Let Me Fight For Our Love- 1

38 6 2
                                    

"Aku ingin bertemu dengan-Nya!" seru wanita pucat dengan sayap hitamnya yang tertekuk. Sayap hitamnya sangat kontras dengan wilayah yang sedang ia pijak, wilayah-Nya yang suci dan putih bersih.

Penjaga gerbang tersebut menolak untuk mengizinkan wanita tersebut masuk dan berkata, "Berani-beraninya kau penghuni alam bawah yang rendahan memijakkan kakimu di tempat yang suci ini!"

Mata wanita itu menyala merah menatap penjaga tersebut. Sayap hitamnya kini membentang luas dan percikan api sedikit tumpah ruah di tanah yang langsung lenyap tanpa bekas, menunjukkan bahwa ini memang tempat suci yang tidak terpengaruh oleh api neraka sekalipun. Namun, penjaga tersebut sama sekali tidak takut karena ia tahu Dia akan selalu memberi perlindungan hamba-Nya.

"Biarkan ia masuk," perintah salah seorang malaikat yang tiba-tiba mendatangi mereka, Seokjin namanya. Penjaga tersebut melotot, tetap tidak ingin membiarkan wanita yang sedang diliputi amarah tersebut memasuki wilayah ini.

"Ini perintah dari-Nya," ucap malaikat tersebut yang kemudian langsung dituruti oleh penjaga tersebut. Tanpa basa-basi, wanita tersebut masuk dan terbang menuju singgasana-Nya meninggalkan malaikat Seokjin dan penjaga tersebut.

Untuk pertama kalinya, hati wanita tersebut, Yoonji, merasa tenang sekaligus berdebar tak karuan melihat-Nya. Yoonji tidak bisa menjelaskan apa yang ia lihat. Abstrak sekali. Semuanya abstrak. Saking terpananya Yoonji, ia bahkan tidak menyadari bahwa semua malaikat sedang berkumpul disana memandanginya dengan tatapan menusuk dan merendahkan. Memang, ia makhluk dari neraka yang rendahan bagi para pengabdi-Nya.

"Apa yang membuatmu jauh-jauh terbang kemari?"

Yoonji terkesiap. Bahkan, suara-Nya sangat menenangkan hati, pokoknya ada sesuatu yang tidak bisa ia jelaskan dengan kata-kata.

"Tolong saya," lirih Yoonji sambil berlutut dihadapan-Nya. Sayapnya ikut menekuk lemah.

Malaikat Jimin, salah satu malaikat yang berada disana, terpaku mendengar lirihan Yoonji yang putus asa. Malaikat tersebut tahu apa yang menyebabkan iblis tersebut terbang jauh-jauh kemari dan merasakan sakitnya memijak tanah suci ini. Tentu saja, Yoonji merasakan sakit ketika memijaki wilayah ini sebab memang tempat ia bukan disini berdasarkan kodratnya. Namun, sakit itu memudar seketika pada saat Dia menerima Yoonji untuk memijaki wilayah-Nya.

Apa yang membuat Yoonji begitu putus asa?

Tentu karena cinta.

Cinta Yoonji yang begitu besar terhadap Jimin.

"Aku ingin lepas dari Lucifer dan menjadi bagian-Mu."

Kalimat yang dilontarkan Yoonji membuat semua malaikat disana sangat terkejut. Pertama kalinya, seorang iblis mengatakan ia ingin lepas dari tempat dia diciptakan dan ingin mengabdi kepada-Nya, menjadi makhluk Tuhan.

"Apakah ini karena Jimin?"

Yoonji diam sejenak. Kemudian ia membuka mulut dan menjawab, "Ya. Dan juga ada hal yang baru saya sadari dari beberapa kali bersama Jimin. Dia menuntun saya melakukan hal yang menyimpang dari hal yang saya lakukan pada biasanya. Sebenarnya, saya sebal dengan Jimin tentunya. Namun, satu kali ketidaksengajaan saya menolong seseorang. Ada desiran aneh pada diri saya yang tidak bisa saya deskripsikan. Saya hanya merasa... damai setelah menolong orang tersebut. Dari sana saya terus memikirkan. Inikah yang dirasakan Jimin setiap kali berbuat hal-hal yang patut?"

Yoonji melanjutkan, "Saya hanya ingin lepas dari neraka. Itu saja."

Jimin terenyuh. Yoonji benar-benar menepati perkataannya.

"Yoonji, mari kita akhiri ini," kata Jimin menatap Yoonji dengan sendu. Ia pun tidak mau berpisah dengan Yoonji. Entah sejak kapan dan bagaimana perasaan ini bisa muncul dan membuncah dihatinya.

"Perasaan ini tidak seharusnya muncul, Yoon. Kita tidak akan bisa bersama, sampai kapanpun itu," Jimin berkata lagi membuat air mata wanita itu mengalir deras sebab pelupuk matanya tidak bisa membendung air matanya lagi.

Jimin memeluk Yoonji, sayap putih bersihnya pun turut menghangatkan tubuh Yoonji. Yoonji melepaskan pelukan tersebut.

"Biarkan aku yang berjuang untuk cinta kita, Jimin," ucap Yoonji dengan tegas.

"Apa maksudmu?"

"Aku akan meninggalkan neraka!" seru Yoonji membuat Jimin melotot tak percaya.

"T-tapi, Lucifer tidak akan melepaskanmu."

"Aku akan menemui-Nya dan memohon bantuan pada-Nya," kata Yoonji kemudian terbang meninggalkan Jimin begitu saja. Jimin sebenarnya tidak begitu memercayai perkataan Yoonji. Karena ia tahu sifat iblis itu bagaimana.

Jimin terbang mengejar Yoonji yang telah jauh dari tempatnya. Namun, ia berhasil menyusul Yoonji. Ia mencekal pergelangan tangan Yoonji membuat Yoonji berhenti mengepakkan sayapnya. Jimin dapat merasakan panas api neraka yang dekat dengan posisi mereka sekarang.

"Jangan gila, Yoon. Kita hentikan saja semua ini. Mari tidak bertemu lagi selamanya. Kita sama-sama lupakan semuanya dan kembali lagi seperti semua. Dimana kau dan aku tidak akur karena kodrat kita masing-masing," Jimin berkata sambil menggenggam tangan Yoonji yang kurus.

"Kau mencintaiku?" tanya Yoonji, mengeratkan genggaman tangan mereka. Jimin mengangguk. Yoonji tersenyum lalu berkata, "Itu sudah cukup. Kau cukup diam dan mencintaiku saja. Selamanya."

Jimin menggeleng frustasi. "Jangan keras kepala, Yoonji!"

"Aku tidak keras kepala! Hanya saja aku ingin bersamamu. Aku juga tahu kita tidak bisa bersama selagi aku adalah pengabdi neraka dan kau adalah pengabdi surga. Salah satu dari kita hanya harus mengalah, Jimin. Dan aku tidak mau kau yang mengalah," Yoonji berseru, tertular perasaan frustasi dari Jimin.

"Bukan begitu caranya mengalah, Yoon. Caranya mengalah adalah melepaskan aku dan aku juga sama. Bukannya aku tidak mencintaimu, tetapi aku juga mencintai-Nya," kata Jimin dengan lemah lembut, berharap dapat melunakkan keras kepalanya wanita berkulit pucat dihadapannya ini. Dengan perlahan, ia rengkuh tubuh mungil Yoonji yang menangis pilu. Hati Jimin juga menangis sama pilunya. Namun, Jimin yakin inilah yang terbaik bagi mereka berdua. Tidak ada pengorbanan dari pihak manapun.

Jimin dengan cepat terbang menuju Yoonji dengan penuh kekhawatiran. Tentu saja ia khawatir, Yoonji baru saja ingin mencabut paksa sayap hitamnya dengan tangannya sendiri, sayap hitamnya yang merupakan pertanda ia adalah bagian dari dunia bawah. Jimin merampas tangan Yoonji yang sedang berusaha melepaskan sayapnya. Punggung Yoonji sedikit mengeluarkan darah berwarna hitam karena sayapnya sedikit terlepas dari punggungnya.

"Pulanglah, Yoon. Obati lukamu," kata Jimin. Siapapun yang mendengarnya dapat mengetahui kalau Jimin khawatir.

Sejujurnya, Jimin terkesima dengan keseriusan Yoonji yang dia kira adalah omong kosong belaka. Akan tetapi, ia tidak menyukainya karena terlalu banyak pengorbanan. Bilapun Yoonji memang terlepas dari Lucifer dan menjadi bagian dari-Nya, Yoonji akan dilempar ke neraka untuk menjalani penghapusan dosa selama berabad-abad. Kemudian, Yoonji akan menjadi manusia yang hidupnya penuh dengan lika-liku sebagai buah dari karma-karmanya. Yoonji tidak akan bisa menjadi malaikat. Jimin dan Yoonji tetap tidak bisa bersama.

"Jangan menjadi bodoh. Kita tetap tidak akan bisa bersama....," bisik Jimin sendu tak kalah dengan raut wajahnya yang sendu pula.

Yoonji tetaplah Yoonji yang keras kepala. Dengan segenap kekuatannya dan sembari menatap Jimin dengan tatapan penuh arti, ia mencabut paksa sayap besar yang dulunya adalah kebanggaannya. Yoonji menggigit bibir bawahnya menahan sakit yang menjalari seluruh tubuhnya.

Jangan tanya apa yang Jimin lakukan. Dia menjadi dungu seketika. Entah mengapa tubuhnya tidak mau bergerak menghentikan Yoonji yang tampak
kesakitan. Air mata berhasil lolos dan mengalir di pipinya yang sedikit berlemak itu.

Hingga pada akhirnya, darah hitam mengalir begitu derasnya dari punggung kecil Yoonji, membanjiri tempat itu. Yoonji meletakkan sayapnya yang sudah terpisah dari tubuhnya itu dan menatapnya nanar. Padahal, sayap itu adalah kebanggaannya, sayap itu adalah identitasnya, sayap itu adalah separuh jiwanya. Tapi, ia meninggalkan semua itu demi seorang Park Jimin.

"Dengan ini, saya bukan bagian dari Lucifer lagi. Mohon terimalah saya di sisi-Mu."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Let Me Fight For Our Love [minyoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang