Chapter 9 🍂

232 30 27
                                    

"Dari mana aja lo" Eayzi menghentikan langkahnya kemudian berbalik badan menghadap sumber suara.

"Apa peduli lo?" tanya Eayzi kepada Eayza.

"Wahh pulang basah basahan sama cowok lagi. Dari mana aja lo hah!" sewot Eayza.

Eayzi melangkah mendekati Eayza kemudian berbicara "Bukan urusan lo ya"

"Oh ya," jawab Eayza

"Mendingan lo berhenti deh Zi so caper sama semua orang, gue tau kok lo sekarang mau nunjukin kalau lo pinter itu karena si Derald itu lagi deketin lo kan" tuduh Eayza.

Eayzi diam, ia tak menjawab.

"Lo diam, berarti gue bener. Lo mau caper kan sama Derald karena dia anak orang kaya, dan bukan cuma Derald lo juga mau bilang kalau selama ini lo tu pinter biar lo juga bisa ambil hati nya papa kan. Jahat lo Zi, lo mau ambil apa papa gue"

"Cukup ya Za. Selama ini gue diem bukan berarti gue takut ya sama lo, sekarang gue mau tunjukin kalau gue ga bodoh bukan karena Derald tapi gue ga mau terus terusan jadi bahan bullying anak anak. Dan gue ga mau ambil papa dari lo, papa itu bukan cuma papa lo. Saya Eayzi Kristalea Regatta juga anak nya pak Brams Dwi Kristalea. Kalau lo lupa"

Praankkkk
Tiba-tiba saja Eayza memecahkan vas bunga yang ada di dekat nya kemudian menepuk tangan.

"Wahhh wahh Eayzi hebat ya, ngaku aja terus lo. Gue ga bakal pernah percaya kalau lo anak papa, palingan lo orang yang beruntung karena muka Lo mirip sama gue jadi lo ngaku ngaku deh kembaran gue" ucap Eayza tersenyum miring.

"Cukup Eayza," bentak Eayzi, baru saja tangan itu melayang begitu saja tanpa beban namun belum sampai ke tujuan ada yang mencekal tangan Eayzi.

"Apanya yang cukup?" tanya papa

Eayzi terdiam menelan silvanya perlahan, baru saja ia ingin membuka mulut namun Eayza telah berbicara duluan.

"Pa Eayza takut. Eayzi tadi pulang basah basah dan pas aku tanya dari mana dan kenapa, dia malah marah marah mecahin vas bunga dan ingin mukul aku" aduh Eayza kepada papa, air mata palsu itu dengan indah nya turun ke pipih.

"Gausah asal ngomong lo Za. Ga gitu pa Eayza yang salah." ucap Eayzi berharap papa nya percaya.

"Hiksss hikss pa Eayza takut, kayaknya Eayzi abis ma-mabuk hikss makanya marah marah terus sama Eayza" kata Eayza dengan isakan tangis kecil.

"Lo ya," Belum selesai berbicara tangan Eayzi sudah di tarik dengan paksa oleh papa.

"Dasar anak ga berguna" teriak papa marah, dengan langkah yang terus menggeret Eayza.

"Pa. Papa dengerin Eayzi dulu"

"Pa maapin Eayzi, aku ga salah. Semua yang di ucapan Eayza itu ga bener" Mata Eayza berkaca kaca menatap pancaran kilatan marah dari manik mata papa.

Kini Eayzi di bawah ke gudang.

"Kamu itu udah salah tetap aja ga mau ngaku, mau jadi apa kamu. Perempuan keluyuran terus dan pulang basah basah dalam keadaan mabuk. Mau jadi pelacur kamu" bentak papa kuat, dan mendorong Eayzi ke tembok.

Kepala Eayzi terbentur kuat di tembok. Eayzi terjatuh dan memegangi kepalanya yang terasa berat, penglihatan nya mulai berkunang kunang. Dengan sisa tenaga yang ada ia bangun dengan pelan "Apa karena aku bodoh, mangkanya papa ga pernah bisa percaya sama aku" tanyanya.

"Kamu itu ga cuma bodoh, kamu pembawa sial, kamu cuma bisa buat saya malu, dasar anak ga berguna." Teriak papa dengan lantang.

"Pa maapin Eayzi hiksss, Eayzi janji semester ini Eayzi bakal dapetin peringkat satu. Dan papa juga harus janji akan memperlakukan aku sama seperti papa memperlakukan Eayza" Eayzi bersujud di lutut kaki papa nya, dengan air mata yang terus mengalir.

Eayzi [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang