4

1 1 0
                                    

Esok nya Feca kembali melakukan kegiatan nya seperti biasa,berkeliling rumah sakit sambil menyapa orang sekitar,lalu bermain dengan pasien anak anak di taman

Sebenar nya pikirannya sangat kacau,dan itu membuat nya malas melakukan segala hal,bahkan sebenar nya untuk sekedar berguling guling di atas ranjang saja malas

Tapi mamah Feca yang khawatir dengan keadaan Feca yang mendadak murung itu memaksa Feca untuk keluar dan bermain dengan anak anak di rumah sakit walaupun agak khawatir juga kalau seketika Feca ngedrop gara gara kecapean

"Loh tumben sepi pada kemana?"

Semua anak anak yang biasa bermain dengan Feca tidak ada di taman,biasa nya mereka selalu berkumpul di taman bersama orang tua nya masing masing lalu orang tua nya meninggalkan mereka setelah Feca datang

"Kenapa mereka ga ada ya?orang tua nya juga ga ada"

.
.
.

"Alpin bertahan jangan lepasin tangan aku!"

Rupa nya anak anak itu ada di dekat sumur yang ada di sebelah paviliun,dan salah satu dari 10 amak anak itu hampir jatuh ke dalam sumur

"Kita cari bantuan dulu"

"Jangan lapor mamah aku takut"

"Jangan lapor papah juga"

"Ah aku tau,ayo anter aku"

Tiga anak kecil berlari secepat mungkin masuk ke dalam paviliun yang sepi yang hanya ada satu orang lelaki dengan selimut tebal

"Ka bantu kita kaa tolong"

Lelaki itu menatap mereka dengan tatapan kosong dan dingin sehingga membuat mereka bertiga takut

Tapi mereka terpak memaksa lelaki itu keluar dengan menarik narik nya sampai ke depan sumur

"Ka tolongin temen kita!"

Setelah melihat satu anak kecil yang bergelantungan di tangan anak kecil lain yang hampir kecemplung,lelaki itu tersadar dan langsung menarik keluar anak kecil itu

Ekpresi nya sangat panik lalu pandangannya teralihkan ke sekeliling tempat itu,tempat yang luas nan adem tapi hanya ada mereka

Lelaki itu mengerutkan kening,membuat anak anak tadi merasa ketakutan dan berakhir menangis berjamaah

"Loh kenapa kalian nangis berjamaah"Feca muncul dengan cepat mendejati mereka

Mereka semua memeluk Feca lalu bersembunyi di belakang Feca dengan mata yang menunjuk nunjuk ke takutan menatap Lelaki yang telah menyelamatkan salah satu temannya

"Loh kamu?"

"Kamu....kenal saya?"

Ya ampun,aku lupa selama ini kan......aaaa kenapa aku seiseng itu sih

"Ah maksud nya kamu ngapain adik adik aku sampe mereka nangis berjamaah gini"

Lelaki itu diam menatap Feca,seolah dia sedang mengingat perempuan di hadapannya itu

Aduh ko kesnnya ngeri ya,apa jangan jangan ini alesan dia di rawat di paviliun yang ga ada orang ini

Feca terus membatin sampai tak sadar kalau anak anak yang tadi menangis itu pergi berlarian menjauh karna takut pada lelaki itu

Feca mengambil selangkah demi selakangkah mundur,tanpa sadar dia menahan nafas melihat lelaki yang menatap nya dengan sangat serius itu

Kejadian drakor ga bakal terjadikan,gue belum siappp!!

Feca terus terusan membatin sambil berdoa,padahal bisa saja Feca berlari pergi seperti anak anak tadi

Kenapa gue ga bisa lari?

Kaki nya seolah kaku sampai akhir nya terjatuh tersandung batu kecil di belakang nya yang sebelum nya ga ada

Pleatak!saat itu juga satu lemparan batu berhasil mengenai kepala Feca dengan kencang tanpa tau dari mana asal nya

Lelaki itu mengedarkan pandangannya,setelah tau siapa yang melempar batu itu dia langsung menarik tangan Feca masuk ke dalam paviliun lalu mengunci nya

Perlu dikatakan lagi,Feca belum juga nafas.....dia masih menahan nafas apalagi sekarang posisi nya sangan dekat sekali dengan lelaki itu

Jantung nya berdetak menandakan ketakutan,mata nya merem melek dengan cepat berharap ini cuma mimpi

Dia bukan orang mesum kan?ya Tuhan kalo begini aku ga akan takut mati lagi,mending mati daripada di apa apain sama orang mesum ini

Sekarang wajah Feca memucat,dan keringat dingin mulai bercucuran

Lelaki itu mendongakkan wajah Feca dengan kedua tangannya lalu kembali menatap nya dengan serius seperti sebelum nya

Jangan!tolong jangan

Feca memejamkan mata nya dan memasukkan bibir nya ke dalam mulut hingga tak terlihat lagi

"Hey bernafaslah"

Astaga!kenapa aku sampe lupa nafas?apa ini efek penyakit

"Udah ga ada,kamu bisa pergi"

Eh?ga ada?apa nya yang ga ada

Tiba tiba kepala yang terkena batu tadi di usap usap pelan oleh lelaki itu,pelan pelan lalu kencang seketika

"Heh apa apaan kamu"

"Em.."ia menyunggingkan senyum sekilas "maaf,itu kebiasaan temen saya kalo kepala saya benjol"

Tiba tiba seseorang mengetuk pintu dengan sangat cepat ,orang itu juga menengok ke arah jendela karna pintu tak kunjung di buka

"Felix!!kamu ngapain ngunci pintu!!jangan ngelakuin hal yang macem macem!"Suara nya tak asing bagi lelaki itu tapi,lelaki itu malah menempelkan telunjuk nya ke mulut Feca

"Sstt"

Ngga boleh!ini nama nya berbuat dosa,kalo dia khilaf gimana?!

Batin Feca terus bertempur,detak jantung nya semakin ga karu karuan

"Aw aduh aduh,heh dasar orang gila pergi kamu!!pergi!!"orang yang menggedor pintu itu malah mengejar orang gila yang sedari tadi terus melempar batu

"Apa masih sakit?"

Karna terus terusan bertempur dengan hati nurani nya,Feca sampe lupa dengan rasa sakit di kepala yang di sebabkan oleh lemparan batu dari orang gila

Feca hanya diam namun mata dengan iris berwarna coklat cerah itu semakin memandang nya lebih dalam

Tiba tiba saja mata lelaki itu melebar kaget,cairan berwarna merah muncul begitu saja dari hidung Feca tanpa Feca sadari

"Itu...idung kamu"

Feca memegang idung nya yang basah lalu memaksa membuka pintu dan berlari menjauh tanpa mengucapkan sepatah kata pun

Dia berlari ke rumah sakit mencari toilet,nafas nya seketika sesak dan jantung nya tidak berdetak dengan tenang

Rasa takut pada lelaki tadi dalam sekejap hilang dan di gantikan rasa sakit yang luar biasa pada bagian dada

Belum sempat sampai ke toilet,pandangannya sudah mulai kabur,kaki nya melemas dan berakhirlah kesadarannya sampai di koridor

Dia pingsan lalu di bawa ke ruangannya oleh orang orang di sekitar situ

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 25, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

One More TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang