PAST : Twenty Two.

449 136 17
                                    

Part PAST : Twenty One. sudah diupdate, jadi pastikan baca part itu lebih dulu sebelum lanjut part ini. terima kasih dan selamat menikmati^^

×××

Di sore hari, langit terlihat lebih cerah.

Matahari yang sudah berada di ufuk barat menyuguhkan pemandangan langit yang luar biasa indah. Di langit yang sama beberapa pasang burung tampak kompak mengepakkan sayap-sayap mereka untuk kembali ke sarang masing-masing usai seharian berkelana.

Semua pemandangan sore yang tampak jauh lebih damai itu tak luput dari pandangan gadis yang tengah duduk di ayunan kesayangannya yang ada di halaman rumah seperti biasa.

“Saya tidak akan membiarkan orang yang saya cintai menderita,” tiba-tiba ucapan Chan beberapa jam lalu kembali terngiang di telinga, “termasuk Yeeun, putri Anda.”

Kini gadis itu memilih untuk bersandar pada sandaran ayunan dan memejamkan matanya. Dirasakannya angin sore yang berhembus dengan lembut diiringi kicauan burung-burung yang masih beterbangan di atas sana.

“Meski Anda adalah ayahnya, Anda sama sekali tidak punya hak atas Yeeun.

“Apa maksudmu? Yeeun adalah anak saya dan saya mempunyai hak sepenuhnya atas anak saya!”

“Tapi bukankah selama ini Anda tidak pernah menggunakan hak Anda sebagai seorang ayah? Jangankan hak, Anda bahkan tidak pernah sekali pun peduli dengan urusannya. Apa Anda pernah bertanya tentang kabarnya? Apa Anda pernah bertanya hari ini Yeeun makan apa? Apa Anda pernah bertanya bagaimana rasa sakit yang selama ini Yeeun rasakan? Anda bahkan tidak pernah menepati janji Anda untuk pergi ke pantai dengannya, jadi bagaimana mungkin Anda bisa menuntut hak Anda sebagai seorang ayah sementara Anda sendiri tidak pernah menjadi sosok ayah baginya?!”

Dengan mata terpejam bayang-bayang saat sang ayah dengan Chan yang terlibat perdebatan cukup panjang di depan rumah keluarga Bang beberapa jam yang lalu kembali terputar. Angin yang lagi-lagi berhembus tak terasa sejuk karena perdebatan keduanya terlampau panas bahkan hanya dengan mengingatnya. Pun kicauan burung-burung di atas sana tak lagi terdengar karena kalah dengan suara Chan yang saat itu tak sedikit pun merasa gentar.

“Karena Anda tidak bisa memberikan apa yang seharusnya Anda berikan pada Yeeun, maka mulai detik biarkan saya yang memberikan semuanya. Biarkan saya mencampuri semua urusannya, mengurus semua kebutuhannya, menjaganya, dan mencintainya.”

Perdebatan panas itu diakhiri dengan Tuan Park yang memilih untuk langsung undur diri dari rumah keluarga Bang juga dari rumah keabuan miliknya sendiri. Tepat sesudah perdebatan panas itu Tuan Park memutuskan semua hubungannya dengan Yeeun dan bersumpah takkan lagi mau berurusan dengan gadis yang selama ini disebutnya menyusahkan itu. Tuan Park juga bersumpah bahwa beliau takkan pernah lagi mau menginjakkan kakinya di rumah keabuan yang menjadi tempat tinggal Yeeun selama ini.

Yeeun tentu saja menangis. Dia bahkan menangis dengan keras sembari menarik-narik pakaian Tuan Park dan memintanya untuk tidak pergi. Bagaimana pun Tuan Park adalah ayahnya, satu-satunya keluarga yang selama ini Yeeun punya. Tak pernah sekalipun ia membenci sang ayah meski belasan tahun sudah ia diabaikan dan tak pernah dianggap ada. Bahkan setelah membuangnya seperti sekarang, Yeeun tetap tak membenci sosok ayahnya.

Baginya, Tuan Park tetaplah ayahnya, meski nyatanya selama ini sang ayah tak pernah menganggapnya lebih dari sekedar beban yang menyusahkan.

“Yeeun, aku minta maaf."

Bayang-bayang itu seketika runtuh ketika dirasakan kehangatan dari sebuah tangan yang tiba-tiba menggenggamnya. Perlahan gadis itu membuka mata dan menoleh untuk dapati Chan yang duduk di sisi lain ayunan.

Stand by Me - Stray Kids FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang