Jangan pernah bersikap melangit, kalau pijakan kita masih bumi.
-Asyilla Maharani Carolline-
.
.
.Are you ready???
Semua orang membenarkan perkataan Asyilla. Mengapa cuma Asegaf saja yang bisa melihatnya? Sedangkan mereka tidak bisa? Lihatlah, sekarang Asegaf menjadi bahan sorotan dari mereka semua.
“Gue—” Asegaf tampak kebingungan. Ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Pasalnya, ia juga tidak mengetahui, mengapa hanya dirinya yang bisa melihat jiwa Asyilla yang sesungguhnya?
“Gue juga gak tahu! Tapi, gue beneran lihat sosok Sisil di sini, bukan si Atta. Kok bisa gini, ya?” ucap Asegaf bingung.
Sandy berdeham sekilas. “Hmm ... apa mungkin lo mempunyai pengaruh baik untuk Asyilla?”
“Yap, lo bener! Ini adalah pengaruh karena gue mengagumi Asyilla sejak pandangan pertama.” Asegaf menjawab begitu sangat mantap, lantas melirik ke arah Asyilla dan tersenyum begitu manis. “Gue yakin, kalau lo jodoh gue,” ucapnya pada Asyilla.
Asyilla menunjuk tepat pada dirinya sendiri. “Gue? Jodoh lo? Aduh ... kayanya lo mimpinya ketinggian deh.”
“Hahaha ... lo orang pertama yang nolak si Egaf, Sil. Di saat cewek-cewek lain mengagumi si Egaf, dan lo dengan entengnya nolak secara halus.” Ogi menyahut dengan sedikit tertawa. “Lo, termasuk perempuan langka.”
“Siapa?” Asyilla menaikkan satu alisnya ke atas.
“Ya, lo, Sil,” jawab Ogi santai.
“Yang nanya!” jawab Asyilla memutar bola matanya ke atas.
Jleb!
Perkataan Asyilla begitu menusuk untuk di dengar. Lihatlah, Ogi mencoba memegang dadanya begitu sangat dramatis. Asyilla hanya terkekeh geli, melihat kelakuan laki-laki itu. Ternyata, mereka itu tidak buruk dari pandangannya. Di mata Asyilla, mereka adalah orang-orang baik, meski pun ia baru mengenalinya.
“Oh ya, kalau gue boleh saranin, lo harus biasakan menggunakan nama Atta di sekolah ini. Jangan sampai, lo membuat orang lain curiga atas dasar misi lo ini.” Riki mencoba memberikan saran kepada Asyilla. Ini semua untuk mempermudah Asyilla menjalankan kehidupan barunya. “Gimana?”
Asyilla mengangguk setuju dan membenarkan perkataan Riki. “Ok, gue setuju saran lo!” ucap Asyilla. “Astaga, gue sampai lupa. Nama kalian siapa?”
Ogi mengulurkan tangannya pada Asyilla. “Kenalin, nama gue Prayogi. Lo bisa panggil gue Ogi.” Ogi memperkenalkan dirinya, hingga Asyilla menerima uluran tangan itu.
Asyilla tersenyum licik. Sepertinya, terbesit dalam benaknya untuk menjahili mereka. Ah, jangan panggil Asyilla, jika ia tidak bisa mengajak orang lain untuk bergurau.
“Hah, siapa? Gigi?” Asyilla terkekeh, mencoba merubah nama laki-laki itu. “Kenalin, nama gue Asyilla. Panggil aja, Sisil. Ok, Gigi?” Ogi hanya menghela nafasnya pasrah. Tak apalah, itu tidak terlalu buruk.
“Kalau gue Riki, dan dia Marvel,” ucap Riki dan sambil menunjuk ke arah Marvel di sampingnya.
“Kiki sama Marshmello,” ucap Asyilla mengangguk. Ah sudahlah, mereka hanya bisa mengiyakan ucapan gadis itu. Meski sejujurnya, nama yang di juluki oleh gadis itu begitu sangat buruk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Switched Souls - Asyilla & Atta (Tamat)
Novela Juvenil-Cerita ini di tulis oleh tangan yang tak pernah kau genggam- [5 part di private. Silakan follow akun ini terlebih dahulu] Asyilla Maharani Carolline, dan Ananta Senia Willsen. Keduanya harus terjebak dalam situasi yang sangat membingungkan, bahkan...