Sambil puter
mulmed guys♥
DIECI
♥
Jeffrey keluar dari kamar mandi. Ia mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil. Kemudian membuka lemari dan mencari baju miliknya untuk dikenakan.
Pilihannya jatuh pada kaus hitam polos serta celana jeans.
Jeffrey melepas handuk yang terpasang di pingganggnya untuk memakai celananya.
Ceklek!
Jeffrey menoleh ke arah pintu, matanya bersitatap dengan mata hazel yang tengah melebar.
"Sorry," kata Rose yang sedang berdiri dengan canggung di ambang pintu, lalu buru-buru menutup pintu.
Jeffrey buru-buru memakai celananya, malu sekali.
Setelah selesai mengenakan pakaiannya Jeffrey keluar dari kamar. Menghampiri Rose yang sedang berada di balkon dengan canggung.
"Ehem.." dehem Jeffrey guna memberitahu Rose akan eksistensinya. Karena sejak awal Rose terus membelakanginya.
Namun Rose tak bergeming, gadis itu masih pada posisinya. Hingga Jeffrey berdiri tepat di samping Rose.
"Roseanne."
"Y-ya?" tanya Rose yang tak kalah canggung. Dapat Jeffrey lihat pipi mulus nan putih bersih itu kini berubah warna menjadi merah muda.
Jeffrey menggaruk tengkuknya, kenapa jadi canggung begini? Bahkan Rose tak sedikitpun menengok padanya.
"Gu--"
"Maaf, Jeff.. tadi aku gak sengaja, tapi aku gak liat kok. Kamu udah pake celana dalam tadi, sumpah!" potong Rose cepat.
Jeffrey terngaga dengan pernyataan Rose. Kenapa harus diingatkan? Hal itu membuatnya malu bukan main. Lihat saja bagaimana telinganya yang mulai merah.
"Jeff, kuping kamu kok merah?" tanya Rose yang secara reflek memegang telinga Jeffrey, yang membuat Jeffrey makin malu dan telinganya makin merah.
"Eh?"
"Kok makin merah?"
Jeffrey tak tahu lagi bagaimana menyikapi seorang Rose, tidak tahukah bahwa ini juga adalah ulahnya?
"Ah eung--ah pokoknya singkirin tangan lo dari kuping gue sekarang!"
Rose terkejut, dengan reflek ia melepas telinga Jeffrey.
"Eh maaf."
Jeffrey menghela nafas, kemudian tersenyum kecil. "Gak bosen apa tiap hari minta maaf terus?" tanya Jeffrey.
"Sama sekali enggak, Nenek bilang kalau aku salah, ya aku harus minta maaf."
"Tapi lo gak salah."
"Terus kenapa tadi teriak ke aku?" tanya Rose.
"Ya bukan karena apa-apa sih." jawab Jeffrey, ia menatap Rose. "Ya, gue minta maaf."
"Kamu gak salah."
"Cuma mau minta maaf aja, gak boleh emang?"
"Orang minta maaf kalau dia salah, kalau--"
Jeffrey meletakan jari telunjuknya di depan bibir Rose. Hingga membuat Rose berhenti berucap seraya menatap Jeffrey bingung.
"Cerewet ah." Jeffrey menjauhkan jarinya dari bibir Rose. Gadis itu menghembuskan nafas lega.
"Siap-siap gih, abis ini Vernon mau ajak kita hangout."
KAMU SEDANG MEMBACA
Juliet's House
FanfictionCita-cita seorang Roseanne Belle dari kecil hanyalah tinggal di kota cantik dan romantis dengan kisah cinta klasik, seperti Verona. Semua itu berawal dari kegemarannya membaca novel romance berjudul Romeo dan Juliet karya William Shakespeare. Setel...