GC 27

441 49 78
                                    

Pekikan tertahan jadi latar belakang, tidak peduli orientasi beberapa pemuda yang hampir kelimpungan ketika bersitatap dengannya.

Meringkuk diri diatas meja menjadi tumpuan. Tatapan ingin seperti memakan permen gummy sembari menahan nafsu untuk menghabisi wajahnya dengan cubitan, Jihoon menarik nafasnya lelah akan tingkah teman-temannya.

 Tatapan ingin seperti memakan permen gummy sembari menahan nafsu untuk menghabisi wajahnya dengan cubitan, Jihoon menarik nafasnya lelah akan tingkah teman-temannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Jisung," panggilnya pada temannya yang ada dikursi depan berposisi duduk menghadapnya.

Menatap lapar akan kegemasannya, Jisung menyumpal hidung dengan dua buah pensil. Menggantung hingga bergerak seraya pemuda bersurai coklat itu bergerak condong kedepan.

"ya?" sungau Jisung menjawab.

Jaemin yang memang duduk disebelah pemuda itu hanya mendengus geli, sesekali menyentil pensil itu agar terlepas tapi berakhir bergerak menggoda. Jisung acuh, terlampau tidak peduli, retina terpaku pada Jihoon yang lagi-lagi menghela nafas seolah lelah akan hidup, seperti akan mati besok.

"tidak jadi," ragunya, Jihoon menegakkan tubuh sontak semua teman kelas yang awalnya menatap kearahnya kini berpaling berpura-pura dengan kegiatan mereka padahal baru saja menikmati pemandangan yang tidak bisa dilewati begitu saja.

Tanpa sadar mereka melenguh kecewa karena tidak bisa berlama-lama menatapnya, toh Jihoon memang suka diperhatikan seperti itu.

Haus akan perhatian eoh? Tidak salah. Itu benar adanya.

"tidak apa, ceritakan saja. Kami tahu kau ada sesuatu yang ingin sekali kami untuk dengar." ujar Jaemin disela ia memainkan pensil yang menggantung dilubang hidung Jisung, pemuda itu akhirnya menepisnya.

Jihoon menoleh, tatapannya jatuh pada Younghoon. Seperti biasa, pemuda tinggi itu tidak pernah lepas dengan ponsel serta sumpalan ditelinga. Entah apa yang didengar pemuda itu, Jihoon penasaran.

"lupakan saja," sahutnya, jemari kecilnya menarik sebelah sumpalan, ia arahkan ditelinganya.

Younghoon sontak menjauhkan tubuhnya saat Jihoon hampir berdempetan dengannya, well mereka sesama lelaki tapi ada rasa tidak nyaman saat menempel seperti itu. Bagi Younghoon.

Tidak bagi Jaemin dan Jisung yang kini malah berpelukan, lebih tepatnya berkelahi karena Jaemin menyodok salah satu pensil yang tersumpal dan pekikan kesakitan Jisung tidak lepas dari perhatiannya tadi.

"apa yang kau dengar?" ujar Jihoon menatap tepat dikedua mata Younghoon dengan raut wajah yang tidak pernah lepas dari ketampanannya.

"musik,"

"aku tahu,"

"lalu?"

"musikmu kuno sekali, klasik."

"aku tidak butuh komentarmu." melepas dengan tarikan kuat, Younghoon kembali fokus pada ponselnya.

Kembali merengut, Jihoon mengerjakan tugas yang ditinggalkan Lee Min ho-ssaem untuk diserah pulang sekolah nanti. Guru tampannya yang satu itu tidak datang mengajarnya, mengatakan dia sakit perut dan berakhir memberi tugas.

Get Closer (NIELWINK) I√Where stories live. Discover now