hah!.. berhasil...-batin Sowon.

Connected [KSJ x HEB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang