Malam pun tiba. Waktunya Hendery pulang ke rumah. Hendery buru-buru mengendarai mobilnya agar cepat sampai di rumah. Hendery ingin meminta maaf pada Dejun karena sudah membentak nya.
Sesampainya di rumah, Hendery melihat mobil Dejun. Bagus, Dejun sudah pulang. Hendery memarkirkan mobilnya kemudian masuk kerumah. Sepi. Tidak ada Dejun yang berkutat di dapur. Tapi tidak mungkin Dejun tertidur.
Hendery pun naik menuju kamar Dejun.
" Dejun! " Panggil Hendery. Namun nihil. Dejun tidak ada di kamar nya. Hendery mulai panik.
Hendery kembali turun untuk mencari Dejun lagi. Istri mungilnya itu tidak boleh dibiarkan berkeliaran sendirian saat malam hari. Tiba-tiba ada yang keluar dari kamarnya. Itu Dejun dengan kaus putih oversize dan celana biru pendek dengan sapu dan bak sampah di tangannya.
" Sudah pulang? Mandilah. Maaf aku hanya membersihkan kamar! " Dejun.
Hendery bernafas lega. Ternyata Dejun bersih-bersih.
" Dejun. Maaf untuk yang tadi pagi. Aku hanya lelah saja. Tidak masak? " Hendery.
" Aku sudah makan diluar. Lagi pula kau tidak mau masakan ku! " Dejun.
Hendery terdiam. Sebegitu kejam kah dia hingga Dejun tidak ingin makan dirumah?
" Maaf. Aku akan mulai makan masakan mu sekarang! "Hendery.
" Tidak perlu. Jangan memaksa, masakan ku tidak seenak buatan Renjun. " Dejun.
Sepertinya Dejun salah bicara. Hendery tersulut emosinya.
" Bisakah kau turuti mau ku? Kenapa kau selalu mengungkit masa lalu? Tidak ingin kemasa depan? " Ucap Hendery marah.
Dejun bingung. Tadi Hendery lembut tetapi sekarang marah-marah. Apa Dejun salah bicara? Bukankah yang selama ini mengungkit masa lalu itu Hendery dengan membandingkan Dejun dengan Renjun? Kenapa jadi Dejun yang salah.
" Baik! " Dejun.
Dejun mulai pergi meninggalkan Hendery, membuang sampah terlebih dahulu kemudian memasak. Hendery kembali merutuki kebodohannya.
" Hendery bodoh. Goblok banget sih!! Kan tadi sudah minta maaf kenapa di marahin lagi! " Gerutunya dibawah guyuran shower kamar mandi.
Sedangkan Dejun sedang memasak sedikit sup untuk Hendery makan. Matanya tertarik pada benda tajam yang sedang ia pegang untuk memotong sayuran nya. Mengamati bagaimana ujung benda tajam itu membelah wortel yang sedang dipotong.
Pikiran dimana benda itu menggores tangannya terlintas di pikiran Dejun. Tapi buru-buru Dejun tepis, Dejun segera memasukkan beberapa sayuran yang ia potong tadi kedalam masakan nya.
Tetapi benda tajam itu terlalu menarik untuk diabaikan. Dejun kembali memandangi ujung pisau itu dan tangan kirinya. Dejun tidak tahan, Dejun ingin menggesekkan benda itu ke tangannya.
" Jangan coba-coba Seo Dejun! " Ucap seseorang yang menahan tangan kanan Dejun agar tidak melukai tangannya.
Dejun pun menolehkan kepalanya melihat siapa yang menahan tangannya.
Pandangan mereka bertemu. Getaran yang pernah ingin Dejun lupakan datang kembali. Wajah keduanya hanya berjarak 10cm dan Hendery menatap tepat dimata Dejun.
Tapi suara ringisan Dejun membuat Hendery tersadar dan panik. Masalahnya, pisau yang ia tahan malah jatuh dan mengenai telapak tangan Dejun.
" Astaga, kau tidak papa? Maafkan aku. Ayo duduk dulu. Kita obati luka mu! " Hendery.
Hendery mematikan kompor terlebih dahulu kemudian mengajak Dejun duduk di kursi meja makan.
" Sebentar, aku ambilkan P3K dulu. Ehh dimana kau menaruhnya? Dejun ayo cepat jawab, darah mu banyak! " Hendery.
Hahah
Dejun tertawa melihat wajah panik Hendery yang terlihat kocak. Sementara itu, Hendery mematung melihat tawa indah Dejun.
'Pantas mae bucin Dejun. Manis juga ternyata! ' batin Hendery.
" Kenapa ketawa? " Hendery.
" Kau lucu. P3K ada di kamar ku. " Dejun.
Hendery pun berlari naik ke kamar Dejun mengambil kotak P3K lalu kembali ke meja makan. Perlahan-lahan Hendery mengobati luka Dejun. Sesekali bertanya apakah sakit atau tidak.
Setelah selesai, Hendery membantu Dejun menyiapkan makan malam nya.
" Kenapa hanya sedikit? " Hendery.
" Aku sudah makan tadi di agensi. Jadi aku hanya masak untuk mu. " Dejun.
" Ohh. Oke. Terima kasih! " Hendery.
Hendery pun memakan masakan Dejun. Hendery kaget. Masakan Dejun tak kalah enaknya dengan yang dimasak Ten.. Bahkan lebih enak mungkin. Mirip masakan Renjun tapi lebih enak.
" Bagaimana? " Tanya Dejun.
" Enak. Lebih enak dari yang pernah aku makan! " Hendery.
" Terima kasih! 😊😊" Dejun.
Hendery diabetes. Pembaca diabetes. Sayapun diabetes. Dejun ternyata manis juga, kemana saja Hendery selama ini. Hendery kembali memakan masakan Dejun. Setelah selesai Hendery yang mencuci piring nya.
Mereka pun pergi ke ruang tamu. Dejun senang Hendery bisa sedikit lebih baik padanya. Mereka duduk berdua walaupun tidak berdekatan.
" Hendery, boleh tidak aku ikut tour ke Amerika sama member NCTV? " Dejun.
" Baru dua hari kita nikah Jun, kok udah kerja aja? Emang harus banget apa? " Hendery.
" Ya engga sih. Makanya aku tanya! " Dejun.
" Nggak. Kau dirumah aja. " Hendery.
" Baiklah, aku akan bilang pada menejer mereka! " Dejun.
Dejun pun pergi ke kamar untuk menelfon menejer NCTV bahwa ia tidak bisa ikut. Sedangkan Hendery cemberut. Bukan cemburu. Ia hanya tidak ingin dicap sebagai suami tidak perduli pada istri. Itu merusak nama baiknya.
To be continue...
Vote nya kakak kakak😚
KAMU SEDANG MEMBACA
My Enemy is My Destiny [𝐇𝐞𝐧𝐱𝐢𝐚𝐨]
FanfictionMereka berdua itu musuh dalam hal bisnis dan kesalahan pahaman semata. Tetapi apa jadinya jika mereka berdua Adalah jodoh? Berawal dari Hendery yang dijodohkan ayahnya dengan musuhnya yang membuat hidupnya berubah. Tidak berubah semua, hanya saja...