Prolog

46 4 3
                                    

Hidupmu adalah milikmu. Tidak ada hak untukmu mengatur hidup orang lain karena itu milik mereka. Kita tidak bisa memaksakan apa yang menurut kita baik kepada orang-orang. Sebab yang tahu mana yang terbaik adalah dirinya sendiri.

Disaat hati dan pikiran mencoba untuk selaras untuk membedakan mana yang baik dan buruk untuk diri kita sendiri, disaat itulah satu dua orang disekitar seakan pergi menjauh. Entah karena sudah tidak se-frekuensi atau ada orang baru yang lebih asik.

Di tahun ke dua ini Faza ingin mencoba aktif di lingkungan organisasi dan kerja. Namun sebelumnya ia tak mempertimbangkan efek apa yang akan ia peroleh kedepannya.

Sekali dua kali ia bisa menjalankannya bersamaan, namun lama kelamaan ternyata hal itu malah menjadi boomerang untuk dirinya sendiri.

"Faza, bisa gak sih kerjanya cepat sedikit!"

"Faza itu lho, piringnya sudah menumpuk! Buruan dicuci."

"Sayuran belum selesai kamu potong, cepat!"

"Faza ..." bla bla bla, dan setidaknya seratus kali lebih namaku dipanggil untuk ke sana kemari. Bukannya senang, tetapi malah terdengar sangat menyebalkan.

Inilah awal kisahku. Kerasnya kehidupan menjadikanku pribadi yang tahan banting atau bisa dibilang mati rasa.

_______
Tinggalkan bintang jika suka cerita ini. Selamat membaca✨ Terimakasih, luv kalian banyak-banyak ❤️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 05, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CloudyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang