-25-

483 58 9
                                    

Setelah beberapa hari menghabiskan waktu bersama di Paris, Sowon pun sudah harus pulang ke Seoul. Sinb sudah izin ke orang tuanya, meski harus berbohong.

Beberapa hari yang lalu...

"Eomma.. barang ini sangat penting untukku, ayolah aku bisa kok sendiri" Ucap Sinb di kamar kedua orang tuanya.

"Sinb kau ini bagaimana sih, kemarin ke rumah temen sekarang mau balik ke Seoul, kau tidak kasihan pada Eunha? Apa yang ia lakukan selama kau pergi?" Ucap Nyonya Hwang.

"Ayolahh eomma, hanya sebentar saja, barang ini sangattt penting untukku dan tertinggal di Seoul" Bujuk Sinb.

"Kau hanya mengambil barang lalu kembali lagi, mau berapa banyak uang yang kau gunakan Sinb? Memangnya barang apa sih? Memang kau tidak bisa membelinya disini?" Ucap Nyonya Hwang masih menentang.

"Kameraku eomma....di dalam sana ada banyak foto dan video yang aku ambil bersama teman-teman ku, di sana juga ada foto Eunha eonnie.....aku pikir aku bisa mengingat lebih banyak lagi jika aku melihatnya" Ucap Sinb dengan nada sedih.

Nyonya Hwang tidak tega melihat Sinb seperti itu, akhirnya ia pun menghela nafas berat lalu mengizinkan Sinb untuk pergi.

Hah...untung cara ku yang tadi berhasil. Kalau tidak, apa yang harus aku katakan pada Sowon eonnie. Maaf kan aku eonnie, aku tidak bisa memberitahu mereka sekarang, aku akan merasa sangat bersalah jika mereka tahu semuanya sekarang, aku akan menunggu waktu yang tepat, sampai aku bisa membayar semua yang sudah mereka lakukan padaku, saat itu...saat itu aku akan memberi tahu tentang kita, aku akan mengakhiri hubunganku juga dengan Eunha eonnie -batin Sinb.

Sekarang Sowon dan Sinb baru saja sampai di Bandara Incheon. Perjalanan melelahkan selama beberapa jam tidak terasa karena mereka sibuk membagi cerita dan saling bercanda.

Tujuan pertama mereka adalah jalan yang sering Sowon kunjungi, tempat dimana takdir mempertemukan mereka.

Dibawah pohon-pohon rindang mereka berjalan bersama-sama, saling berpegangan tangan.

"Wahh sejuknya.. Sudah lama aku tidak melihat pemandangan kota Seoul" Ucap Sinb.

"Aigoo sok banget anak satu ini, baru 1 minggu di Paris udah kayak 10 tahun tidak melihat kota ini" Balas Sowon.

"Ih beneran eonnie, aku merindukan suasana ini walau baru 1 minggu di Paris. Aku tidak bisa membayangkan akan meninggalkan tempat ini untuk waktu yang cukup lama, apalagi di sana tidak ada kau"

"Halah gembel (gombal), awas aja disana macem-macem" Ucap Sowon sinis.

"Galak banget sih, heran. Pohon-pohon kalian lihat tidak tingkah eonnie yang satu ini?? "

"Apasi Sinb, kau terdengar aneh"

"Kan katanya pohon ini teman-temanmu, mereka yang menjadi saksi hidupmu dan lain-lain, sekarang kenapa aku yang aneh? Ada juga eonnie yang aneh, temenan kok sama pohon, kayak gak ada manusia aja di dunia ini" Ucap Sinb.

Tuk!

Sowon menjitak kepala Sinb.

"Aw!" Teriak Sinb lalu memegangi kepalanya yang dijitak Sowon.

"Kalo ngomong enak banget asal ngerocos, aku tidak bicara pohon seperti orang gila. Yang aku ucapkan itu semacam perumpamaan, alam teman baikku yang menyaksikan perjalanan hidupku, dan tidak akan pernah mengkhianati ku, tempat ini aku jadikan tanda. Tapi ya bukan berarti aku bicara dengan pohon! " Jelas Sowon.

"Salah mulu dah perasaan" Gerutu Sinb dengan wajah cemberut.

Sowon yang melihat itu pun gemas dan mencubit pipi Sinb lagi.

Connected [KSJ x HEB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang