Wendy melempar sebuah foto Yerin, berbingkai yang Taehyung gunakan sebagai hiasan di apartemennya hingga benda tersebut hancur.
"Jangan gila kamu! Orangtua aku gak mungkin restuin kita." pekik Taehyung emosi.
Wendy terkekeh, tentu saja ia tidak akan pernah terima diperlakukan demikian oleh pria yang sudah siang dan malam menidurinya. Wanita itu melangkah mendekati Taehyung dengan begitu arogant. "Sampai kapanpun aku gak bakal lepasin kamu. Sekali kamu tertangkap, kamu gak akan pernah bisa lepas dari aku." Ujar Wendy mengancam.
"Aku gak peduli, apapun yang kamu bilang pokonya kamu gak akan pernah bisa bikin aku sama Yerin pisah."
Wendy memiringkan senyum, tentu ia sendiri sudah punya sesuatu untuk menjadikan hal itu sebagai ancaman. "Mungkin orangtua kamu bakal nutupin segalanya kalo mereka tau hubungan kita, tapi orangtua Yerin?" sejenak Wendy menyentuh dada Taehyung, "Sayang, apa kamu pikir kedua orangtua Yerin bakal nyerahin putri mereka sama cowo bajingan kaya kamu?"
"Kamu licik! Kamu bener-bener licik!" tegas Taehyung meninggikan suaranya.
"Kita sama-sama licik, dan kamu harus inget orang yang kamu anggap licik ini selalu muasin kamu diatas ranjang. Tolong tahu diri sedikit."
Taehyung sudah buntu, ia sudah terlanjur terjerumus kelubang hitam yang dibuat oleh Wendy. Dan sekarang Yerin benar-benar meninggalkannya, entah apa yang dikatakan kedua orangtua Taehyung jika mereka tahu kalau Taehyung malah mendapatkan seorang janda setelah hubungannya bersama Yerin benar-benar sudah berakhir.
-------------
Saat suara ribut kicauan burung dipagi hari berhasil membuat Yerin terbangun, gadis itu pun mengerjap melirik kearah pria tinggi yang masih mendengkur diatas sofa dengan begitu nyenyaknya. "Dia bener-bener tidur disana." ucap Yerin memancarkan senyumnya yang berbinar, gadis itupun kemudian beranjak. Ia mendekati Seokjin dan menatap lekat pria itu dengan penuh kekaguman.
Sungguh ternyata dalam keadaan sadar Seokjin jauh lebih bisa mengontrol dirinya, padahal ciuman panas semalam sudah hampir membawa mereka ke sebuah api gelora yang sukses membangkitkan hasratnya.
'Bruak.. '
Yerin terkejut saat dirinya berpikir Seokjin masih terlelap dengan sangat nyenyak, ternyata pria itu sudah menyadari kenakalan Yerin dan langsung menarik tangannya hingga Yerin jatuh diatas tubuh Seokjin.
"Dari semalem nguji aku terus, jangan salahin aku kalo kali ini aku gak tahan." Ujar Seokjin memeluk erat tubuh Yerin diatas tubuhnya.
"Oppa, kamu.. Dari kapan kamu bangun?" tanya Yerin gugup.
"Dari pas kamu liatin aku sambil senyum-senyum sendiri."
Wajah Yerin merona, ia sedikit menggerakkan tubuhnya agar Seokjin dapat segera melepaskan Yerin dari posisi yang membahayakan itu. "Mmmm, lepasin aku." gerutu Yerin.
"Gak, aku gak bakal lepasin kamu sebelum kqmu cium aku." pinta Seokjin yang malah semakin mempererat pelukannya.
Sejenak Yerin menghela nafasnya, ia cemberut kemudian berkata. "Jadi kamu mau aku cium?"
Seokjin mengangguk, dan terus menenggelamkan dirinya didua bola mata indah milik Yerin.
"Yaudah pesenin sarapan dulu, baru aku cium." Yerin tersenyum.
Seokjin mengerutkan dahinya, padahal kan sebelumnya ia yang lebih dulu memberikan syarat. Dan sekarang Yerin sepertinya sedang mengajak Seokjin untuk bernegoisasi. "Cium aku dulu, baru aku lepasin terus kita sarapan." Sahut Seokjin.
"Tapi janji ya. Kalo udah aku cium, kamu bakalan lepasin aku."
Seokjin mengangguk dengan sebelah alis yang sedikit terangkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mist of Romance
Fanfiction"Saya tidak punya hak, tapi sebagai orang yang sama-sama jadi korban perselingkuhan harusnya Ahjussi mengerti posisi saya sekarang." -Choi Yerin "Jangan panggil saya Ahjussi meskipun saya udah punya anak masih muda kan, jadi panggil Oppa aja." -Kim...