01.

41 4 1
                                    

"Lo kenal sama gue?"

Pertanyaan itu keluar setelah Wira benar-benar ngerasa nggak nyaman berada bersama seorang gadis di tempat yang biasanya hanya dia isi sendirian. Gadis yang ditanya cuma diam, masih dengan mata yang nggak lepas dari sosok Wira.

"I mean, you just staring at me like that for 15 minutes already and i couldn't remember who you are," lanjut Wira membalas tatapannya.

Lagi-lagi Wira tidak mendapat jawaban. Hanya saja kali ini si gadis mulai tersenyum setelah mendegar ocehan laki-laki yang ditatapnya.

"Dyandra. If you wondering my name."

God finally.

But that's not what he wants to hear. To be honest, Wira nggak peduli siapa namanya.

"Lo masih nggak jawab pertanyaan gue, sih. Okay, Dyandra, lo kenal gue?"

"Lo emang punya kebiasaan nongkrong di dapur jam segini, ya? With that strawberry milk?"

Wah, how can that question come out from a stranger like her? Wira membatin.

"Iya. Kenapa emang? Is there any problem with you?"

"Nope. You just don't have any friends to hang out with?"

Shit. Wira benar-benar kesal sekarang. Perempuan di hadapannya ini benar-benar nggak punya sopan santun atau gimana, sih? Like, they just met 15 minutes ago and don't know each other at all. Bisa-bisanya dia assumed that Wira doesn't have any friends. Even if that's true, it's still rude.

"So, your name?" Si Gadis bertanya kembali.

"Kayaknya gue nggak harus jawab pertanyaan lo, deh. You don't answer mine." Wira beranjak dari tempatnya duduk untuk balik ke kamar.

'Harus banget gue dibikin kesel?" gumam Wira geram.

"But hey, can you give me one of your strawberry milk?"

Wira kembali menoleh, menatap dan mendengar permintaan si gadis yang sekarang terkesan memohon dengan mengacungkan satu jarinya di depan dada dan ekspresi yang benar-benar memelas.

Wira menghela napas sebelum menjawab. "Kita bahkan nggak saling kenal."

"We will." jawab si gadis pelan. "So can I take one?" lanjutnya masih dengan ekspresi tadi.

Shit, she is cute.

"Terserah." Wira menjawab singkat dan langsung menghilang dari tempatnya berdiri melanjutkan langkahnya menuju kamar.

Dyandra tersenyum dengan mata yang tetap menatap Wira sampai lelaki itu menghilang dari pandangannya.

"Hope we will be friend soon." Gumamnya pelan, masih dengan senyum terpatri di wajahnya.

---

Rutinitas Wira jadi kacau setelah malam pertemuannya dengan Dyandra tempo hari. Terutama rutinitasnya untuk datang ke dapur, tempat yang selalu membuatnya merasa nyaman sekarang terasa tidak seaman dulu.

Sudah seminggu sejak malam itu. Selama itu juga Wira nggak pernah berniat jalan ke dapur di atas jam sembilan malam karena dia nggak mau ketemu cewek aneh itu lagi, malas.

Wira mengamankan semua persedian susu stroberi di dalam kulkas dapur ke lemari di kamar kosannya. Kalau perlu camilan, dia rela jalan ke minimarket depan komplek daripada harus mengambil ke dapur.

Tapi sepertinya keadaan akan mengharuskan Wira untuk bertemu lagi dengan gadis itu malam ini. He need to submit his paper before midnight and then the wifi connection in his room suddenly got worse. He know the place that got good connection of that, kitchen.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FAVORITE 01.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang