"Jadi kemarin lo!" Nina menggantung ucapannya tak percaya,kaget,tak habis pikir,tak menyangka,dan tak tak tak yang lainnya.Kantin sangat ramai,semua orang sibuk bercanda dan memakan makanannya,tak sedikit juga siswa siswi yang membawa makanannya ke kelas.
"Gue juga ga nyadar kalo gue bakalan bisa telat gitu!" terang Risyi mencoba meluruskan arah pikiran Nina yang berbelok-belok.
"Lo sekarang suka sama si Barvi? Terus,lo ngebuang Rio gitu aja?" Nina menghembuskan nafas "gue ga percaya ternyata sahabat gue itu pakgel!"
"Kata siapa?" suara laki-laki yang sedang menjadi topik pembicaraan terdengar jelas diantara mereka berdua.
"Hai Baik!" sapa Risyi menarik sudut bibirnya.
"Halo," ucap Barvi menyapa balik lalu duduk disamping Risyi.
"Nyamok pergi nyamok!" Nina menggerutu lalu berjingkat hendak pergi meninggalkan Risyi dan Barvi.
"Nin disini dong! Gue kan juga mau ngobrol sama lo!" ujar Barvi,Nina menghentikan langkahnya lalu menoleh ke arah Barvi.
"Mau ngobrol sama gue?" tanya Nina memastikan apa yang ia dengar.
"Iya!" tegas Barvi "duduk! Makanya cari pacar!"
Nina mendengus kesal menghentakan kakinya lalu menjatuhkan pantatnya di kursi,menyilangkan tangannya di depan dada lalu menatap Barvi dan Risyi bergantian.
"Mau ngobrol apa? Emang gue ada urusan sama lo?!" Nina cemberut "se! Lo ya! Semenjak berurusan sama Barvi sama Rio lo jadi bentar-bentar sedih,bentar-bentar ketawa,bentar-bentar dateng ke gue,bentar-bentar ngilang dari gue,aneh tau ga! Begitukah kisah cinta anak remaja,kisah kasih di sekolah?"
"Maaf ya Nina." tiga kata yang sederhana namun menohok.Nina seketika bungkam dan meraih lengan Risyi.
"Tapi gue paham keadaan lo ko! Lo kalo lagi sedih ke gue aja,gue siap dengerin lo,ya...walaupun gue mungkin ga bisa bantu lo,setidanya gue bisa buat lo tenang," tawar Nina.
"Emangnya sahabat itu diperluin waktu lagi sedih doang ya?" tanya Risyi.
Nina terdiam "hmm iya juga,salah ngomong lagi gue," detik berikutnya Nina langsung cengengesan,menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Seru kan kemarin? Nanti kapan-kapan kita bolos lagi,kita main lagi,nonton lagi,nge-mall lagi,dan terakhir nongkrong di kafe sambil liat suasana jalanan di sore hari..." Barvi memejamkan matanya mencoba mengingat kejadian kemarin yang sangat-sangat membahagiakan.
"lo cape se?" tanya Barvi melihat Risyi yang sudah tidak bergairah berjalan.
"kita duduk dulu yu!" Risyi mengamit pergelangan tangan Barvi lalu berjalan menuju kursi di depan kafetaria.
Risyi menekuk wajahnya merasakan kantuk,suasana sore ini benar-benar ramai,anak sekolahan yang baru pulang lalu lalang di jalanan.baru kali ini Barvi tidak merasakan menyesal saat bolos sekolah.
Risyi menyender di pundak Barvi,menutup matanya sekejap dengan harapan kantuknya hilang dan Barvi tidak salah paham atau dengan kata lain baper.
"syi,sebenernya dari awal gue ketemu,gue ngerasa ada yang aneh di diri gue,sebenernya gue bener-bener ga tega ngelakuin hal jahat ke lo!jujur,gue ngerasa gimana...gitu waktu tau kalo lo deket sama Rio,apalagi waktu lo bilang kalo lo cinta sama Rio.gue pikir perasaan ini cuman rasa benci gue ke lo,karena lo ngambil banyak waktu Rio buat bisa quality time sama gue! tapi kayanya gue salah,gue itu sebenernya cemburu liat lo sama Rio!mungkin!ya..mungkin sih,tapi gue rasa emang beneran iya."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Gravity of Love ✔ [SUDAH TERBIT]
Novela JuvenilStory *1 by Airis Yulia Namanya Risyi, cewek rese yang gila organisasi. Menjadi ketua OSIS adalah target yang harus dicapainya. Saat seleksi calon ketua OSIS, ia bertemu dengan cowok yang bernama Baik Reihan Virnando. Tidak sebaik namanya. Cowok san...