[VOL 1. Kasus 502 - Mayat Beku] ● Babak 16

34 7 0
                                    

VOLUME 1. Kasus 502 - Mayat Beku

___________

Babak 16.

"Jika kalian, polisi, tidak datang terlalu cepat, kalian tidak perlu mati."

___________

Di antara kusen jendela bagian dalam dan luar, ditutupi gumpalan berminyak dari jelaga asap dan api selama bertahun-tahun. Di atas gumpalan itu, tampak beberapa garis, yang tidak begitu jelas.

—Jejak sepatu.

Yan Xie mencondongkan badan keluar, mengamati dengan cermat untuk waktu yang lama. Akhirnya, dia menemukan ada bekas tangga darurat-kebakaran di sisi luar, menempel pada gedung apartemen.

Yan Xie memberi tanda pada Jiang Ting untuk menunggunya sebentar, seraya menghubungi seseorang, "Hei, Qin Chuan..."

"Dimana kau sekarang?" Terdengar jelas Qin Chuan sedang mengemudi saat mengangkat telepon, di belakangnya penuh dengan suara bising. "Kami sudah menggeledah rumah Fan Zhengyuan, dan akan memberi laporan detailnya saat di kantor. Selain itu, aku dengar dari informan, tentang tempat persembunyian lain, Pemandian Yihong di Distrik Utara, kenapa kau tidak muncul di sana?"

"Aku sudah minta Ma Xiang untuk memimpin orang kesana, kenapa?"

"Hah." Qin Chuan tertawa. "Sekarang kau sendiri, menolak bertemu Yui Hatano yang semampai itu. Jadi, jangan salahkan aku, ok?"

"Bagaimana mungkin tempat seperti itu..."  Saat Yan Xie melihat Jiang Ting sekilas dari sudut matanya, tiba-tiba dia merasa harus melindungi pencitraan dirinya. Jadi, dengan cepat dia mengubah topik pembicaraan, "Hah? Siapa Yui Hatano? Kenapa otakmu mesum sekali?"

Qin Chuan, "..."

"Berhenti bicara omong kosong, aku punya petunjuk baru di rumah kontrakan Hu Weisheng. Jika kau dekat sini, kemarilah." Sebelum Qin Chuan sempat menjawab, Yan Xie langsung menyambung, "Kalau tidak ada yang lain, aku pergi. Haha, cepat kemari! Dah!"

Jiang Ting mengambil gambar cetakan sepatu dan menyimpannya. Dia bersandar di dinding dengan satu tangan, berniat untuk memanjat tangga darurat kebakaran yang ada di luar jendela. Namun, di saat tengah mencoba, gerakannya sangat canggung. Yan Xie langsung menahannya di bahu, dan memarahinya, "Sedang apa kau? Turun."

Yan Xie mendorong Jiang Ting di belakangnya. Dia mengencangkan sarung tangan, dan meraih kusen jendela. Lalu, dalam satu gerakan cepat, dia melompat, dan meraih tangga darurat kebakaran, bergelantungan tanpa pelindung. Dia mengangkat kepala dan melihat ke atas gedung, "Berengsek!"

"Ada sesuatu di sana?"

"Bajingan bermarga Hu itu memang jenius," teriak Yan Xie, seraya memanjat tangga ke atas gedung, dan mengulurkan tangan untuk menarik Jiang Ting.

Flanel isolasi termal di atap sudah hancur. Banyak tumpukan sampah, material bangunan terbengkalai, dan pipa rusak berserakan memenuhi tempat itu. Pintu besi dikedua ujung atap dipenuhi karat dan sudah lama terkunci. Di satu sisi, ada tiga bangunan ilegal, yang dibangun dengan menggunakan batu bata dan lembaran besi. Terdengar dengungan generator di dalamnya.

"Penthouse kecil yang dibangun sendiri di atas atap. Cukup kreatif. Sayang sekali, Hu Weisheng tidak belajar menghaluskan tembok." Yan Xie mendekati gubuk itu dan melihat ke dalam. "Kenapa kau tiba-tiba bisa berpikiran untuk mendorong jendela? Jangan bilang, dari intuisi!"

Angin sedikit kencang pada malam itu. Jiang Ting mencengkeram jaket Yan Xie dengan erat menggunakan satu tangan, sementara yang lain menutupi hidung dan mulutnya. Lalu, menjawab dengan datar, "Indera keenam!"

[BL] - Breaking Through The Clouds 破云 (terj. Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang