Episode 4 - Rahasia dan Kilasan Masa Lalu

253 16 7
                                    

Tapops Station

Pemuda beriris delima itu menatap datar pada seseorang yang masih terbaring lemah di dalam sebuah ruangan. Terlihat bagaimana para tim medis memasangkan berbagai macam alat kepada tubuh yang lemah itu. Seorang yang berprofesi dokter berteriak memerintah agar timnya menuruti semua arahan. Sebuah usaha untuk menyelamatkan sebuah nyawa.

Tubuh lemah itu adalah tubuh yang telah dikorbankan untuk menyelamatkan orang lain. Akibat dari pertarungan dahsyat dengan musuh lama yang telah termodifikasi. Tubuh yang dipaksakan menanggung kekuatan yang sangat besar dan menjadi tumpuan di masa depan nanti.

Salah seorang tim medis berlari dengan panik dari ruangan tersebut. "Kita membutuhkan cadangan darah bergolongan AB, menunggu palang merah akan membutuhkan waktu lama. Boboiboy sudah kehilangan banyak darah!"

"Aku... aku tidak bergolongan darah sama dengan Boboiboy." Yaya sudah sangat frustasi.

Ying mengelus pundak sahabatnya itu. "Tenanglah Yaya, pasti akan ada jalan keluar."

"Bagaimana aku bisa tenang? Boboiboy bisa saja... bisa ... saja.. " Yaya tidak sanggup untuk melanjutkan kalimat.

Gopal merasa ingin menangis. "Bagaimana ini Boboiboy jangan mati dulu tolong!"

Fang memukul kepala Gopal dengan sayang. "Bicaramu ini kemana saja dasar otak makanan!"

"Aku mempunyai golongan darah yang sama dengannya." Perkataan Akira membuat semua orang yang ada disana terkejut.

Fang memperhatikan Akira curiga. "Apa yang akan kau lakukan pada Boboiboy? Meski kau sudah bergabung dengan Tapops, aku masih tidak mempercayaimu!"

"Saat ini aku belum berniat untuk membunuhnya, jadi kalian tenang saja." Akira memandang teman-teman Boboiboy yang menatapnya dengan sinis.

Kaizo menepuk bahu Fang. "Saat ini percayakan pada Akira, hanya itu yang bisa kita harapkan."

"Baiklah, Tuan Akira anda segera ikut dengan saya."

Akira melangkah memasuki ruangan Boboiboy. Dia bisa melihat remaja laki-laki itu masih menutup mata tetapi terlihat ekspresi kesakitan disana. Namun lagi-lagi Akira tidak bisa memberikan ekspresi apapun, bahkan dia tidak berteriak kesakitan ketika darahnya diambil tanpa dianastesi terlebih dulu.

Di dalam istana itu seorang anak kecil berumur 6 tahun tampak sedang kebingungan. Tadinya dia sedang bermain petak umpet bersama sang kakak, namun kaki-kaki kecilnya membawanya berkeliling jauh ke dalam area istana yang belum pernah dia ketahui.Dia memasuki sebuah ruangan yang sangat menarik perhatiannya. Anak itu berpikir mungkin saja di dalamnya terdapat hal yang mengasyikan dan mainan baru. Tetapi satu detik setelah melihat apa yang ada di dalam ruagan itu, anak tersebut nampak ketakutan. Entah kenapa bola matanya langsung mengeluarkan air mata. Sang kakak laki-lakinya lah yang langsung terlintas di dalam pikirannya.Anak itu berlari panik meninggalkan ruangan terdalam istana tersebut. Namun karena tidak memperhatikan, dia tersandung dan terjatuh. Lututnya berdarah dan rasanya sangat perih. Karena tidak ada lagi yang bisa dirinya lakukan anak itu hanya bisa menangis. Dia sudah lupa jalur untuk menuju area utama istana.

"Kak Akane kakak dimana? Hiks."

Seorang anak laki-laki lain berusia 10 tahun berlari terengah-engah. Dia langsung melesat ketika melihat adiknya yang menangis sambil memegangi lututnya yang berdarah.Anak laki-laki itu melihat luka sang adik. Dia memejamkan matanya yang berwarna jingga dan kemudian matanya berubah menjadi hijau. Tangannya terangkat di atas lutut sang adik dan tampak cahaya hijau keluar dari sana. Sang adik menatap kakaknya takjub karena lukanya seketika sembuh.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

INFINITY - BOBOIBOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang