10: What?

24.3K 556 4
                                    

Anas POV

Aku berjalan masuk kedalam rumah setelah nanaa menurunkanku tepat di depan rumahku. Capek sekali, sehabis ngampus langsung jalan ke mall.

Aku kaget ketika membuka pintu rumahku dan melihat kakakku, diaz. Terdampar di lantai rumah dengan keadaan memar di wajah dan tubuhnya. Aku pun segera erlari ke arahnya.

"Kak? Kak diaz? Kakak kenapa?" Ucapku sambil meraih tangan kak diaz dan menaruh kepalanya dipangkuanku.

"Cowo lo, nas......." Ucap kak diaz setengah sadar.

"Kenapa kak? Adi kenapa? Adi juga sama kayak kakak sekarang?" Ucapku cemas.

Aku pun segera meraih tasku dan merogohnya untuk mengambil ponselku dan segera menelpon adi.

"Dia yang hajar gue sampe kayak begini nas........" Ucap kak diaz terbata.

"Ap..... Apaa.....?" Ucapku seketika tak bisa bergerak.

Aku kehabisan akal. Apa maksud semua ini? Kak diaz dihajar sama adi? Adi bisa berkelahi? Aku kaku sekarang. Aku gak tahu harus ngapain sekarang. Benar benar diluar dugaan.

"Tolong bantuin gua ke kamar nas....." Ucap kak diaz.

"Ah... Iii...iya.... Kak...." Ucapku sambil mengangkat dan menggotong kak adi menuju kamarnya.

Kejadian ini benar benat membuatku tak bisa berbuat apa apa. Adi yang selama ini baik padaku, tak pernah berkelahi, tak pernah terkait dalam kasus apapun. Aku pun kembali mengingat perkataan jared 1 tahun yang lalu di belakang sekolah. Apa maksudnya? Aku harus bertanya pada kak diaz besok.

•••••

Keesokan paginya

"Pagi, kak......" Ucapku sambil melongo melihat ke dalam kamar kak diaz. Dia sudah bangun.

"Masuk nas." Ucap kak diaz sambil melihatku dan berusaha untuk bangun.

"Biar kubantu, kak." Ucapku sambil membantu kak diaz bangun.

"Kakak udah gapapa?" Ucapku lagi sambil duduk ditepi ranjangnya.

"Iya. I'm fine." Balas kak diaz.

"Kalo gitu........... boleh ceritain ada apa sebenernya?" Ucapku.

"Lo yakin mau dengerin?" Tanya kak diaz balik.

"Emangnya kenapa?"

"Gua tau lu sayang banget sama dia. Gua gamau dikira gua jadi pengadu domba diantara kalian. Biar lu tau sendiri aja, ya? Tapi kalo dia mulai macem macem sama lo, kadih tau gue. Oke?" Balas kak diaz.

"Tapi aku pengen tau kak....." Ucapku.

"Jangan, nas. Pelan pelan lu bakal tau sendiri kok. Oke?" Balas kak diaz.

•••••

Jared POV

Udah beberapa hari ini gua jarang ngeliat anas. Cewe strangers itu juga jarang call ataupun sms gua. Padahal hampir tiap hari gua ke depan kampus anas. Malahan gua hampir tiap hari ketemu adi, si cowo bertopeng alim itu.

Hari ini gua ngeliat dia lagi. Gatau kenapa, gua pengen banget jadi detektif hari ini. So, gua memutuskan untuk mengikuti adi and the gang dia itu.

Mereka mengendarai mobilnya menuju gedung dekat UI dan berhenti tepat didepanya. Salah satu temanya adi keluar dari mobil dan berjalan menuju pintu masuk gedung itu.

Satpam didepan melarang temanya adi itu untuk masuk. Ya wajar, pakainya aja cuma kaos dan celana panjang. Namun, temanya adi itu seperti merogoh sesuatu di dalam kantong celananya dan menunjukan sesuatu kepada kedua satpam itu. Satpam itu keihatan sedikit bingung, setelah itu mereka mempersilahkan teman adi itu untuk masuk.

5 menit kemudian, temanya adi keluar bersama seorang cowo memakai setelan jas. Temanya adi seperti memegang cowo itu dengan kasar. Cowo setelan jas itu juga sepertinya kesal karena perbuatan temanya adi. Temanya adi mendorong cowo itu masuk ke dalam mobilnya.

Tak lama kemudian, mobil milik adipun jalan. Gua pun mengikutinya dengan menjaga jarak.

Sekitar 10 menitan, mereka sampai di sebuah markas geng. Gua gatau ini tempat apa. Karena gua gabisa pulang kalo ga mengikuti mobilnya adi. Gua pun terus didalam mobil dan memperhatikan adi dan gengnya.

Merekapun turun sambil membawa cowo bersetelan jas itu. Mereka pun masuk ke dalam markasnya itu. Gua yakin itu markasnya adi.

Gua membawa mobil gua mendekat ke markasnya untuk melihat apa yang terjadi di dalam. Gua sedikit membuka kaca mobil dan mendekati ke lubang markas itu. Kecil sih, namun gua masih bisa melihatnya.

Gua melihat wajah cowo setelan jas itu. Cowo itu adalah cowo yang waktu itu gua lihat saat gua makan pecel lele di depan UI. Oh, jadi dia mangsa selanjutnya adi and the gang?

Cowo itu pun duduk dikursi kayu yang sepertinya sudah disediakan oleh adi khusus buat cowo itu.

Teman teman adi dan adi sendiri kelihatan berjalan kecil mengelilingi cowo itu. Cowo itu kelihatan marah. Dan ia meneriaki sesuatu. Gua ga dengar, namun yang pasti ia bilang "mau kalian semua apaan!" Gitu.

Tiba tiba satu hantaman dari adi mendarat di wajah cowo itu. Sumpah, cowo itu ga asing di mata gua. Gua sering ngelihat cowo itu. Tapi gua lupa kapan. Kalo ga salah, gua sering lihat dia jalan sama anas. Siapa ya?

Karena adi, sang ketua sudah menghantam wajah cowo itu, temanya pun mulai memukuli wajah dan badan cowo itu. Gua pun segera memarkir mobil gua jauh dari markas mereka dan menunggu mereka untuk kembali pulang. Gapunya nyali yang cukup banyak untuk keluar dan melerai perkelahian mereka. Gua pun juga gak kenal cowo itu.

Sungguh, adi berbeda dari yang biasa gua lihat, anak arsitek. Pacarnya anas. Ternyata kayak begini?


Unpredictable.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang