"kalian sudah sejak lama mengenal satu sama lain, insyaallah akan berhasil"
"Kamu usahakan, harus berhasil jangan sampai tali persaudaraan ini terputus"
Ucapan bunda di kamar milik kak Talita seminggu yang lalu masih terus memenuhi isi kepala ku, dan kini tanpa terasa sudah tiba akhir pekan lagi.
Sore ini, aku akan pulang ke Kediri kerumah eyang bersama Eci, berdua dengan menaiki kereta api yang mana aku naik dari stasiun Yogyakarta dan Eci dari stasiun Solo Balapan.
[Ndel, aku ikut ke Kediri ajak Rima]
Pesan singkat dari mas Danar, yang aku baru tahu jika dirinya akan ikut pergi ke Kediri, karena memang kakek nenek nya juga tinggal di sana, dan kedua orang tuanya memang berasal dari kota itu.
"Bodo amat"
Gerutuku sendiri, dengan berjalan menuju tempat pangkal ojek yang tak jauh dari apartemen.
Cukup padat jalanan di waktu akhir pekan, dimana para wisatawan dari luar kota lebih banyak daripada hari lainnya.
Dan ketika aku baru saja tiba di stasiun, dan masuk ke ruang tunggu penumpang, dari jauh aku sudah bisa melihat kemesraan sepasang kekasih yang sedang bermesraan di tempat umum, dimana sang wanita bersender pada pundak sang pria yang keduanya sama-sama menikmati minuman dalam genggaman masing-masing.
Lebih baik kucari tempat duduk lainnya, dari pada harus menjadi setan diantara laki-laki dan perempuan yang sedang kasmaran.
"Ndel endel"
Ketika aku sengaja berpura tak mengenal keduanya yang sedang kulewati tempat duduknya, akan tetapi mas Danar melihat diriku yang berjalan mencari tempat duduk.
"Apa?"
"Sini kosong"
Melambaikan tangannya, kemudian menepuk tempat duduk di sebelah nya, menunjukkan jika itu kosong dan memintaku untuk duduk disana.
Akhirnya aku mengalah, duduk di samping mas Danar tanpa mempedulikan keduanya, meskipun semuanya menyapaku, bertanya naik apa aku menuju stasiun.
"Nih buat kamu, di belikan Rima tadi"
Mas Danar mengulurkan minuman coklat dingin yang sama dengan milik keduanya kepada ku.
"Makasih"
Tanpa kuhiraukan lagi pertanyaan mas Danar yang menanyakan apakah Eci sudah berangkat ke stasiun dan pertanyaan lainya, karena aku lebih memilih fokus pad layar ponsel ku yang berbalas pesan dengan kekasih ku Rio, yang mengatakan akan ada kejutan.
Kereta telah tiba, dan bersiap untuk segera masuk kedalam kereta, terlihat mas Danar yang hanya membawa tas ransel dan tas selempang kecil, sedangkan mbak Rima membawa koper kecil dan tas jinjing, selayaknya akan berlibur lama.
"Eca gerbong berapa?"
Pertanyaan mbak Rima, membuat ku menoleh dan kutunjukan tiket kereta ku, yang mana aku satu gerbong kereta dengan mas Danar meskipun tak sebangku, sedangkan mbak Rima berada di gerbong lainya karena memang membeli tiketnya tak bersamaan sehingga tak bisa berkumpul menjadi satu.
Perjalanan satu jam tiba di kota Solo, stasiun balapan dimana adik kembarku akan naik, dan duduk satu bangku dengan ku.
"Mbak yu ku"
Panggil nya begitu riang, karena adik ku ini tipe periang dan suka rame, berbeda dengan ku yang masih melihat situasi jika ingin bertingkah bobrok.
"Gue ada surprise buat lu"
"Apaan?"
Dirinya sudah memulai terkekeh geli, sambil tangannya yang sibuk meletakkan tas ransel nya ke tempat penyimpanan barang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Dentist (Tersedia Lengkap Di Ebook)
РомантикаMenikah dengan seseorang yang sejak kecil sudah mengenal diri kita, keluarga besar bahkan mengetahui hal-hal buruk yang kita simpan, bukan lah hal mudah jika pernikahan itu hasil perjodohan yang dipaksakan. Berawal pernikahan yang diharapakan untuk...