...
Trang
Trang
Trang
Kini hamparan tanah luas yang sunyi itu diisikan dengan suara pedang yang saling berdenting keras. Sorakan dari puluhan ribu orang disana bergema dengan lantang. Adapun rintihan kesakitan dan jeritan keputusasaan yang ikut terdengar disana.
Terlihat sebagian prajurit mengelilingi seorang pria berperawakan tinggi. Mereka berancang-ancang untuk menyerbu pria itu. Namun, dengan lihainya pria itu cepat tangkas menepis berbagai serangan. Kedua mata tajamnya menatap awas pada setiap pergerakan dari prajurit itu. Dan pada akhirnya semua prajurit yang mengepung kalah tidak tersisa.
"Julian!" Teriakan itu mengalihkan perhatian nya.
Dia melihat disana sang ayah yang tengah kewalahan menahan serangan dari prajurit musuh. Dengan langkah cepat Julian menghampiri sang ayah dan menyerang prajurit itu. Julian melindungi ayahnya dari serangan musuh. Kepiawaian nya dalam bertarung membuat para musuh kesulitan.
Pertarungan pun terus berlanjut hingga langit menjadi gelap. Puluhan ribu mayat tergeletak tidak bernyawa. Mereka menyudahi perang, yang hanya menyisakan sebagian yang selamat.
Raja Charles menatap keseluruhan prajurit nya yang sudah begitu banyak tergeletak. Dia lantas mengalihkan pandangan nya menatap lurus kedepan.
"Ayah, sebaiknya kita mundur." Seru Julian pada ayahnya.
"Hari sudah mulai gelap." Tambahnya, menatap pada langit yang sudah semakin menggelap.
Raja Charles mendengus kasar. Dia membenarkan ucapan Julian, dengan berat hati dan disertai rasa kesalnya, Raja Charles pun menyeru rombongannya untuk pergi dari kawasan ini.
Sebelum berlalu pergi, Raja Charles melirik tajam pada orang di sebrang nya. Julian yang menyadari itu hanya mengendik acuh. Dan pada akhirnya rombongan pasukan Thedas pun pergi, mereka meninggalkan tanah Neverland dengan menyisakan sebagian prajuritnya saja.
Diseberang sana, terlihat Raja Pedro bernafas lega. Dia mendesah pelan saat melihat para prajuritnya yang terkapar tidak bernyawa. Raja Pedro lalu menyuruh pasukannya untuk kembali pulang, karena perang hari ini telah usai. Maka, mereka pun meninggalkan tempat itu. Dengan berbagai kesedihan.
**
Sementara itu, ketiga wanita berbeda usia itu terlihat berdiri dengan cemas. Berjalan mondar-mandir dengan raut dan hati yang gelisah serta tidak tenang. Fokus mereka sama-sama menatap pintu gerbang yang masih tertutup rapat di sana.
"Ibu, kenapa ayah belum kembali?" Tanya Putri sulungnya dengan cemas.
Ratu Calista menoleh, lalu tersenyum mencoba untuk bersikap tenang walau sebenarnya dia juga sama cemas nya. "Ayah kalian pasti akan pulang." Sahut ibunya dengan yakin.
"Tapi, kenapa sangat lama sekali?" Kali ini Putri bungsunya yang menyahut. Kedua matanya sudah berkaca-kaca. Gadis itu memang sedikit cengeng.
Ratu Calista mengusap kepala Putrinya lembut. "Tunggu sebentar lagi, ayah pasti akan segera tiba." Jawab nya.
Kedua putrinya mengangguk kompak. Mereka kembali terdiam dengan terus menatap pada pintu gerbang yang belum sekali dibuka. Menunggu dengan perasaan yang semakin tidak karuan, tanpa melepas pandang kedepan sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince And Princess Of Rule ✓
Fantasy[New Version] [Pindah ke Goodnovel] [1-6 Chap on Wattpad] .... Bagaimana jadinya, jika keturunan dari dua kerajaan musuh saling mencintai?