Aksi

191 28 9
                                    

Vote dan comment juseyo! 😌💅🏻

Aku tidak menyukai sider, apa sulitnya meninggalkan jejak berupa vote atau komen? Hargai penulis, kalian gak tau apa rasanya cari ide dan ngetik sampai 2-6k itu lelah? Aku sangat menghargai orang yang menghargai karyaku, terima kasih readers yang beberapa uname nya aku ingat!

By the way..

Enjoy your reading! ❤️💙

• Oneshot •

"Siapa yang mau sama lo kalo lo aja gak mau dengerin suara rakyat!"

• Oneshot •

Mereka tiga bersaudara, kali ini sedang berkumpul di kamar sang Kakak tertua, membicarakan tentang masalah perkuliahan.

"Kakak kenapa bisa dapet nilai yang beda kek Bang Jeno sama gue?" Tanya Anak bungsu di keluarga itu. Yang di tanya pun mengerjapkan matanya dan tertawa. "Kita beda jurusan Jaem, tapi Kakak juga gak tau ya, kenapa nilai kita beda." Jawab perempuan itu dengan nada bingung.

"Lo gak dimanfaatkan oleh tuh Dosen kan, Bil?" Tanya Jeno dengan nada curiga dan mata menatap tajam ke saudara kembarnya yang jauh lebih tua 20 menit itu.

"Mulut lu mau gue sumpel pake sambel geprek level 5 hah?" Sahut perempuan itu dengan nada ketus, dia mengambil buku tugasnya dan dia layangkan ke kepala kembarannya itu.

"Aduh, main fisik nih ya?" Tanya Jeno sembari menarik rambut saudara kembarnya itu. "Akh! Jeno! Ini sakit! Akh! Gue bales!" Teriak perempuan itu sembari ikut menarik rambut coklat saudaranya, dia sekarang berada di atas tubuh kembarannya.

Menarik dan memukul kepala Jeno sampai akhirnya pintu kamar terbuka, terlihatlah wanita paruh baya yang bersandar di kusen pintu.

"Berantem karena apa lagi tuh dua anak kembar?" Tanyanya pada Jaemin yang sedang berusaha memisahkan saudaranya. "Nilai, Ma." Jawab Jaemin dengan jujur.

"Pisahin mereka, terus bilang sama Kakak kamu kalau hari ini kita bakal kedatangan tamu. Suruh dia tampil dengan sopan karena dia bakal ikut nyambut tamu." Perintah sang Ibu yang segera di angguki oleh si bungsu.

"Kak, kata Mama hari ini lo bakal punya tamu. Udah dulu ih, astaga! Kakak! Abang! Mau gue pentung kepala lo berdua pake gitar?!"

"Jangan!" Teriak mereka berdua dengan kompak sembari menatap Jaemin, terlihat hidung dan sudut bibir mereka berdua mengeluarkan darah.

Pergelutan yang luar biasa dan sudah biasa terjadi di antara mereka berdua.

"Bang Jeno kenapa bisa si mukul Kak Billa? Abang gak punya rasa khawatir gitu kalo Kak Billa kenapa-napa?" Tanya Jaemin sembari membantu Kakak perempuannya untuk beranjak dari atas tubuh Jeno.

"Gak, lagipula tuh manusia perlu di kasih pelajaran."

"Lah? Kak Billa gak salah, Bang Jeno yang salah. Jangan karena Kak Billa unggul di akademik, Bang Jeno malah jadi ringan tangan ke Kak Billa. Bagaimanapun dia Kakak kita berdua. Gimana jadinya kalau Kak Billa dipukul in di luar sana? Abang tolong in apa biarin?" Kata Jaemin sembari membenarkan tataan rambut Billa sembari melihat wajah cantik Kakaknya itu.

"Biarin aja, toh tenaga dia sama kek gue."

"Mulut lo belom gue lakban ya? Gak punya hati banget." Kesal Jaemin sembari melempar kaleng minuman kosong ke Kakak laki-lakinya. "Udah sono keluar lo, kan gak suka sama Kak Billa, mending jangan masuk kamar dia." Usir Jaemin sembari menendang kaki Jeno.

Oneshot Collection [AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang