"Woooow!"
Sesungguhnya, Johnny paling takut kalau Haechan ikut saat dia bekerja. Haechan anak yang penasaran. Selalu ada hal yang menarik untuk dia tanya dan...dia sentuh.
"Ini apa, Pa?" Haechan mengetuk-ngetuk tiang lighting.
Johnny berdebar dibuatnya. "Itu lampu."
"Tinggi. Kaya Papa." Haechan langsung memeluk tiang lighting.
"Guk!"
Johnny melirik seekor poodle besar yang datang, lalu melirik Haechan. Persis seperti dugaannya, Haechan langsung berlari ke arah poodle itu. Dia berdiri beberapa langkah di depan poodle itu. "Halo, boleh aku elus? Bulunya bagus."
"Tentu." Pemilik poodle itu tersenyum.
Johnny menghampiri mereka. "Hai, Kak. Lancar ke sini?"
"Lancar kok." perempuan cantik itu mengusap kepala poodlenya. "Aku ke ruangan dulu ya sebentar."
"Bibi, namanya siapa?" tanya Haechan.
Model cantik itu berlutut sejajar Haechan. "Namaku Irene."
"Bukan, poodlenya." Haechan gemas menciumi poodle besar itu.
Irene berkedip sementara Johnny menghela nafas. "Namanya Skylight."
"Sky!" sekarang Haechan yang memeluk Sky.
"Haechan, Bibi Irene dan Skylight mau siap-siap dulu." Johnny mengajak Haechan. Johnny punya rencana untuk membawa Haechan ke ruangannya dan menahan Haechan dengan makanan dan Youtube Kids.
Asisten Johnny membelikan mereka dua paket makan siang. Johnny makan dengan agak cepat sementara Haechan makan sambil menonton kartun. Setelah ini Haechan akan dititip pada asistennya.
"See you." Johnny mengelus kepala Haechan sebelum ke area photoshoot.
"Kerja yang rajin, Pa. Biar aku punya mainan banyak."
Johnny memutar bola mata.
Kali ini Johnny akan mengambil foto Irene untuk satu merek perhiasan. Merek itu mengeluarkan satu set perhiasan pasangan untuk anjing dan pemiliknya.
Irene lebih dulu dibidik fotonya oleh Johnny. Skylight masih dirias. Poodle besar itu ada di ruangannya.
Johnny memberi aba-aba untuk Irene. "Satu, dua..."
"Guk!"
"Skyyyy!"
"Klik!"
Johnny terdiam menghela nafas menatap foto Irene. Hechan berlari mengejar Skylight di belakang Irene.
