SETTE
♥
Rose dan Jeffrey baru saja selesai berbelanja bahan makanan. Jeffrey menenteng dua kantung kertas berisi roti dan sayur-sayuran. Baru kali ini ia berbelanja, biasanya ia tak pernah mengisi kulkas kalau bukan Vernon yang mengisikan, karena Vernon sering makan di flat. Tapi kali ini, karena ada Rose. Ia berbelanja untuk pertama kalinya, dan ternyata berbelanja itu cukup menyenangkan.
Mereka melangkahkan kaki keluar dari lift yang membawa mereka pada lantai tiga.
Seorang wanita parubaya menyapa mereka.
"Buona sera, Jeffrey. Siapa gadis cantik di sampingmu?" tanyanya.
Jeffrey tersenyum dan membalas sapaan wanita parubaya itu. "Roseanne Belle."
Wanita itu mengangguk, ia menatap Rose seraya tersenyum. Rose balas tersenyum, ia tak mengerti apa yang Jeffrey dan wanita itu bicarakan. Karena mereka berbicara dengan bahasa Italia yang tak Rose ketahui. Jadi Rose hanya bisa diam tanpa berniat ikut menimbrung.
"Ahhh, Vidanzata?" tanyanya lagi, kali ini disertai senyuman menggodanya pada Jeffrey dan Rose.
[9] Vidanzata: kekasih
Jeffrey mengedikan bahu, wanita parubaya di depannya ini selalu ingin tahu. Tapi Jeffrey memakluminya, lagipula Nyonya Florita baik padanya dan sudah ia anggap seperti ibunya sendiri selama ia tinggal disini.
"Kenapa gak menjawab? Pasti dugaannku benar?"
"Forse." jawab Jeffrey kemudian dengan sopan berpamitan pada Nyonya Florita karena mereka sudah sampai di depan unit flat Jeffrey.
[10] Forse: bisa jadi
"Anak itu, kenapa memberikan jawaban tak pasti." gerutunya setelah Jeffrey dan Rose masuk ke dalam flat milik Jeffrey.
Rose menaruh bahan-bahan makanan ke dalam kulkas. "Tadi itu siapa?" tanya Rose.
"Nyonya Florita, penghuni flat sebelah."
Rose mengangguk. "Tadi ngomongin apa? Pasti ngomongin aku ya?"
Jeffrey duduk di bangku, menaruh minuman kaleng yang baru saja ditenggaknya setengah di atas meja makan.
"Jangan geer, ngapain juga gue ngomongin elo."
"Tapi tadi Nyonya Florita liatin aku, dan kayak ngomong sesuatu tentangku. Walaupun aku gak ngerti bahasa Italia, tapi aku ngerti body language. Kamu lupa aku ini S1 psikologi?"
"Dan elo bangga dengan itu?"
"Iya!"
"Oh!"
Rose duduk di hadapan Jeffrey. "Ayo ngaku ngomongin apa?" tanya Rose menyelidik.
"Kepo lo!"
"Kepo itu perlu Jeffrey, kalau gak kepo nanti gak tau info apa-apa."
Jeffrey mendelik. "Tadi dia nanya, lo siapa? Gue jawab aja, pembantu baru."
Rose mengangguk-anggukan kepalanya seraya ber-oh ria.
"Lo gak marah?" tanya Jeffrey bingung.
"Buat apa marah?"
"Ya kali aja gitu, soalnya gue bilang kalau lo pembantu gue. Padahal kan bukan."
"Karena itu aku gak marah."
"Eh?" bingung Jeffrey.
"Itu cara orang pintar menyikapi sikap orang yang kurang pintar." jawab Rose enteng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Juliet's House
FanfictionCita-cita seorang Roseanne Belle dari kecil hanyalah tinggal di kota cantik dan romantis dengan kisah cinta klasik, seperti Verona. Semua itu berawal dari kegemarannya membaca novel romance berjudul Romeo dan Juliet karya William Shakespeare. Setel...