Prolog

411 39 4
                                    

23:48
Surakarta, Jawa Tengah.

Kereta sudah memberhentikan diri di stasiun. Menginstruksi para penumpangnya untuk keluar dengan hati - hati dan tetap berjaga jarak dimasa pandemi ini.

Udah malam, kayaknya gua harus cepat - cepat menuju alamat yang tercantum di kertas berbentuk poop yang punya wajah ini.

Jl. Yang Lurus, No. 2 RT. 23

Rumah warna coklat, tapi agak krem sih. Nggak tau deh, intinya gitu. Samping Pet Shop yang namanya mirip toko donat.

Kalo nggak nemu, tanya aja orang - orang yang biasa nangkring.

-Mbak Ital.

Jam segini mana ada orang nangkring, Goblok. Yang ada Kunti gantung dipohon.

---くコ:彡---

"Kuliah dimana, Dek?" Tanya Abang Gojek didepan yang baru saja tadi Jaehyun pesan. Berusaha membuka obrolan agar nggak sepi - sepi amat. Daripada yang buka obrolan nggak keliatan.

"Iya, Bang. Hehe, tadi keretanya baru nyampe jam segini". Nggak nyambung memang. Salahnya Abang Gojek suaranya kresek - kresek kayak jaringan Indihome.

"Ooh, saya lulusan sana itu. Anu, kenal Si Udin Prahyadi?" Nahkan, Abang Gojeknya juga makin nggak nyambung.

"Udah, Bang. Tadi pake ceker ayam". Nggak tau lagi saya, arah pembicaraan mereka.

"Iya, Dek. Temen saya waktu kuliah itu!"

"Iya sih, Bang. Ceker situ asin - asin enak jadi saya beli".

"Gimana? Udah nyampe skripsi?"

"Ada kok, Bang. Tadi mbak saya udah cantumin dikertas".

"Oooh, oke oke. Tadi tujuannya dimana?"

"Kalo saya sih, asli Cilacap, Bang. Abang sendiri?"

"Alamatnya dimana?"

"Cilacap, Bang".

"Hah? Dimana?"

"Cilacap, Bang!"

Wadefuq?! Tujuannya jauh bener?!? -Abang Go-Jek.

Ini kuping Abang Gojeknya dipipisin setan apa gimana dah? Budeg bener. -Jepri.

---くコ:彡---

Sekarang gua dimana?

Sekarang gua gimana?

Ilang kek anak nyasar. Tengah malem gini, hikd. Mau tanya orang kayak rekomendasi Mbak Ital tapi kagak ada orang nangkring. Gua harus gimana???

"Dek! Prikitiw!!" Tiba - tiba terdengar suara berat khas bapak - bapak itu terdengar seperti memanggil seseorang. Tapi siapa ya?

Ya gua lah goblok! Masih nanya. Orang yang disini cuma gua.

Gua menoleh menuju sumber suara. Terlihat sekumpulan bapak - bapak yang sedang ronda di pos kamling. Jangan tanya kenapa gua tau itu pos kamling, ada kentongan bentuk cabe. Kata Mbak Ital, kalo ada kentongannya berarti itu pos kamling.

"Nyari apa, Dek?" Tanya salah satu dari lima bapak - bapak itu.

"Ini, Pak", gua menyodorkan kertas berbentuk poop yang bertuliskan alamat tadi. "Tau ini dimana nggak, Pak?"

Bapak - bapak tadi menggambil kertas dan memperhatikannya lamat - lamat.

"Oh, ini, tau saya. Dari sini tinggal lurus aja, lalu ada pertigaan kekanan. Lurus sampe nemu pet shop. Nah, rumahnya disamping pet shop, plek! Rumah mini - mini kiyut gitu" Jelas bapak - bapak tadi.

Gua berterima kasih dan langsung mengikuti arahan bapak tadi.

Sampai ketemulah rumah ini.

*Nyari digugel latarnya siang semua, tapi anggep aje malem

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Nyari digugel latarnya siang semua, tapi anggep aje malem.

Bener sih kata Mbak Ital. Coklat krem agak kekuningan gitu warnanya. Tapi nggak kek tai juga. Wajar Mbak Ital nggak tau nama warnanya, gua yang pinter aja nggak tau, apalagi dia yang blegug.

Gua membuka pintu perlahan. Terlihat sepasang sepatu sneakers berwarna baby blue sudah nangkring sendirian dirak sepatu. Sepatu sapa?

Tapi bodatlah, emang kata Mbak Ital kontrakannya bareng sama hyumen lain.

Sekarang udah jam 00:46, gua ngantuk, dan gua harus tidur.

---くコ:彡---

01:25

Nggak ngantok anjir!! Skrol tik tok dulu lah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

House MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang