PART 36

52 9 6
                                    

PING!

Bunyi ponsel itu mengalihkan atensi Rinai dari tumpukan buku yang sedang dipelajarinya. Setelah melihat siapa yang mengirim pesan itu, Rinai dibuat senang bercampur bingung. Senang karena laki-laki itu akhirnya mengirimkan pesan setelah sekian lama, dan juga bingung karena bukankah ponsel laki-laki itu hilang.

KENZO

Aku tunggu di jalan deket taman komplek jam 7, sampai ketemu nay.

Membaca pesan itu, tidak dipungkiri ada rasa bahagia dalam hati Rinai. Namun ada beberapa pertanyaan yang terlintas di pikiran gadis itu, kenapa laki-laki itu mengajak ketemuan? Kenapa ia tidak menanyakan kabarnya? Kemana sebenarnya laki-laki itu selama ini? hal penting apa yang ingin ia sampaikan? Namun semua pertanyaan itu tidak ia tuangkan lewat pesan balasan yang dikirimnya.

Oke, see you.

....

Jam di dinding rumah itu menunjukkan pukul 7 kurang, membuat gadis itu entah kenapa menjadi sedikit gelisah.

" ma, Rinai ijin keluar bentar ya. ada perlu." Ucap Rinai yang baru saja selesai makan malam berdua dengan sang ibu.

Jika ada yang bertanya dimana para pria di keluarga itu, jawabannya mereka belum selesai dengan urusannya.

" mau kemana? Udah malem lo nay." Ucap bu Yanti,

" bentar doang kok ma, ada urusan sama temen. Janji engga sampe malem." Ucap Rinai.

" yaudah, tapi kamu kesananya jalan engga papa?"tanya bu Yanti,

" iya ma, deket kok. Di taman komplek doang. Yaudah Rinai berangkat ya ma, assalamualaikum." Ucap Rinai sembari cepat-cepat pergi keluar rumah.

" bawa payung nay, kayaknya mendung mau ujan." Ucap bu Yanti, namun sepertinya tidak terdengar oleh sang putri.

....

Kedua gadis itu kini sedang berdiri di halte yang cukup sepi, angin berhembus cukup kencang menambah suasana dingin yang ada.

" Satya kemana sih mit, lama amat?" kesal Rasya, pasalnya gadis itu di tahan oleh sahabatnya ini untuk menemaninya sampai laki-laki bernama Satya itu datang.

" ya mana gue tahu ra, lo kira gue emaknya." Jawab Mita ikut kesal,

" udah mau jam mau 7 mit, entar kalo pemandangan indah nungguin gimana." Ucap Rasya.

" bentaran dong ra, gue kan takut nunggu sendirian."balas Mita,

Tidak lama setelah itu, motor scoopy berwarna merah berhenti di depan mereka. Akhirnya yang di tunggu-tunggu datang juga.

" lama amat sih sat, gue udah jamuran nih nungguin lo disini." Sembur Mita,

" ya allah baru nyampe neng, sabar atuh. Gue beli bensin dulu tadi." Jawab Satya dengan sabar.

" lah ra, kok lo di sini juga? Bukannya lo mau ngedate sama kakak kelas itu?" goda Satya,

" ngedate-ngedate, gue juga nungguin lo kali." Balas Rasya dengan melotot.

" ya allah senengnya akang Satya, di tungguin sama dua wanita. Berasa ditungguin istri, aduh rasanya seperti Satya menjadi ironmen." Ucap Satya sambil merentangkan tangannya,

" halu lo ketinggian." Balas Mita sambil menepis tangan Satya.

" udah sana berangkat, gue juga mau berangkat." Usir Rasya,

" rara engga mau bareng?" tawar Satya.

" engga usah, gue mau naik angkot aja." Jawab Rasya lalu meninggalkan kedua orang itu,

Sulit Untuk Dimengerti (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang