Chapter 11

1.3K 105 19
                                    

"Jangan cemburu, aku kan milik kamu"






Shani Pov

"Andai waktu bisa diputer lagi, gue harap kita gak pernah kenal"
Hatiku sesak saat dia mengucapkan kata-kata itu, kakiku lemas dan tak mampu lagi berpijak pada bumi. Aku luruh dan bertumpu pada lantai.

"Saya kecewa sama kamu Shani" ucap kak Vieeny yang kini turut menangis.

"Aurora tolong kamu tenangin Gracia yahh" ucapnya lagi dan Aurora pun segera berlari menuju ke kamar Gracia.

"Seharusnya kamu ngomong dari awal, saya akan berikan seluruh harta yang saya punya kalau itu memang yang kamu inginkan, tapi jangan pernah menyakiti Gracia. Dia sudah cukup tersakiti karna perbuatan saya Shani" ucap kak Vieeny lagi dan aku hanya bisa menunduk.
Dia pun membungkukkan badan lalu memegang kedua bahuku menuntunku untuk kembali berdiri.

"Saya sangat percaya sama kamu Shani, saya sudah memberi tau semua rahasia saya pada kamu. Kamu tau? Saya juga gak pernah tau kalau ayah saya bisa setega itu, saya gak tau kalau begitu buruknya perlakuan dia ke kamu dan ibumu. Kamu tau? Ibuku juga tersakiti disini, aku sama seperti kamu. Saya juga ditinggal ibu saya saat saya masih kecil dan kamu tau akan itu" ucap kak Vienny lagi yang kini memalingkan mukanya dari hadapanku.

"Maafin aku kak, aku menyesal. Aku tau aku salah kak aku minta maaf, seharusnya aku bisa berfikir seperti itu tapi rasa sakit dimasa lalu aku selalu saja memenangkan egoku kak. Aku minta maaf, aku tau seharusnya aku nggak ngelibatin Gracia dengan semua ini. Aku terlalu naif sama perasaan aku ke dia kak, aku nyesel kak aku minta maaf" ucapku sambil memohon memegang kedua tangannya.

"Saya maafin kamu Shani, karna saya juga pernah merasakan apa yang kamu rasakan.Kalau kamu merasa bersalah kamu tidak sendirian karna ada saya, kamu tau itu" jawab kak Vieeny yang membuat hatiku sedikit lega, aku pun langsung memeluknya erat. Aku begitu beruntung mempunyai kakak tiri sepertinya.

"Makasih kak, aku sayang kakak"
Dia mengeratkan pelukanku, begini kah rasanya mempunyai kakak.

"Jangan pake bahasa formal lagi kak, jangan sebut diri kakak sendiri menggunakan kata saya" ucapku dan membuatnya terkekeh lalu melepaskan pelukanku.

"Oh iya kamu kan sudah bukan staff kantor kakak lagi, sekarang kan kamu adik kakak" ucapnya begitu manis.

"Ck, aku juga bos dong sekarang" jawabku dan membuatnya tertawa.

"Kamu mau kan tinggal sama kakak?" tanyanya dan membuat keningku berkerut.

"Maksud kakak tinggak dirumah ini?"
Dia tersenyum lalu mengangguk.

"Tapi kak, Gracia pasti nggak akan setuju kak. Dia benci banget sama aku, dan kakak juga denger sendiri tadi kalo dia nggak mau kenal sama aku lagi" ucapku dan membuatnya tersenyum lagi, bisa-bisanya dia tersenyum saat aku sedang sedih seperti ini.

"Kamu tau? Luka pasti akan sembuh seiring dengan berjalannya waktu, walaupun masih berbekas setidaknya luka itu ada karna dia sendiri yang ikut andil dalam membuatnya. Kamu tau kan maksud kakak?"

"Aku akan berusaha buat bisa dapet maaf dari Gracia kak, aku janji aku akan buktiin ke dia kalo aku nyesel udah buat dia sakit" jawabku penuh dengan keyakinan dan membuat kak Vieeny kembali tersenyum. Dia selalu saja tersenyum, andai orang yang kucintai adalah dia.
Kak Vieeny pun mengantarku sampai depan rumahnya karna aku ingin pulang mengambil barang-barangku yang berada dirumah.

"Kamu bisa ajak Devan buat tinggal disini juga Shan" ucap kak Vieeny yang kini tengah sibuk merapikan anak rambutku.

"Devan udah pindah ke Jogja kak baru aja berangkat subuh tadi, dia mau ngelanjutin hidupnya disana. Lagian keluarganya kan disana kak, kakak tau sendiri kalau dia cuma adik angkat aku. Dia juga gak tahan kalo pisah sama pacarnya lama-lama" jawabku memegang tangannya dan menghentikan aktifitasnya merapikan anak rambutku.

My Liltle Unguable ( Pending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang