Kau tau apa yang aku lakukan ketika malam datang? Cepat-cepat mengunci pintu dan jendela kamarku. Memastikan tidak ada celah terbuka yang memungkinkan sesuatu dari luar sana memasuki kamarku. Tidak cukup itu saja, aku mendorong meja belajarku untuk menghalangi pintu kamarku. Takut-takut jika aku lengah pintu itu akan terbuka dengan sendirinya.
Aku meringkuk di samping tempat tidurku. Dengan earphone di kedua telingaku, mataku menatap tajam pada pintu yang tertutup itu. Benar-benar takut jika aku mengalihkan pandanganku, pintu itu akan terbuka.
Aku tetap terjaga, saat ini pukul 01.30 dini hari, buku pelajaran ada di tanganku. Tapi tetap saja fokusku tidak lepas dari sebuah pintu yang penuh dengan kunci itu. Jantungku berdetak dengan kencang, mengalahkan suara lagu yang berputar berjam jam di telingaku. Aku membesarkan volume di handphone ku, membuat kepalaku pening. Tapi itu lebih baik daripada aku mendengar suara-suara menjijikan dari balik pintu itu. Walaupun suara itu sudah terekam dengan jelas dalam kepalaku.
Malamku selalu bising. Suara detak jantung dan alunan musik yg memekakkan telinga selalu menemani malamku. Selain suara erangan dua sejoli di balik pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Terbuka Untuk Sepi
General FictionAkan aku ceritakan dari sudutku. Akan ia ceritakan dari sudutnya. Agar kamu bisa melihat dari segala arah.