Perjanjian

2.1K 200 19
                                    

Kesalahan dalam tanda baca, pemilihan kata, dan typo adalah hal yang lumrah dalam cerita ini!🙏
Koreksi, kritik, dan sarannya ditunggu!😉

Happy Reading!🤗❤

👑

"Jadi, dia kabur?" tanya Ryu pada Sunu yang memang ditugaskan mencari informasi mengenai masalah ini. "Tahu sendirikan dia gak ada keluarga, jadi waktu dia kabur pihak rumah sakit hanya sekadar mencari di sekitaran rumah sakit," terang Sunu. "Yaiyalah, mana mau pihak rsj muterin kota buat nyari satu pasiennya yang bahkan pihak keluarga gak ada," ucap Kaihan.

"Masalahnya pihak rumah sakit juga udah berpikir kalau dia mulai sembuh, jadi ya lebih dibiarin karena gak mungkin bakal berbuat lebih," lanjut Sunu menerangkan informasi yang ia dapat.

"Dari awal memang dia cuman syok, selebihnya dendam yang menguasai dia," ucap Davian diangguki semuanya.

"Satu-satunya adalah anak-anaknya, ada kemungkinan gak?" tanya Damar.

"Setahu gue, anak-anaknya diurusin keluarga bapaknya. Dan ya, gue gak begitu yakin sih masalah dia datengin anaknya atau enggak," jawab Sunu.

"Tapi kemarin, ada warga yang lihat dia di rumah lama," lanjut Sunu kala mengingat penjelasan seorang warga yang ia temui kemarin.

"Dia nyari anak-anaknya?" tanya Davian. Sunu menggeleng, karena memang informasinya terbatas.

👑

Elle dan Cellin kini sedang ada di UKS. Tadi ada Pak Bejo yang membukakan pintu, orang kantin yang entah bagaimana bisa lewat depan gudang tersebut. "Gak mau bilang makasih lo?" tanya Cellin menatap Elle yang tengah berbaring di ranjang UKS sambil memejamkan mata, ngantuk soalnya.

"Thanks," ucap Elle ogah-ogahan. "Enak aja cuman bilang begitu, sakit nih pita suara gue. Beliin minum kek," ujar Cellin menatap sinis Elle yang masih setia memejam. Sebenarnya ia juga ingin tiduran, tapi apa boleh buat karena dia lebih haus. "Bukannya udah habis segalon lo?" ucap Elle yang bangun dari acara tidurannya dan menunjuk arah dispenser UKS. "Lah, emang airnya tinggal dikit kok," balas Cellin tak ingin disalahkan.

"Berapa jam lagi istirahatnya?" tanya Elle pada Cellin. "Lo emang ogeb ya! Heh! Yang pakai jam tangan elo bocah!" ucap Cellin mencak-mencak.  "Lo tuh lagi pms atau apa sih? Dari tadi teriak-teriak, marah-marah gak jelas!"

Cellin membuang muka, entahlah. Ada rasa kesal setiap kali berbicara dengan lelaki di depannya, tapi ia juga tak tahu penyebabnya. Toh memang Cellin ini terkenal suka marah-marah, anak cowok dikelasnya saja tak ada yang berani sekadar lewat di dekatnya.

"Jadi gak nih kantin? Mumpung istirahat masih lama, males gue kalau ada yang lihat gue jalan sama mak lampir ke kantin," ucap Elle mendapat tabokan di pundaknya. "Sumpah lo ya! Mau gue aduin BK ha?" ucap Elle manatap tajam Cellin yang dengan santainya malah menjulurkan lidahnya. "Dasar ngaduan!" ejek Cellin.

Elle mendengus, mungkin memang karena Cellin asmanya bisa kambuh, emosi dia kalau deket-deket Cellin. "Jadi gak?" tanyanya lagi setelah berusaha tidak menggigit gadis di depannya. "Yok lah! Gue mau es teh gula batu," ucap Cellin lalu melenggang meninggalkan Elle yang misuh-misuh.

Setibanya di kantin, mereka duduk di depan salah satu stan makanan. "Mbak Asta! Mau seblak sepesialnya satu sama es teh gula batu dua gelas!" pekik Cellin pada pemilik stan makanan di depannya. "Gak ada akhlak lo!" ketus Elle melempari Cellin garpu plastik.

PRINCE Davian 👑 (CERITA NGEGANTUNG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang