Pada akhirnya, Jihoon kembali seorang diri.
Ditinggal tanpa belaskasih Daniel yang bisa membuatnya berserah diri tanpa tahu malu.Menatap luar kaca cafe dengan wajah tertekuk sembari berjalan menuju kemari. Jangan lupakan takdir sialnya yang duduk acuh disampingnya seolah dunia hanya miliknya sendiri.
Entah kenapa bisa pemuda tinggi, datar, dingin, tidak lepas dari ketampanan kriteria lelaki seperti tokoh cerita dalam novel, ada di sini, Jihoon hanya melemparkan tatapan kesal.
Mengaduk eskrimnya-ini pencuci mulut setelah ia makan setengah jam yang lalu.
"hei, apa kau sungguh tidak tahu malu?" ujar Jihoon. Membuka suara setelah dua jam ia duduk dicafe ditemani pemuda yang masih asik dengan ponselnya.
Melempar acuh ponselnya diatas meja, Younghoon mencondongkan tubuh kesamping. "tidak,"
"bajingan," desis Jihoon.
"tidak perlu merasa suci," ujar Younghoon datar, mengusak kasar helaian rambut Jihoon. Ia kembali melontarkan kata demi kata yang membuat Jihoon benar-benar marah karenanya.
"bukankah kau menyukainya?"
"omong kosong apa yang kau bicarakan brengsek!" menahan amarah, Jihoon mengeraskan wajah.
"ciumanku. Walau hanya menempel. Aku tahu, kau menyukainya."
"kau! Benar-benar gila."
"dasar gay," decih Younghoon tidak tahu diri.
"berkacalah sialan!"
"ya, kacanya sudah aku pecahkan. Aku muak dengan diriku sendiri. Sampai-sampai tidak tahu diri, lalu apa masalahmu?"
"kau tahu? Aku sama sekali tidak paham arah pembicaraanmu ini. Jadi, cukup tutup mulutmu dan bertindaklah seperti biasanya padaku."
"bagaimana mungkin? Kau dan aku itu sama. Bukankah lebih baik kita mencoba sesuatu hal baru?"
Jihoon menghela nafas kasar, bibir kering ia jilat basah agar mampu menghadapi Younghoon yang tidak ia kenal didepan mata.
"dengarkan aku teman..." jeda.
"kau berubah, entah ini dirimu yang sebenarnya atau bukan. Yang jelas kau berubah, aku tidak butuh teman yang sepertimu untuk mencari kesenangan sesama gay. Kau dan aku.... Berbeda. Jelas berbeda." ujarnya menyendu.
"cih! Sama saja, kau gay, aku gay. Kita gay. Ayo pacaran."
"jesus!!" rutuk Jihoon tertahan.
"aku serius."
"tapi aku tidak!"
"setidaknya mencoba. Mana tahu kita jodoh."
"berhenti Younghoon!"
"bagus, kita pacaran."
"apa-apaan?!"
"bukan apa-apa, kita pasangan gay. Waw, aku cukup salut. Hai pacar." seruan santai menjurus datar, Younghoon melambaikan tangan tanpa minat.
"oh yatuhan!! Kau gila!?"
"benar, ini semua karenamu. Coba saja kau katakan kau tidak gay, mungkin aku tidak akan seberani ini. Ayo katakan, salah siapa semua ini? Jelas kau."
Jihoon menarik nafas dalam, menggeser tubuhnya sedikit jauh. Dengan brutal ia memakan eskrim yang mulai mencair sembari melayangkan tatapan tajamnya pada Younghoon yang datar menatapnya.
"kau pihak bawah atau atas? Jelas bawah, benar?" Jihoon tersedak keras, eskrimnya menusuk kerongkongannya perih. Dengan sedikit memukul meja, Jihoon menggeram tertahan.
YOU ARE READING
Get Closer (NIELWINK) I√
Fanfikce(COMPLETED) 🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞 Jihoon membenci rintikan air. rintikan air itu membuatnya kehilangan dunianya, kakek yang menjaganya dari lahir. orang tua? hahaha jangan membuatnya mendengar pertanyaan itu. Wajah mereka bahkan ia tidak tahu. hidup seoran...