26. Mereka Kembali

17 11 32
                                        

~Happy Reading~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~Happy Reading~

Kenapa kau terdiam?! Jawab!" ucap Sirei.

Spiana masih terdiam membisu sambil mengeluarkan air mata. Ia pasrah apa yanga kan dilakukan Sirei pada adiknya.

"Hahahah! Iya aku melakukan itu! Aku melakukan itu semua! Hahah gimana?! Aku bisa juga seperti orang jahat! Gimana kak? Huh, aku sudah dewasa kan?!"

"Kenapa kau lakukan itu?!" Spiana mulai berbicara.

"Karena, Hahahah! AKU MELAKUKAN INI KARENA TERPAKSA! JIKA AKU TIDAK MELAKUKANNYA, MAKA NYAWAKU AKAN TERANCAM!"

Spiana menggeleng kepalanya. Tangan Spiana bergetar. Lalu dengan sengaja tangan itu mendarat dipipi sebelah kanan Nessy.

Plak...

Suara tamparan yang kuat. "KAU! KAU BUKAN ADIKKU!" ucap Spiana dengan amukkannya.

Nessy terdiam sambil memegang pipinya. tangannya bergetar. apakah dia takut dengan kakaknya?

"ck." Nessy membuang air ludahnya. "Hahah, kau pikir aku akan sedih mendengar ucapanmu barusan? Tidak sama sekali!"

Spiana makin emosi. "MULAI SEKARANG, KAMU KELUAR DARI ISTANA INI!

***

Pelangi dan Lewis berjalan kembali ke istanah membawa bunga kegelapan. "Semoga bunga ini dapat menyembuhkan RM ya ngik?"

"Iya, semoga saja!"

Mereka terus berjalan. Di perjalanan keistanah, mereka banyak bahan pembicaraan. Terutama lewis. Lewis yang banyak mengajak Pelangi berbicara, hingga mereka tak sadar kalau mereka sudah sampai diistana.

"Syukurlah tak terlalu banyak rintangan di dalam sana," ucap Lewis.

"iya," ucap Pelangi.

Mereka akhirnya memasuki gerbang istanag. Dengan wajah semeringa, mereka berlarian masuk kedalam istanah.

"Mari kita lomba lari. Siapa yang duluan sampai, dia menang," ucap Lewis sambil berlari kecil.

"Kalau menang apa hadiahnya?"

"Hm, apa yang si pemenang mau bakalan di kabulin!"

"Yaudah, ayok!" Spiana berlari duluan dari pada Lewis.

Lewis ini memiliki sayap. Tapi, ketika ia bersama Pelangi, ia menyesuaikan. Begitu juga dengan temannya yang lain.

"Hei!"

Kalau aku menang, aku bakal nanyain pertanyaan yang selama ini aku tahan!- batin Lewis.

Lewis terus berlari. Sekuat tenaga ia berlari, dan pada akhirnya ia melewati Pelangi.

Lewis menjulurkan lidahnya. Setelah itu ia makin memeper cepat larinya, dan akhirnya Lewis yang menang.

"Hore, aku sampai duluan!"

"Huh... huh ... huh.."

"Jadi, boleh nih aku minta sesuatu!"

Pelangi menjawab dengan anggukan.

"Kamu mau apa?"

"Aku mau ka-" ucap Lewis terpotong.

"Pelangi! Lewis!" Sirei memanggil mereka.

"Hei, Sirei!" ucap Pelangi.

"Kalian udah lama nunggu?"

Pelangi menggeleng.

"Hm, apakah kalian dapat bunga kegelapan itu?"

Pelangi mengangguk. "Tentu saja! Ini." Pelangi menyerahkan bunga itu.

"Akhirnya satu masalah selesai. Tinggal satu masalah lagi, huh." Sirei menghela nafas.

"Hah? Maksudnya ada masalah lagi?"

Sirei mengangguk.

"Apa itu?"

"Ja-jadi, selama kalian mengambil bunga ini, Spiana akhirnya mengetahui siapa yang meracuni RM."

"Siapa?!"

"Dia adalah..."

"Siapa?! Katakanlah!"

"Ne-Nessy..."

"Hah?!"

"Hahaha, enggak. Kamu bercandakan Rei?!"

"Enggak ngik! Aku serius. Dia sudah Spiana keluarkan dari istanah ini!"

"Huh?! Ini sungguh di luar nalar,"

"Nanti saja bicaranya! Sekarang berikan bunga itu ke tabib. Lalu, RM akan sembuh!"

Pelangi, dan Sirei mengangguk. Kemudian Pelangi, dan Sirei menuju ruang tabib. Sedangkan Lewis? Lewis kembali kepekerjaannya.

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Selanjutnya apa yang terjadi yah?
Hm..

Seeyou❤


Tiga duniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang